English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Saham Perbankan Besar Anjlok Usai "Ditinggal" Asing, Apa Sebabnya?
Kompas · 27.8K Views

JAKARTA, KOMPAS.com - Saham perbankan dengan kapitalisasi pasar yang besar rontok pada perdagangan awal pekan ini. 

Research Analyst Infovesta Kapital Advisori Arjun Ajwani mengatakan, anjloknya saham perbankan dengan kapitalisasi besar disebabkan oleh derasnya arus investasi asing yang keluar dari pasar saham.

Adapun, kebanyakan dari investor asing memegang saham-saham perbankan besar dan emiten blue chip lain.

"Jadi kalau mengalihkan dana jelas jualnya dari kepemilikan mereka dari saham-saham perbankan tersebut," kata dia kepada Kompas.com, Selasa (3/6/2025).

Ia menambahkan, aksi tersebut merupakan kombinasi faktor kenaikan tensi tarif antara China-Amerikat Serikat (AS) dan risiko kenaikan tarif secara umum.

"Serta jebloknya posisi neraca perdagangan domestik," imbuh dia.

Arjun melihat, faktor-faktor tersebut kemudian membuat aliran keluar (outflow) modal asing dari rupiah.

Selain itu, jebloknya saham perbankan juga lantaran adanya tekanan dari impor yang naik jauh di atas perkiraan pasar serta jebloknya neraca dagang jauh di bawah ekspektasi pasar.

"Membuat panik di pasar sehingga asing keluar dan itu berdampak negatif terhadap pergerakan harga saham perbankan yang merosot akibat keluarnya asing secara deras," terang dia.

Arjun menjabarkan, hal itu terlihat dari pergerakan empat besar saham perbankan.

"BRIS mengalami net sell asing yang cukup deras pada perdagangan kemarin 2 Juni 2025, dan ini sejalan dengan jebloknya harga saham mereka," tutup dia.

Berdasakan pantauan Kompas.com, pada perdagangan Senin kemarin saham-saham perbankan besar turun, seperti Bank Central Asia (BBCA) turun 3,19 persen ke level 9.100.

Sementara, Bank Rakyat Indonesia (BBRI) turun 5,62 persen ke level 4.200. Kemudian, saham Bank Mandiri (BMRI) turun 4,25 persen ke level 5.075.

Need Help?
Click Here