

Market Analysis
Investasi bukan sekadar menaruh dana di pasar ini soal mengukur seberapa besar potensi keuntungan (return) dan seberapa besar risiko (risk) yang harus kita tanggung. Menghitung keduanya secara akurat adalah fondasi agar strategi investasi menjadi lebih aman dan optimal.
Apa Itu Risk & Return Portofolio?
Sebelum menghitung, mari kita pahami dua konsep fundamental ini:
Return (Pengembalian): Ini adalah keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari investasi selama periode waktu tertentu. Return bisa berasal dari kenaikan harga aset (capital gain) atau pendapatan yang dibagikan (dividen).
Risk (Risiko): Ini adalah probabilitas bahwa hasil investasi aktual akan berbeda dari yang diharapkan. Risiko diukur dari seberapa besar fluktuasi harga suatu aset. Semakin besar fluktuasi, semakin tinggi risikonya. Dalam analisis portofolio, risiko diukur dengan standar deviasi.
Langkah Menghitung Risk & Return Portofolio
Untuk menghitung risk dan return portofolio, kita tidak bisa hanya menjumlahkan rata-rata dari masing-masing aset. Anda perlu mempertimbangkan bobot (persentase) setiap aset dalam portofolio Anda
1. Hitung Return Portofolio
Menghitung imbal hasil (return) portofolio pada dasarnya seperti menghitung rata-rata nilai dari semua aset yang Anda miliki, tetapi dengan mempertimbangkan bobot atau porsi setiap aset. Semakin besar porsi suatu aset, semakin besar pula pengaruhnya terhadap total imbal hasil portofolio.
Bagaimana caranya? Anda cukup mengalikan imbal hasil setiap aset dengan porsinya dalam portofolio, lalu menjumlahkan semuanya.
Return Portofolio (%) = (Σ (Bobot Saham x Return Saham)) + (Σ (Bobot Obligasi x Return Obligasi))
-
Misalnya, jika Anda mengalokasikan 60% dana untuk saham yang memberi imbal hasil 10% dan 40% untuk obligasi yang memberi imbal hasil 5%.
-
Imbal hasil portofolio Anda adalah: (60%×10%)+(40%×5%)=6%+2%=8%.
-
Jadi, secara keseluruhan, portofolio Anda memberikan imbal hasil 8%.
Baca Juga: Investasi Jangka Panjang vs Pendek: Mana yang Lebih Untung?
2. Mengukur Risiko Portofolio
Risiko dalam investasi diukur dari seberapa besar fluktuasi harga aset Anda. Semakin sering harga aset naik turun, semakin besar risikonya. Ada beberapa cara untuk mengukur risiko ini:
Standar Deviasi (Standard Deviation): Ini adalah cara yang paling umum. Standar deviasi mengukur seberapa jauh harga suatu aset menyimpang dari harga rata-ratanya. Semakin tinggi angkanya, semakin berisiko aset tersebut.
Beta: Beta mengukur seberapa sensitif suatu aset terhadap pergerakan pasar secara keseluruhan.
-
Beta lebih dari 1 berarti aset Anda bergerak lebih agresif dari pasar. Saat pasar naik 10%, aset Anda bisa naik lebih dari 10%. Tapi saat pasar turun, aset Anda juga bisa turun lebih dalam.
-
Beta kurang dari 1 berarti aset Anda lebih stabil. Saat pasar bergerak, aset Anda cenderung tidak terlalu bergejolak.
VaR (Value at Risk): VaR memberikan perkiraan kerugian terburuk yang mungkin terjadi pada portofolio Anda dalam jangka waktu dan tingkat kepercayaan tertentu. Misalnya, VaR 95% berarti ada 5% kemungkinan portofolio Anda mengalami kerugian lebih besar dari yang diperkirakan.
3. Menghitung Rasio Sharpe
Rasio Sharpe adalah salah satu rasio paling penting dalam investasi. Rasio ini membantu Anda membandingkan imbal hasil dari portofolio Anda dengan imbal hasil investasi bebas risiko (seperti obligasi pemerintah).
Rasio Sharpe = (Return Portofolio – Tingkat Bunga Bebas Risiko) / Deviasi Stkamur Portofolio
Bagaimana cara kerjanya? Rasio Sharpe yang tinggi menunjukkan bahwa Anda mendapatkan imbal hasil yang lebih baik untuk setiap unit risiko yang Anda ambil. Secara sederhana, ini adalah cara untuk mengetahui apakah diversifikasi portofolio Anda worth it dibandingkan jika Anda hanya menaruh uang di instrumen yang aman.
4. Menggunakan CAPM
Model CAPM (Capital Asset Pricing Model) adalah cara lain untuk memperkirakan imbal hasil yang seharusnya Anda dapatkan dari suatu portofolio, dengan fokus pada risiko sistematis (risiko yang tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi).
Return Portofolio = Tingkat Bunga Bebas Risiko + Beta Portofolio x (Expected Market Return – Tingkat Bunga Bebas Risiko)
Bagaimana caranya? CAPM memperhitungkan imbal hasil dari investasi bebas risiko, beta portofolio Anda, dan imbal hasil rata-rata pasar. Rumus ini akan memberi tahu Anda berapa imbal hasil minimal yang seharusnya Anda dapatkan, mengingat tingkat risiko yang Anda ambil.
5. Manfaatkan Teknologi
Menghitung semua ini secara manual, terutama jika portofolio Anda terdiri dari banyak aset, bisa sangat merepotkan. Untungnya, saat ini sudah banyak alat dan perangkat lunak yang bisa membantu.
-
Excel atau Google Sheets: Anda bisa membuat spreadsheet sederhana untuk melacak dan menghitung data.
-
Platform Analisis Keuangan: Banyak platform trading dan situs keuangan terpercaya menyediakan fitur kalkulator atau analisis portofolio yang dapat menghitung semua metrik ini secara otomatis untuk Anda.
-
Aplikasi Trading: Beberapa aplikasi modern sudah dilengkapi dengan fitur manajemen portofolio yang memudahkan Anda melacak performa dan risiko secara real-time.
Dengan memahami dan menggunakan alat-alat ini, Anda bisa mengelola portofolio Anda seperti seorang profesional dan membuat keputusan yang lebih terinformasi.
Contoh Praktis: Portofolio Dua Saham
Misalnya Anda punya dua saham:
-
Saham CISCO: Return 10%, Deviasi standar 15%, Bobot 60%
-
Saham FB: Return 12%, Deviasi standar 18%, Bobot 40%
a) Menghitung Return Portofolio
Return = 0,6×10% + 0,4×12% = 6% + 4,8% = 10,8%
b) Menghitung Risiko (sederhana, tanpa kovarians)
Deviasi Portofolio = √[(0,6² × 15²) + (0,4² × 18²)]
≈ √[(0,36 × 225) + (0,16 × 324)]
≈ √(90 + 51,84) ≈ √141,84 ≈ 11,92%
Sehingga risiko sekitar 11,92%
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!