English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Dasar-Dasar Gambler’s Fallacy:& Dampaknya pada Keputusan Trading
Beladdina Annisa · 33.4K Views

Gambler's fallacy adalah keyakinan keliru bahwa hasil dari suatu kejadian acak, seperti kemenangan atau kekalahan dalam trading, dipengaruhi oleh hasil sebelumnya. Bias ini sangat berbahaya bagi trader karena mendorong mereka untuk membuat keputusan tidak rasional mengabaikan analisis dan hanya mengandalkan perasaan dengan keyakinan bahwa setelah beberapa kali rugi, kemenangan pasti akan datang, atau sebaliknya. Siklus ini dapat berujung pada kerugian yang lebih besar.

Asal-usul Gambler's Fallacy

Konsep gambler's fallacy sudah ada sejak lama. Pierre-Simon Laplace, seorang matematikawan Prancis yang hidup lebih dari 200 tahun lalu, telah menulis tentang fenomena ini dalam karyanya yang berjudul "A Philosophical Essay on Probabilities". 

Ia mengamati kecenderungan manusia untuk mempercayai bahwa peristiwa acak yang telah terjadi akan memengaruhi hasil di masa depan.

Bagaimana Gambler’s Fallacy Bekerja

image.png

Secara psikologis, gambler’s fallacy muncul dari ketidakmampuan otak kita untuk membedakan antara peristiwa independen dan peristiwa yang saling terkait. Dalam trading forex maupun instrumen lainnya, setiap pergerakan harga meskipun mungkin dipengaruhi oleh sentimen pasar secara keseluruhan adalah peristiwa independen dari pergerakan sebelumnya. 

Kenaikan harga hari ini tidak menjamin kenaikan harga besok, dan penurunan harga dalam lima hari berturut-turut tidak berarti kenaikan harga pasti akan terjadi di hari keenam.

Bias ini didasari oleh dua keyakinan utama:

1. Law of Averages

Orang seringkali salah memahami hukum rata-rata. Mereka berpikir bahwa dalam jangka pendek, hasil harus seimbang. Misalnya, jika koin dilempar lima kali dan selalu keluar "gambar", mereka meyakini lemparan keenam lebih mungkin menghasilkan "angka" untuk menyeimbangkan hasilnya. Padahal, probabilitas "angka" atau "gambar" akan selalu 50% untuk setiap lemparan.

2. Representasi dan Pola

Otak kita cenderung mencari pola, bahkan di tempat yang tidak ada. Ketika kita melihat serangkaian kejadian yang sama (misalnya, beberapa pola candlestick hijau berturut-turut), kita cenderung menyimpulkan bahwa “pola” ini tidak bisa berlanjut selamanya dan pembalikan akan segera terjadi.

Penyebab Gambler's Fallacy

image.png

Penyebab utama dari gambler's fallacy adalah keyakinan yang salah terhadap hukum rata-rata dalam skala kecil. Orang-orang secara keliru percaya bahwa serangkaian hasil yang kecil haruslah merepresentasikan hasil populasi atau peristiwa yang lebih besar.

Misalnya, mereka berpikir jika sebuah koin telah mendarat dengan sisi "kepala" sebanyak lima kali berturut-turut, maka probabilitas sisi "ekor" untuk muncul pada lemparan berikutnya akan meningkat, padahal probabilitasnya tetap 50%. Ini adalah kesalahan logika yang mengabaikan sifat independen dari setiap kejadian.

Dampak Gambler’s Fallacy pada Keputusan Trading

Bias ini dapat memengaruhi trading dalam berbagai cara, semuanya berpotensi merugikan:

1. Peningkatan Risiko 

Trader yang mengalami serangkaian kerugian bisa merasa "berani" dan menaikkan ukuran posisi mereka pada trading berikutnya, meyakini bahwa "ini pasti akan menang". 

Tindakan ini sering disebut sebagai revenge trading. Mereka mengabaikan manajemen risiko dan bisa menghabiskan seluruh modal mereka dalam satu trading yang salah.

2. Mengabaikan Sinyal Pasar

Sebaliknya, trader yang mengalami serangkaian keuntungan mungkin menjadi terlalu percaya diri. Mereka mulai mengabaikan sinyal peringatan dari pasar karena yakin "keberuntungan" mereka akan terus berlanjut. 

Ini bisa membuat mereka masuk ke posisi yang berisiko tinggi tanpa analisis yang memadai, dan akhirnya mengalami kerugian besar.

spread rendah mulai dari 0.0

3. Terjebak dalam Siklus Kerugian

Setelah mengalami kerugian, gambler’s fallacy bisa mendorong trader untuk langsung masuk ke posisi baru untuk "menutupi" kerugian sebelumnya. 

Ini adalah jebakan emosional yang sering kali mengarah pada kerugian yang lebih besar karena keputusan tidak dibuat berdasarkan logika, melainkan emosi.

4. Keputusan Buruk 

Dalam trading, rasionalitas adalah kunci. Gambler’s fallacy menggeser fokus dari analisis data dan strategi ke keyakinan emosional yang tidak berdasar. Trader bisa mengabaikan target stop-loss atau take-profit mereka karena merasa pasar "harus" bergerak sesuai dengan yang mereka harapkan.

Bagaimana Mengelola Gambler’s Fallacy Trading?

Mengelola bias ini bukan tentang menghilangkannya sepenuhnya, melainkan tentang menyadarinya dan membuat keputusan yang lebih rasional. 

Berikut adalah beberapa langkah praktis:

1. Pahami Probabilitas

Ingatlah bahwa setiap trading adalah peristiwa independen. Pergerakan harga di masa lalu tidak dapat memprediksi pergerakan harga di masa depan secara pasti. Fokuslah pada probabilitas berdasarkan analisa teknikal, fundamental, dan manajemen risiko Anda, bukan berdasarkan hasil trading sebelumnya.

2. Patuhi Rencana Trading

Miliki rencana trading yang jelas dan patuhi dengan disiplin. Rencana ini harus mencakup aturan tentang ukuran posisi, titik entry, stop-loss, dan take-profit. Jangan pernah menyimpang dari rencana ini hanya karena Anda merasa "ini saatnya untuk menang" atau "ini pasti akan turun."

3. Analisis dan Evaluasi

image.png

Simpan jurnal trading. Setelah setiap trading, catat alasannya, hasilnya, dan emosi yang Anda rasakan. Tinjau jurnal ini secara berkala untuk mengidentifikasi pola-pola bias, seperti kecenderungan untuk revenge trading. Evaluasi ini harus objektif, tanpa menyalahkan diri sendiri.

4. Latihan Kesadaran Diri 

Latih kesadaran diri Anda. Sebelum melakukan trading, luangkan waktu sejenak untuk menenangkan diri dan mengevaluasi apakah keputusan Anda didasarkan pada logika atau emosi. Tanyakan pada diri sendiri: "Apakah saya masuk ke posisi ini karena analisis atau karena saya ingin 'membalas' kerugian terakhir saya?"

5. Edukasi dan Kesadaran Diri

Dengan memahami konsep Gambler’s Fallacy, Anda bisa mulai mengidentifikasi kapan pikiran irasional tersebut muncul. Sadari bahwa setiap transaksi adalah peristiwa independen. Sama seperti lemparan koin, hasil dari trading sebelumnya baik untung maupun rugi tidak memengaruhi peluang sukses pada trading berikutnya. 

Perhatikan kapan Anda mulai merasa "giliran saya untuk menang" atau "saya harus memulihkan kerugian saya dengan cepat." Perasaan-perasaan ini adalah tanda-tanda merah yang harus Anda hentikan. Belajar untuk mengenali emosi ini dan segera menjauh dari chart adalah langkah awal yang krusial.

6. Diskusikan dengan Trader Berpengalaman

image.png

Berinteraksi dengan komunitas trader atau mentor yang sudah berpengalaman. Diskusikan rencana dan kerugian Anda. Mereka bisa memberikan perspektif objektif dan mengingatkan Anda untuk kembali ke dasar-dasar trading yang benar.

7. Lakukan Backtesting

Gunakan data historis untuk menguji strategi trading Anda. Strategi Backtesting akan menunjukkan performa strategi Anda dalam jangka panjang. Jika strategi Anda memiliki probabilitas kemenangan 50% dan risk-to-reward 1:2, Anda akan melihat bahwa serangkaian kekalahan adalah hal yang wajar sebelum akhirnya sistem Anda membuahkan hasil. Ini akan membangun kepercayaan pada sistem, bukan pada feeling.

Contoh Gambler's Fallacy dalam Trading

image.png

Berikut contoh skenario dari Gambler's Fallacy dalam Trading:

"Saham ini sudah turun terus, pasti sebentar lagi naik." 

Seorang trader melihat harga saham QCOM telah turun selama lima hari berturut-turut. Karena merasa penurunan itu sudah "berlebihan," ia memutuskan untuk membeli saham tersebut dengan keyakinan kuat bahwa harga pasti akan berbalik arah. Padahal, penurunan itu bisa jadi disebabkan oleh fundamental perusahaan yang buruk dan harga bisa terus turun.

"Saya sudah loss lima kali, trading berikutnya pasti untung."

Seorang trader mengalami lima kali kerugian beruntun. Ia merasa frustrasi dan terdesak, lalu memutuskan untuk membuka posisi dengan ukuran lot yang jauh lebih besar dari biasanya, dengan keyakinan bahwa ia "berhak" mendapatkan kemenangan untuk menutupi semua kerugiannya. Keputusan ini sering kali berujung pada kerugian besar yang menghabiskan modal.

"Harga sudah terlalu tinggi, tidak mungkin naik lagi."

Seorang trader melihat harga mata uang AUD/USD telah naik selama beberapa hari. Meskipun semua indikator teknikal menunjukkan tren bullish yang kuat, ia menolak untuk masuk ke posisi long (beli) dan malah membuka posisi short (jual) karena merasa "secara logis" harga sudah terlalu tinggi dan harus terkoreksi. Padahal, pasar dapat terus naik jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan.

Cara Menghindari Gambler's Fallacy

Dalam dunia trading dan investasi, Anda dapat menghindari gambler's fallacy dengan melepaskan keyakinan bahwa hasil di masa lalu akan memengaruhi kejadian di masa depan. Untuk melakukannya, para trader dan investor perlu:

  • Melakukan riset mandiri yang independen dari emosi atau hasil sebelumnya.

  • Selalu mengikuti fakta, angka, dan strategi terbaru di pasar.

  • Mencatat setiap transaksi dan hasilnya (jurnal trading) untuk melihat gambaran yang objektif.

  • Meminta masukan atau umpan balik dari trader yang lebih berpengalaman untuk mendapatkan perspektif yang berbeda.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here