

Market Analysis
Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) akan merilis laporan inflasi Mei 2025 dan laporan neraca perdagangan Indonesia pada saat bersamaan siang hari ini, Senin (2/6/2025).
Ini merupakan kali pertama badan independen tersebut melakukannya. Sebelum ini, BPS selalu menggelar pengumuman data inflasi dan data ekspor impor secara terpisah setiap bulannya. Data inflasi dilaporkan setiap awal bulan, sementara data ekspor impor pada pertengahan bulan.
Menyitir situs resmi, BPS menjelaskan bahwa data ekspor dan impor yang dirilis pada tengah bulan merupakan angka sementara. Ke depan, BPS tak akan lagi memberikan data sementara, melainkan angka tetap.
"Dalam rangka meningkatkan kualitas data, BPS akan merilis angka tetap perkembangan ekspor dan impor di setiap awal bulan," sebagaimana dikutip melalui situs resmi BPS, dikutip Kamis (15/5/2025).
"Sebagai bentuk komitmen BPS untuk menghadirkan data yang berkualitas, BPS tidak lagi merilis angka sementara perkembangan ekspor impor yang biasanya dikeluarkan setiap tengah bulan."
Plt Kepala Biro Humas dan Hukum BPS Melly Merlianasari mengatakan selama ini ternyata masih ada di antara para pengguna yang tidak mengetahui bahwa angka ekspor impor yang dirilis pada tengah bulan adalah angka sementara.
"Agar angka yang menjadi rujukan adalah angka tetap ekspor dan impor, maka mulai saat ini BPS hanya akan merilis angka tetap untuk ekspor impor. Oleh karenanya, angka tetap ekspor impor akan dirilis pada setiap awal bulan," ujar Melly kepada Bloomberg Technoz, Kamis (15/5/2025).
Selain itu, sekitar 30 provinsi selama ini melakukan rilis ekspor impor pada awal bulan setelah perolehan angka tetap. Sehingga, dengan penggeseran waktu rilis ekspor impor nasional menjadi awal bulan, maka waktu rilis ekspor impor seluruh provinsi dapat dilakukan secara bersamaan.
"Dengan demikian, pengguna data langsung memperoleh angka tetap kinerja ekspor dan impor nasional dan provinsi dalam waktu bersamaan untuk dimanfaatkan lebih lanjut," ujarnya.
Saat ditanya alasan mengapa momentum perubahan jadwal dilakukan pada bulan ini dengan waktu yang mendadak, Melly hanya mengatakan upaya ini murni dilakukan untuk peningkatan kualitas data.
Salah satu lembaga penyedia data ekspor dan impor, Seair Exim Solutions, mengatakan pemanfaatan data ekspor dan impor berguna bagi pelaku usaha untuk memberikan wawasan, meningkatkan proses pengambilan keputusan dan mendorong pertumbuhan bisnis.
Data ekspor dan impor juga dinilai memberikan wawasan tentang aliran barang dan jasa antar-negara, yang dapat digunakan untuk membuat keputusan bisnis hingga mengembangkan kebijakan perdagangan yang efektif.
Ekonom menilai penundaan pengumuman data neraca perdagangan Indonesia hari ini berpotensi memberi sentimen negatif pada investor dan pelaku usaha.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Telisa Aulia Falianty menilai hal itu menimbulkan preseden buruk dan sentimen negatif ke pasar saham. Tak hanya itu, penundaan rilis data ini juga bisa berdampak buruk pada nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dalam jangka pendek.
"Kalau buat ekonom penundaan pengumuman data yang belum pernah terjadi sebelumnya, memang agak kurang bagus persepsinya," jelas Telisa kepada Bloomberg Technoz, Kamis (15/5/2025).
Padahal, kalangan ekonom memproyeksi neraca perdagangan Indonesia akan kembali mencatatkan surplus pada April 2025, meskipun nilainya lebih kecil dibandingkan bulan sebelumnya.