

Market Analysis
Bloomberg, Bursa saham Asia diperkirakan akan dibuka positif pada perdagangan Selasa (03/06/2025), setelah reli saham teknologi besar mendorong indeks saham AS naik. Di sisi lain, harga obligasi menurun dan nilai dolar AS merosot ke level terendah sejak 2023.
Kontrak berjangka menunjukkan potensi penguatan signifikan pada indeks saham di Tokyo, Hong Kong, dan Sydney, menyusul kenaikan 0,4% pada indeks S&P 500 di awal bulan yang secara historis dikenal sebagai salah satu periode paling tenang dalam hal kenaikan pasar. Saham Nvidia Corp memimpin reli lebih dari 1,5% pada indeks chipmaker, sementara saham baja dan aluminium AS melonjak setelah Donald Trump berjanji akan menggandakan tarif impor terhadap kedua logam tersebut.
Obligasi pemerintah AS bertenor panjang mengalami kinerja yang lebih buruk, dengan selisih imbal hasil antara obligasi lima tahun dan 30 tahun mendekati posisi yang terakhir kali ditutup pada 2021. Harga minyak berlanjut naik pada Selasa pagi, sementara harga emas stabil setelah mencatatkan lonjakan harian terbesar dalam empat minggu terakhir.
Pelaku pasar di Wall Street juga mencermati dinamika terbaru dalam perang dagang. Pemerintah AS memutuskan untuk memperpanjang pengecualian tarif pasal 301 terhadap sejumlah produk asal China hingga 31 Agustus, menurut pemberitahuan dari Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS. Gedung Putih menyebut Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping “kemungkinan besar” akan berbicara pekan ini.

Kementerian Perdagangan China pada Senin (02/06/2025) malam mengeluarkan pernyataan yang mengecam klaim Presiden AS bahwa Beijing telah melanggar kesepakatan yang dicapai di Jenewa bulan lalu. Ketegangan ini dikhawatirkan semakin memperburuk hubungan dagang kedua negara.
Sementara itu, negosiator perdagangan utama Jepang, Ryosei Akazawa, mempertimbangkan untuk kembali ke AS dalam waktu dekat guna melanjutkan putaran negosiasi, di tengah ekspektasi tercapainya kesepakatan pada bulan ini.
“Kami masih memperkirakan volatilitas pasar akan berlanjut seiring investor mencermati berita tarif terbaru dan data ekonomi AS yang masuk. Kekhawatiran fiskal masih tinggi, ditambah dengan memanasnya ketegangan geopolitik,” ujar Ulrike Hoffmann-Burchardi dari UBS Global Wealth Management.
Dari medan konflik, Rusia dan Ukraina menyelesaikan putaran kedua pembicaraan di Istanbul. Meski belum menghasilkan terobosan untuk mengakhiri perang, kedua pihak sepakat membuka jalan bagi pertukaran tahanan berikutnya.
Sementara itu, Gubernur bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell ikut berbicara di hadapan publik, namun tidak memberikan komentar terkait arah kebijakan suku bunga ke depan.