Market Analysis

(Vibiznews – Forex) Mata uang Euro berakhir turun pada akhir pekan hari Jumat terpicu pelemahan dolar AS dan pelemahan data ekonomi Zona Euro.

Pasangan mata uang EUR/USD berakhir turun 0,31% pada 1.0359.

Kekuatan dolar AS membebani Euro pada hari Jumat.

Selain itu, pelemahan ekonomi Jerman melemahkan euro setelah tingkat pengangguran Jerman bulan Januari secara tak terduga naik ke level tertinggi dalam 4 tahun dan penjualan ritel Jerman bulan Desember menurun.

Penjualan ritel Jerman bulan Desember secara tak terduga turun -1,6% b/b, lebih lemah dari ekspektasi tidak ada perubahan dan penurunan terbesar dalam 2 tahun.

Tingkat pengangguran Jerman bulan Januari secara tak terduga naik +0,1 ke level tertinggi dalam 4 tahun sebesar 6,2%, menunjukkan pasar tenaga kerja yang lebih lemah dari ekspektasi tidak ada perubahan sebesar 6,1%.

Kerugian dalam euro terbatas setelah ekspektasi inflasi 1 tahun Desember ECB meningkat ke level tertinggi dalam 5 bulan, faktor yang agresif bagi kebijakan ECB.

Ekspektasi inflasi 1 tahun Desember ECB meningkat ke level tertinggi dalam 5 bulan sebesar +2,8% dari +2,6% pada bulan November, lebih kuat dari ekspektasi sebesar +2,7%. Ekspektasi inflasi 3 tahun Desember tidak berubah dari bulan November sebesar +2,4%, sesuai dengan ekspektasi.

Swap memperkirakan peluang sebesar 21% untuk pemangkasan suku bunga sebesar -25 bp oleh ECB pada pertemuan kebijakan 6 Maret.

Sore nanti akan dirilis data inflasi Januari zona Euro, yang jika terealisir naik, akan menguatkan mata uang Euro.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya, mata uang Euro akan bergerak lemah terbebani penguatan dolar AS. Namun jika sore nanti data inflasi zona Euro bulan Januari terealisir naik, akan menguatkan mata uang Euro. Pasangan mata uang EUR/USD diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 0.9028-0.7697. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 1.3012-1.5665.