

Market Analysis
Pasar telah lama memperkirakan bahwa kebijakan-kebijakan Donald Trump berpotensi mendorong kenaikan inflasi AS yang biasanya perlu direspons dengan kebijakan moneter ketat. Namun, belum ada petinggi The Fed yang buka suara terkait hal ini, dan hasil rapat FOMC November tidak memberikan banyak petunjuk tambahan.
Sesuai perkiraan konsensus, The Fed kembali menurunkan suku bunga sebesar 25 bp pada rapat minggu lalu. Di saat yang sama, Ketua The Fed Jerome Powell menekankan pentingnya kewaspadaan sebelum melanjutkan siklus rate cut. Ia tidak menyinggung apapun soal Trump Effect.
Powell hanya menegaskan bahwa hasil Pemilu AS tidak berdampak langsung terhadap kebijakan bank sentral dalam jangka pendek. Namun, ia berkomitmen untuk terus mengevaluasi dampak program-program pemerintah terhadap stabilitas inflasi dan lapangan kerja di masa depan.
Karena Powell tidak secara eksplisit membantah spekulasi Trump Effect, ekspektasi rate cut lanjutan The Fed pun berkurang. Michael Feroli dari JPMorgan memperkirakan The Fed tetap memotong suku bunga sebesar 25 bp lagi pada Desember, tetapi rate cut berikutnya mungkin hanya dilaksanakan sekali dalam satu kuartal.
Selain itu, suku bunga terminal The Fed diproyeksikan meningkat. Feroli mengestimasikan siklus rate cut akan berakhir begitu tingkat suku bunga mencapai 3.5%. Hal ini berdampak positif terhadap nilai tukar Dolar AS.
Selama perdagangan sesi Asia hari ini (11/November), Indeks Dolar AS (DXY) naik ke kisaran 105.00, level tertinggi sejak awal Juli.
Pasar Nantikan Rilis Inflasi Terbaru
Selanjutnya, para pelaku pasar memantau rilis data CPI (inflasi konsumen) dan PPI (inflasi produsen) periode Oktober untuk mendapatkan petunjuk tentang arah pergerakan Dolar dalam waktu dekat.
Konsensus memperkirakan CPI AS, baik untuk kelompok barang umum maupun inti, tidak berubah dari pertumbuhan sebelumnya.
Sementara itu, mereka mengharapkan PPI umum mengalami kenaikan ke 0.2% dan PPI Inti naik tipis ke 0.3%.
Meski tidak berdampak terlalu signifikan terhadap kebijakan The Fed maupun Trump pada tahun depan, pertumbuhan inflasi yang melampaui perkiraan berpotensi memengaruhi prospek penurunan suku bunga lanjutan pada Desember.