English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Dasar & Cara Menentukan Support dan Resistance untuk Trader Pemula
Beladdina Annisa · 22.8K Views

Dalam dunia trading, memahami arah pergerakan harga bukan hanya soal menebak-nebak. Anda butuh alat bantu yang bisa meminimalkan risiko dan mengoptimalkan peluang. Salah satu dasar analisis teknikal yang wajib dipahami oleh setiap trader, terutama pemula, adalah konsep support dan resistance.

Support dan resistance bukan sekadar garis horizontal di chart, tetapi merepresentasikan psikologi pasar, area-area penting di mana harga seringkali berbalik arah atau mengalami konsolidasi. 

Apa itu Support dan Resistance?

Support adalah level harga terendah dalam periode tertentu di mana tekanan beli (demand) diperkirakan cukup kuat untuk menghentikan penurunan harga lebih lanjut. Bayangkan support seperti lantai yang menahan kaki meja agar tidak jatuh ke bawah.

Sebaliknya, resistance adalah level harga tertinggi dalam periode tertentu di mana tekanan jual (supply) diperkirakan cukup besar untuk menghentikan kenaikan harga. Anggap saja resistance sebagai langit-langit yang menghentikan balon agar tidak terbang lebih tinggi.

Namun, support dan resistance bukan angka pasti. Keduanya lebih merupakan zona harga, karena sentimen pasar bisa sedikit melewati atau mendekati level tersebut sebelum akhirnya bereaksi.

Fungsi Support dan Resistance

Support dan resistance bukan hanya garis dekoratif di chart. Mereka memiliki berbagai fungsi penting dalam aktivitas trading:

1. Mengidentifikasi Level Support

Level support adalah area di mana permintaan (demand) cenderung meningkat dan menahan harga agar tidak turun lebih dalam. 

Saat harga mendekati level ini, banyak trader dan investor melihatnya sebagai momen “diskon” dan mulai membeli, sehingga terbentuk dasar (floor) yang mencegah harga terus jatuh. Fungsi utamanya adalah membantu trader mengenali titik potensial untuk melakukan entry buy atau menutup posisi short.

2. Mengidentifikasi Level Resistance

Level resistance merupakan zona di mana penawaran (supply) melimpah dan cenderung menahan kenaikan harga. 

Ketika harga menanjak menuju area ini, banyak pelaku pasar mengambil profit atau membuka posisi short, sehingga terbentuk atap (ceiling) yang menghambat pergerakan naik lebih lanjut. Dengan mengetahui level resistance, trader dapat merencanakan exit bagi posisi buy atau entry untuk posisi sell.

3. Menentukan Titik Entry dan Exit

Support dan resistance memandu trader dalam memilih momen masuk dan keluar pasar yang lebih terukur. Entry buy terbaik sering ditempatkan dekat support, di mana risiko penurunan terbatas oleh zona demand. 

Sebaliknya, entry sell ideal dilakukan dekat resistance, memanfaatkan tekanan jual yang biasanya muncul di sana. Untuk exit, support menjadi target take profit bagi posisi sell, sedangkan resistance menjadi target bagi posisi buy.

4. Menetapkan Stop Loss & Take Profit

Fungsi penting lainnya adalah sebagai acuan manajemen risiko. Stop loss buy ditempatkan sedikit di bawah level support untuk membatasi kerugian jika harga benar-benar menembus ke bawah. 

Sebaliknya, stop loss sell diletakkan di atas resistance. Target take profit dapat diatur di level resistance (untuk buy) atau support (untuk sell), sehingga rasio risiko-imbalan dapat dihitung dengan lebih akurat.

2.CTA Banner_SWAP Promo

5. Konfirmasi Tren & Momentum

Support dan resistance membantu memvalidasi kekuatan tren. Dalam tren naik, support yang menahan retracement mengonfirmasi keberlanjutan tren bullish. Dalam tren turun, resistance yang mencegah rally menegaskan bias bearish. Jika support dan resistance teruji berulang kali tanpa ditembus, hal ini mengindikasikan momentum tren relatif lemah dan potensi konsolidasi.

6. Breakout & Reversal

Ketika harga berhasil menembus resistance dengan volume tinggi, ini mengkonfirmasi validitas breakout dan menandakan potensi kelanjutan kenaikan. 

Sebaliknya, penembusan support yang diikuti aksi jual besar menegaskan breakdown dan kemungkinan pergerakan turun lebih lanjut. Breakout palsu (false breakout) sering terjadi jika support atau resistance ditembus dengan volume rendah, sehingga trader perlu memantau konfirmasi volume dan candle close.

7. Menganalisis Psikologi dan Sentimen Pasar

Level support dan resistance bukan sekadar angka teknis, melainkan mencerminkan psikologi pasar. Zona–zona ini menunjukkan di mana mayoritas pelaku pasar merasa harga “terlalu murah” (support) atau “terlalu mahal” (resistance). 

Dengan memahami aspek psikologis ini, trader dapat menangkap sinyal pembalikan yang lebih halus dan mengantisipasi reaksi kolektif pasar di level–level krusial.

Jenis-Jenis Support dan Resistance

image.png

Agar Anda makin paham, support dan resistance memiliki beberapa jenis yang digunakan dalam situasi berbeda:

1. Horizontal Support dan Resistance

Horizontal support adalah area harga di mana permintaan historis tercatat kuat sehingga harga cenderung berbalik naik ketika mendekatinya. Kebalikannya, horizontal resistance adalah zona harga di mana penawaran historis melimpah sehingga harga seringkali berbalik turun saat mencapainya. Level‐level ini digambar sebagai garis lurus pada harga tertinggi atau terendah sebelumnya yang teruji berulang.

2. Trendline Support dan Resistance

Trendline support dibuat dengan menghubungkan dua atau lebih titik rendah yang semakin tinggi dalam tren naik, membentuk garis miring ke atas yang menopang pergerakan harga. Trendline resistance di sisi lain menghubungkan dua atau lebih titik tinggi yang semakin rendah dalam tren turun, membentuk garis miring ke bawah sebagai penghambat kenaikan harga. Perpotongan harga dengan trendline ini menjadi sinyal penting pembalikan atau kelanjutan tren.

3. Moving Average Support dan Resistance

Garis moving average (MA), seperti MA 50 atau MA 200, berfungsi sebagai support dinamis dalam tren naik dan resistance dinamis dalam tren turun. Harga yang menyentuh MA di tren naik kerap memantul kembali, sedangkan dalam tren turun MA sering menahan reli harga. Level MA juga populer digunakan untuk menetapkan stop loss atau titik take profit.

4. Level Fibonacci Retracement

Fibonacci retracement memanfaatkan rasio 23,6 %, 38,2 %, 50 %, 61,8 %, dan 78,6 % untuk menentukan level support dan resistance potensial berdasarkan tinggi‐rendah range sebelumnya. Trader menganggap bahwa harga cenderung berbalik atau memantul di sekitar level‐level ini, sehingga sering dipakai untuk entry dan exit dengan konfirmasi sinyal tambahan.

5. Pivot Point Levels

Pivot point dihitung dari harga tinggi, rendah, dan penutupan periode sebelumnya untuk menghasilkan satu level pivot utama (P) serta tiga level support (S1, S2, S3) dan tiga level resistance (R1, R2, R3). Level‐level ini banyak digunakan oleh trader intraday sebagai patokan entry, exit, dan target profit karena mudah dihitung dan teruji secara historis.

Baca juga: Indikator On Balance Volume: Panduan untuk Menginterpretasi Volume

6. Psychological Round Numbers

image.png

Angka bulat seperti 1.200 pada EUR/USD atau 100.00 pada indeks saham sering kali berfungsi sebagai support atau resistance psikologis. Pelaku pasar cenderung menempatkan order di level bulat karena lebih mudah diingat, sehingga aksi beli atau jual sering terkonsentrasi di angka‐angka ini dan mempengaruhi arah harga jangka pendek.

7. Volume‐Based Support dan Resistance

Area dengan volume perdagangan tinggi di masa lampau ditunjukkan oleh Volume Profile atau Volume at Price menjadi zona support atau resistance karena banyaknya order yang tereksekusi di harga tersebut. Saat harga mendekati area high volume node, kemungkinan besar akan berhenti atau berbalik arah karena likuiditas yang padat.

8. Channel Support dan Resistance

Channel dibentuk oleh dua garis paralel yang menghubungkan puncak‐puncak dan lembah‐lembah harga. Garis bawah berfungsi sebagai support dinamis, sedangkan garis atas menjadi resistance dinamis. Harga yang bergerak di dalam channel menawarkan peluang entry di support channel dan exit di resistance channel.

Apa Rumus untuk Support dan Resistance?

Secara umum, support dan resistance bisa ditentukan secara visual dari chart. Namun, beberapa pendekatan matematis juga bisa digunakan, khususnya dalam Pivot Point, yang populer di kalangan day trader.

Rumus Pivot Point:

Pivot Point (PP) = (High + Low + Close) / 3

Setelah menghitung PP, Anda bisa menentukan support dan resistance:

  • Resistance 1 (R1) = (2 × PP) – Low

  • Support 1 (S1) = (2 × PP) – High

  • Resistance 2 (R2) = PP + (High – Low)

  • Support 2 (S2) = PP – (High – Low)

Rumus ini digunakan untuk menentukan area prediksi harga pada hari berikutnya, terutama untuk intraday trading.

Baca juga: Cara Menggunakan Parabolic SAR untuk Entry dan Exit Market

Strategi Trading Menggunakan Support dan Resistance

image.png

Setelah tahu definisi dan cara menghitungnya, saatnya kita bahas strategi trading yang bisa Anda terapkan menggunakan support dan resistance:

1. Bounce Trading

Strategi ini digunakan saat harga mendekati area support atau resistance dan kemudian memantul (bounce). Jika harga memantul dari support, Anda bisa membuka posisi buy. Jika memantul dari resistance, buka posisi sell.

Tips:
Konfirmasi bounce dengan candlestick pattern seperti hammer, shooting star, atau doji akan meningkatkan akurasi.

2. Breakout Trading

Breakout terjadi saat harga menembus level support atau resistance. Strategi ini cocok untuk trader yang ingin menangkap pergerakan harga besar setelah breakout.

Tips:
Tunggu konfirmasi breakout dengan volume besar dan candle penutup yang solid. Hindari false breakout.

3. Support jadi Resistance (dan sebaliknya)

Ketika support ditembus, seringkali level itu berubah fungsi menjadi resistance. Begitu pula sebaliknya. Inilah yang disebut sebagai role reversal.

Contoh:
Harga menembus support di 1.1000 → harga naik lagi → level 1.1000 kini menjadi resistance baru.

4. Confluence Area

Ketika support/resistance bertemu dengan indikator teknikal lain (misalnya Fibonacci atau MA), maka area tersebut jadi lebih kuat. Inilah yang disebut area confluence dan biasanya lebih dipercaya trader profesional.

Contoh Support dan Resistance

image.png

Agar lebih mudah dipahami, mari kita lihat contoh penggunaan support dan resistance dalam chart harian pasangan mata uang EUR/USD:

Contoh 1: Horizontal Support & Resistance

  • Support kuat terlihat di area 1.0800, karena harga beberapa kali memantul dari titik ini.

  • Resistance berada di 1.1000, di mana harga selalu gagal menembusnya setelah beberapa kali mencoba.

Contoh 2: Breakout Resistance

  • Setelah tiga kali gagal menembus 1.1000, EUR/USD akhirnya menembus level ini dengan volume besar.

  • Harga kemudian naik tajam hingga 1.1200.

Contoh 3: Dynamic Support dari MA50

  • Saat harga mengalami koreksi dalam tren naik, harga berkali-kali menyentuh garis MA50 dan memantul naik kembali. MA50 bertindak sebagai dynamic support.

Contoh 4: Fibonacci Retracement

  • Dalam tren naik, retracement ke level 0.618 Fibonacci menjadi titik support kuat sebelum harga melanjutkan tren naik.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here