Market Analysis

(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS pada hari Selasa berakhir turun setelah AS menunda tarif 25% untuk barang-barang dari Kanada.

Pelemahan dolar AS berlanjut setelah data lowongan kerja JOLTS AS dan pesanan pabrik AS yang lebih lemah dari perkiraan.

Indeks dolar AS ditutup turun 0,39% pada 108,00.

Lowongan kerja JOLTS AS bulan Desember turun -556.000 menjadi 7,6 juta, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih lemah dari perkiraan 8,0 juta.

Pesanan pabrik AS pada bulan Desember turun -0,9% b/b, lebih rendah dari ekspektasi -0,8% b/b dan penurunan terbesar dalam 6 bulan.

Namun kerugian dolar AS dibatasi seteah komentar Presiden Fed Chicago Goolsbee bersifat agresif untuk kebijakan Fed ketika ia mengatakan Fed harus bertindak hati-hati sebelum memangkas suku bunga.

Selain itu, Presiden Fed San Francisco Daly mengatakan ekonomi AS berada dalam posisi yang baik, dan Fed dapat mengambil waktu sebelum memutuskan suku bunga.

Pasar memperkirakan peluang sebesar 15% untuk pemotongan suku bunga -25 bp pada pertemuan FOMC berikutnya pada tanggal 18-19 Maret.

Malam nanti akan dirilis data ADP Employment Change Januari dan ISM Services PMI Januari yang diindikasikan meningkat.
Juga akan ada pernyataan dari pejabat Fed Barkin, Goolsbee dan Bowman.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS akan bergerak turun dengan meredanya ketegangan perdagangan setelah AS menunda 30 hari pengenaan tarif bagi Kanada. Juga pelemahan data lowongan pekerjaan JOLTS AS menekan dolar AS. Namun jika malam nanti data ADP Employment Change dan ISM Services PMI terealisir meningkat, dan pernyataan pejabat Fed bersifat hawkish bagi kebijakan suku bunga, akan dapat menguatkan dolar AS. Indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 107,61-107,22. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 108,71-109,42.