English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
Русский язык
اللغة العربية
zu-ZA
0
Market AnalysisMarket Analysis

Market Analysis

Crypto Crash Oktober 2025 vs Rumor Alt Season Segera Tiba?

Beladdina Annisa · 158.2K Views

Pasar kripto crash pada Oktober 2025 menghadirkan pukulan telak, banyak yang memasang posisi long berdasarkan rumor bahwa alt season akan segera tiba terutama setelah harga BTC mencapai ATH di USD 125.000 melebihi dari prediksi USD 120.000. 

Namun tepat pada 14 Oktober, pasar mengalami crash besar dengan likuidasi sekitar USD 19 miliar secara global. Di tengah tekanan itu muncul kabar tragis dari seorang “influencer kripto” Ukraina bernama Konstantin Galish ditemukan meninggal di dalam Lamborghini-nya. 

Kita akan membahas apa itu alt season, mengapa rumor alt season kini meleset, dan bagaimana trader sebaiknya bersikap hati-hati di pasar yang sedang rapuh.

Apa itu Alt Season?

image.png

Alt season adalah periode ketika altcoin (selain Bitcoin) secara relatif mengungguli BTC, artinya banyak altcoin naik lebih tajam dibandingkan Bitcoin sendiri. 

Indikator populer untuk mengukur fenomena ini adalah Alt Season Index metrik yang melihat rasio performa alt terhadap BTC dalam kurun waktu tertentu. Sumber Alt Season Index bisa dilihat di situs seperti Blockchain Center. 

Beberapa trader menganggap kabar bahwa alt season sudah dekat ketika BTC terus menembus harga tinggi, sementara kapital pasar alt naik signifikan. Namun ada beberapa faktornya:

  • Alt season biasanya mengikuti momentum bullish jangka panjang dan likuiditas tinggi.
  • Jika pasar lebih banyak tekanan dan likuidasi, alt coin cenderung terseret lebih parah daripada BTC.
  • Rumor alt season bisa menciptakan ekspektasi berlebihan dan posisi long berlebih risiko crash besar jika pasar berbalik.

Apa yang Terjadi Saat Crash & Likuidasi Besar?

image.png

Pada 10–11 Oktober 2025, pasar kripto mencatat likuidasi terbesar dalam sejarah: lebih dari USD 19 miliar dana margin hilang akibat tekanan jual mendadak. Dikutip dari berita Reuters, Bitcoin jatuh lebih dari 14%, sedangkan altcoins merosot lebih parah.

Kegelisahan menguat ketika berita muncul bahwa Konstantin Galish, seorang influencer kripto dan CEO yang aktif memberikan konten trading, ditemukan meninggal di dalam mobil Lamborghini-nya di Ukraina. Publikasi ini memicu spekulasi dan ketakutan tambahan, memperparah pergerakan pasar.

Apakah kematian Galish akibat pengaruh pasar? Mungkin secara psikologis, ketika figur publik sangat dikenal memberi prediksi agresif, kematian mengejutkan tentu memicu kepanikan. Tapi tidak ada bukti kuat yang menghubungkannya langsung sebagai pemicu terjadinya market crash. 

Hubungan antara influences kripto dan aksi pasar memang nyata tetapi pasar kripto dibentuk oleh banyak faktor besar: likuiditas global, kebijakan moneter, regulasi, dan leverage yang digunakan trader.

Edukasi & Sinyal Risiko Penting untuk Trader

image.png

Berikut panduan edukatif dan sinyal bahaya yang wajib diperhatikan agar tidak terjebak euforia seperti pada momen tersebut:

1. Jangan Ikut Hanya karena Rumor

Salah satu pemicu ledakan posisi long menjelang crash adalah narasi optimistis dari influences kripto di media sosial. Banyak konten kreator memprediksi alt season besar, bahkan mengklaim Bitcoin akan menuju USD 150K tanpa koreksi besar.

Namun, trader profesional tahu bahwa market tidak bergerak berdasarkan opini, tetapi berdasarkan likuiditas dan sentimen global. Beberapa langkah praktis untuk menghindari efek FOMO:

  • Cek sumber berita. Jangan langsung percaya konten viral tanpa verifikasi data.
  • Lihat korelasi antara volume perdagangan dan kenaikan harga; kenaikan tanpa volume kuat biasanya tanda manipulasi.
  • Hindari membuka posisi besar hanya karena figur publik atau komunitas sedang euforia.

Tragedi Konstantin Galish, influencer Ukraina yang meninggal dunia saat market crash, menjadi simbol betapa tekanan psikologis dan ekspektasi berlebih bisa berujung fatal, baik secara finansial maupun emosional.

spread rendah mulai dari 0.0

2. Pantau Alt Season Index

Banyak yang salah mengartikan “alt season” hanya karena harga altcoin naik bersamaan.

Padahal, alt season sejati adalah ketika setidaknya 75% dari top 50 altcoin outperform BTC selama 90 hari terakhir.

Kondisi ini bisa dicek secara objektif melalui Alt Season Index dari Blockchain Center.

Gunakan indikator ini sebagai “peta cuaca” kripto:

  • Nilai >75 = dominasi altcoin → potensi alt season.
  • Nilai <25 = dominasi Bitcoin → belum waktunya alt.
  • Nilai di antara 25–75 = pasar masih mixed phase (belum konfirmasi arah).

Jangan entry hanya karena grafik alt terlihat “hijau”. Pastikan data indeks mendukung sebelum menempatkan posisi besar.

3. Fokus pada Likuiditas & Leverage

Crash besar sering dipicu oleh margin calls dan eksekusi otomatis. Trader yang memegang posisi dengan leverage besar sangat rentan terhadap likuidasi cepat.

Trader bisa gunakan leverage maksimal 1:3 atau 1:5, dan selalu siapkan stop loss. Jangan memegang posisi besar di tengah volatilitas ekstrem.

4. Perhatikan Faktor Makro & Likuiditas Global

Crash besar sering berawal dari tekanan makroekonomi, bukan dari teknikal semata.
Pada Oktober 2025, data inflasi AS dan sinyal pengetatan kebijakan The Fed membuat investor besar menarik dana dari aset berisiko seperti kripto.

Trader perlu memahami bahwa pasar kripto sangat berkorelasi dengan sentimen global, terutama likuiditas dolar.

5. Risiko Emosional dan Kontrol Psikologi

image.png

Pasar crash Oktober 2025 memperlihatkan bahwa market stress bukan hanya soal uang, tapi juga soal mental.Kematian Konstantin Galish menjadi pengingat keras bahwa tekanan di dunia trading bisa berbahaya jika tidak dikelola dengan baik.

Tips menjaga kesehatan mental saat volatilitas ekstrem:

  • Jangan memantau harga setiap detik; gunakan alarm harga otomatis.
  • Tentukan batas kerugian maksimal harian (misalnya -3% modal).
  • Catat semua keputusan trading dalam jurnal untuk evaluasi objektif.
  • Jangan menganggap trading sebagai adu nasib, anggap sebagai bisnis dengan risiko yang bisa diukur.

6. Gunakan Data, Bukan Opini: Backtest & Statistik

Daripada mengikuti opini komunitas, lakukan analisis berbasis data:

  • Gunakan backtesting terhadap strategi sebelum diterapkan di pasar nyata.
  • Catat hasil trading dalam jurnal trading harian untuk mengukur performa objektif.
  • Evaluasi metrik seperti win rate, risk/reward ratio, dan expectancy.

Saat Pasar Kripto Tak Stabil, Alihkan Fokus ke Forex

Pasar kripto memang lebih volatil dibandingkan forex, jika Anda ingin mencoba instrumen lain dengan volatilitas lebih rendah maka forex bisa menjadi salah satu pilihan. Di forex, Anda bisa:

  • Trading 24 jam di 3 sesi utama dunia (Asia, Eropa, Amerika).
  • Memanfaatkan analisis teknikal dan fundamental yang lebih terukur.
  • Menggunakan leverage fleksibel tanpa volatilitas ekstrem seperti kripto.

Anda bisa memulai dari akun demo untuk memahami strategi dan manajemen risiko sebelum ke akun live. Pelajari cara membaca pair seperti EUR/USD atau USD/JPY, dan rasakan perbedaan stabilitasnya dibanding altcoin.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

 

Need Help?
Click Here