

Market Analysis
Dalam dunia trading, istilah retest sering digunakan oleh trader untuk menggambarkan kondisi di mana harga kembali menguji level support atau resistance yang telah ditembus. Retest adalah salah satu strategi populer yang digunakan untuk memastikan validitas breakout, sehingga trader dapat masuk posisi dengan lebih percaya diri. Namun, seperti strategi lainnya, retest memiliki kelebihan dan kelemahan yang perlu dipahami dengan baik.
Artikel ini akan membahas secara lengkap pengertian, bagaimana cara kerjanya serta kelebihan dan kelemahan retest
Bagaimana Cara Kerja Retest dalam Trading?
Retest bekerja berdasarkan prinsip bahwa support atau resistance yang ditembus cenderung berubah fungsi:
1. Memahami Breakout Terlebih Dahulu
Sebelum retest terjadi, biasanya ada breakout harga menembus level support atau resistance kunci. Breakout ini memicu momentum baru karena banyak trader membuka posisi berdasarkan penembusan tersebut.
2. Fase Retest: Kunci Konfirmasi
Setelah breakout:
Pembalikan Sementara
Harga sering “bernafas” kembali ke level yang baru saja ditembus (level support jadi resistance, atau sebaliknya).
Pengujian Level
Saat harga menyentuh ulang level itu, pasar sedang menguji apakah breakout valid apakah ada pembeli yang siap mendukung harga naik (atau penjual yang siap mendukung harga turun).
Intinya: Retest adalah momen konfirmasi apakah level itu sekarang akan menahan sebagai zona support/resistance baru.
3. Sinyal Entry pada Retest
Trader yang menunggu retest biasanya mengamati:
-
Price Action: Pola candlestick reversal di dekat level (pin bar, engulfing).
-
Volume: Volume relatif tinggi saat menyentuh ulang level, menandakan partisipasi kuat.
-
Indikator Pendukung: Oscillator (RSI/Stochastic) menunjukkan kondisi jenuh jual/beli yang mendukung arah breakout.
Contoh Entry:
-
Breakout resistance di 1.2000 → harga naik ke 1.2000 lagi → muncul pin bar bullish → buy di dekat 1.2000.
4. Penempatan Stop Loss & Target
-
Stop Loss: Ditempatkan di balik level retest. Misalnya, sedikit di bawah 1.2000 jika retest pada resistance.
-
Take Profit: Berdasar rasio risk-to-reward (misal 1:2) atau menggunakan level resistance berikutnya sebagai target.
5. Manajemen Risiko & Ukuran Posisi
-
Ukuran Posisi: Batasi risk per trade (misal 1–2% dari akun).
-
Trailing Stop: Bisa dipakai untuk mengamankan profit saat harga bergerak sesuai harapan.
Kelebihan Melakukan Retest dalam Trading
1. Konfirmasi Validitas Breakout
-
Retest membantu trader memastikan bahwa breakout bukan fake breakout.
-
Jika harga berhasil memantul dari area retest, ini menunjukkan bahwa level support atau resistance yang ditembus valid.
2. Entry dengan Risiko Lebih Kecil
-
Dengan retest, Anda bisa menempatkan stop loss yang lebih dekat dari level entry.
-
Risiko menjadi lebih kecil dibandingkan jika Anda langsung entry saat breakout terjadi.
3. Potensi Profit Lebih Besar
-
Karena entry dilakukan di area support atau resistance, potensi profit lebih besar.
-
Dengan stop loss yang lebih kecil, risk-to-reward ratio menjadi lebih baik.
4. Bisa Digunakan di Berbagai Time Frame
-
Strategi retest dapat diterapkan di time frame rendah (M15, M30) hingga time frame tinggi (H4, Daily).
-
Semakin tinggi time frame, semakin kuat validitas retest.
5. Mudah Dipadukan dengan Indikator Teknis
-
Retest bisa dikombinasikan dengan indikator teknikal seperti RSI, Moving Average, atau Fibonacci untuk memberikan sinyal yang lebih kuat.
Kelemahan Melakukan Retest dalam Trading
Meskipun retest adalah strategi yang kuat, ada beberapa kelemahan yang perlu Anda waspadai:
1. Tidak Selalu Terjadi
-
Tidak semua breakout akan diikuti oleh retest.
-
Jika Anda hanya menunggu retest, Anda bisa kehilangan peluang trading.
2. Retest Palsu (False Retest)
-
Harga bisa terlihat melakukan retest, tetapi kemudian terus bergerak melawan posisi yang Anda ambil.
-
False retest sering terjadi pada kondisi pasar yang volatil.
3. Membutuhkan Kesabaran
-
Trader harus bersabar menunggu harga melakukan retest.
-
Ini bisa menjadi masalah bagi trader yang tidak disiplin dan suka terburu-buru masuk posisi.
4. Risiko Terjebak Fake Breakout
-
Jika retest terjadi setelah fake breakout, harga bisa kembali ke area sebelumnya.
-
Penting untuk selalu menggunakan stop loss untuk menghindari kerugian besar.
5. Perlu Konfirmasi Tambahan
-
Retest yang valid sering kali membutuhkan konfirmasi tambahan, seperti candle reversal (pin bar, engulfing) atau volume tinggi.
Strategi Trading Menggunakan Retest yang Efektif
Untuk memanfaatkan retest dengan lebih baik, berikut adalah beberapa strategi trading yang bisa Anda terapkan:
1. Retest pada Breakout Support dan Resistance
-
Identifikasi level support dan resistance utama di time frame H4 atau Daily.
-
Tunggu harga menembus level tersebut (breakout).
-
Tunggu harga kembali melakukan retest di level yang ditembus.
-
Entry buy di area support atau entry sell di area resistance.
-
Gunakan stop loss di bawah support (untuk buy) atau di atas resistance (untuk sell).
Contoh Praktis:
-
EUR/USD menembus resistance di 1.1000 (breakout).
-
Harga kembali turun ke 1.1000 (retest).
-
Entry buy di 1.1000 dengan stop loss di 1.0980.
-
Target profit di 1.1050.
2. Retest dengan Konfirmasi Candlestick
-
Gunakan konfirmasi candlestick seperti pin bar, engulfing, atau inside bar untuk memastikan validitas retest.
-
Retest yang disertai dengan candlestick reversal biasanya lebih valid.
Contoh Praktis:
-
Harga GBP/USD melakukan retest di support 1.2500.
-
Terbentuk candle pin bar bullish.
-
Entry buy di 1.2520 dengan stop loss di bawah low pin bar.
-
Target profit di resistance berikutnya.
3. Retest dengan Indikator Fibonacci
-
Gunakan Fibonacci Retracement untuk menentukan area retest yang potensial.
-
Area retest biasanya berada di level 38,2%, 50%, atau 61,8% Fibonacci.
Contoh Praktis:
-
Harga EUR/USD naik dari 1.1000 ke 1.1200.
-
Anda menarik Fibonacci dari 1.1000 ke 1.1200.
-
Harga kembali turun dan melakukan retest di level 50% Fibonacci (1.1100).
-
Entry buy di 1.1100 dengan stop loss di 1.1050.
Tips Praktis Menggunakan Retest dalam Trading
-
Gunakan Time Frame Lebih Tinggi: Retest pada H4 atau Daily lebih kuat daripada di time frame rendah.
-
Tunggu Konfirmasi Candle Reversal: Jangan langsung entry tanpa konfirmasi.
-
Perhatikan Volume Trading: Retest dengan volume tinggi biasanya lebih valid.
-
Gunakan Stop Loss dengan Bijak: Tempatkan stop loss di bawah support (untuk buy) atau di atas resistance (untuk sell).
-
Latihan dengan Akun Demo: Sebelum menggunakan strategi retest di akun real, uji terlebih dahulu di akun demo.
Contoh Praktis Trading dengan Retest
Skenario:
-
Pair: EUR/USD
-
Time Frame: H4
-
Level Resistance: 1.1000
-
Harga menembus 1.1000 dan naik ke 1.1050.
-
Harga kembali turun ke 1.1000 (retest).
Setup Trading:
-
Entry buy di 1.1000 (retest).
-
Stop loss di 1.0980 (20 pips).
-
Target profit di 1.1100 (100 pips).
Retest sebagai Strategi Trading yang Efektif
Retest adalah strategi trading yang sangat kuat jika digunakan dengan benar. Dengan retest, Anda bisa masuk posisi dengan risiko lebih kecil dan potensi profit lebih besar. Namun, seperti strategi lainnya, retest juga memiliki kelemahan yang perlu diwaspadai.
Checklist Menggunakan Retest dengan Efektif:
-
Gunakan retest pada level support dan resistance yang kuat.
-
Tunggu konfirmasi candle reversal atau indikator teknikal.
-
Gunakan stop loss dan target profit dengan rasio risk-to-reward yang positif.
-
Jangan terburu-buru masuk posisi tanpa konfirmasi.
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!