English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Correlation Coefficient untuk Pemula: Apa Itu & Mengapa Penting?
Beladdina Annisa · 73.5K Views

Pernahkah Anda bertanya-tanya apakah dua hal yang tampak saling berkaitan benar-benar punya hubungan? Misalnya, apakah kenaikan harga emas berkaitan dengan melemahnya nilai dolar AS? Atau apakah ada hubungan antara jam belajar dengan nilai ujian? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti itu secara ilmiah, kita menggunakan alat statistik yang disebut correlation coefficient.

Pengertian Correlation Coefficient

Secara sederhana, koefisien korelasi adalah sebuah angka tunggal yang mengukur kekuatan dan arah hubungan linear antara dua variabel. Nilai koefisien ini selalu berkisar antara -1 hingga +1.

  • Kekuatan Hubungan: Semakin jauh nilainya dari 0 (mendekati -1 atau +1), semakin kuat hubungannya.

  • Arah Hubungan: Tanda positif (+) atau negatif (-) menunjukkan arah hubungan tersebut.

Mari kita bedah artinya:

Korelasi Positif (+1): Ini berarti kedua variabel bergerak ke arah yang sama. Jika satu variabel naik, variabel yang lain juga cenderung naik. Sebaliknya, jika satu variabel turun, yang lain juga ikut turun. Korelasi +1 adalah korelasi positif yang sempurna.

  • Contoh: Hubungan antara jumlah jam belajar dengan nilai ujian. Semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk belajar, semakin tinggi kemungkinan nilai yang didapat.

Korelasi Negatif (-1): Ini berarti kedua variabel bergerak ke arah yang berlawanan. Jika satu variabel naik, variabel yang lain justru cenderung turun. Korelasi -1 adalah korelasi negatif yang sempurna.

  • Contoh: Hubungan antara jumlah jam bermain game dengan waktu tidur. Semakin lama seseorang bermain game di malam hari, semakin sedikit waktu tidurnya.

Tidak Ada Korelasi (0): Jika nilainya mendekati 0, itu berarti tidak ada hubungan linear yang jelas antara kedua variabel. Perubahan pada satu variabel tidak memberikan informasi apa pun tentang perubahan pada variabel lainnya.

  • Contoh: Hubungan antara tinggi badan seseorang dengan kecepatan internet di rumahnya. Keduanya tidak saling berhubungan.

Fungsi Correlation Coefficient dalam Trading

image.png

Correlation coefficient memiliki berbagai fungsi penting dalam berbagai bidang:

1. Diversifikasi Portofolio 

Salah satu fungsi terpenting koefisien korelasi adalah dalam diversifikasi portofolio. Investor berusaha untuk mengurangi risiko dengan menggabungkan aset yang memiliki korelasi rendah atau negatif. Jika seluruh aset dalam portofolio memiliki korelasi positif yang tinggi, ketika pasar jatuh, seluruh portofolio akan terpukul. 

Dengan aset yang berkorelasi rendah atau negatif, kerugian pada satu aset berpotensi diimbangi oleh keuntungan atau stabilitas pada aset lain, sehingga mengurangi volatilitas keseluruhan portofolio. 

Contohnya, jika saham cenderung berkorelasi negatif dengan emas, seorang investor dapat memasukkan keduanya dalam portofolio sehingga saat saham turun, emas mungkin naik, membantu menyeimbangkan portofolio.

2. Manajemen Risiko

Koefisien korelasi membantu trader dan investor dalam mengidentifikasi dan mengelola risiko. Ini membantu mengurangi risiko konsentrasi dengan menghindari penumpukan risiko pada aset yang sangat berkorelasi positif. 

Fungsi lainnya adalah untuk hedging atau lindung nilai. Jika dua aset berkorelasi negatif, seorang trader dapat mengambil posisi berlawanan pada keduanya untuk melindungi diri dari potensi kerugian. 

Misalnya, jika harga minyak naik, saham maskapai penerbangan mungkin turun. Seorang investor dapat memiliki saham maskapai penerbangan dan juga berinvestasi pada minyak untuk mengurangi dampak negatif kenaikan harga minyak.

3. Identifikasi Peluang Trading 

Koefisien korelasi juga dapat mengungkap peluang trading yang unik. Salah satunya adalah pair trading, di mana trader mencari aset yang secara historis sangat berkorelasi positif tetapi saat ini menunjukkan divergensi atau pergerakan yang berbeda. 

Mereka akan membeli aset yang kinerjanya di bawah rata-rata dan menjual aset yang kinerjanya di atas rata-rata, dengan harapan korelasi akan kembali normal. 

Selain itu, jika dua aset yang biasanya berkorelasi positif bergerak searah, ini dapat mengkonfirmasi tren yang sedang berlangsung, memberikan keyakinan lebih pada keputusan trading.

spread rendah mulai dari 0.0

4. Analisis Pasar 

Terakhir, koefisien korelasi membantu dalam analisis pasar secara keseluruhan. Ini memungkinkan trader untuk melihat bagaimana saham, obligasi, komoditas, dan mata uang saling mempengaruhi. 

Dalam forex trading, memahami korelasi antar pasangan mata uang sangat penting. Sebagai contoh, EUR/USD dan GBP/USD seringkali memiliki korelasi positif, sementara USD/JPY dan EUR/USD seringkali berkorelasi negatif.

Jenis-Jenis Correlation Coefficient

Ada beberapa jenis correlation coefficient yang digunakan tergantung jenis data dan konteks analisisnya. Berikut adalah yang paling umum:

1. Pearson Correlation Coefficient

Pearson correlation adalah jenis yang paling populer dan digunakan ketika data bersifat numerik serta terdistribusi normal. 

Ia mengukur hubungan linier antara dua variabel. Cocok digunakan jika Anda ingin mengetahui apakah kenaikan satu variabel akan diikuti oleh kenaikan/penurunan variabel lain dalam garis lurus.

2. Spearman Rank Correlation

Jika data Anda bersifat ordinal atau tidak terdistribusi normal, Anda bisa menggunakan Spearman. Ia mengukur hubungan berdasarkan peringkat (ranking), bukan nilai mentah. Spearman juga lebih tahan terhadap outlier (nilai ekstrem).

3. Kendall's Tau

Mirip dengan Spearman, Kendall's Tau juga digunakan untuk data ordinal dan non-parametrik. Ia cenderung lebih konservatif dan stabil, tetapi kurang populer karena perhitungannya lebih rumit.

Setiap jenis koefisien korelasi ini punya keunggulan masing-masing tergantung struktur data Anda. Untuk pemula, Pearson adalah yang paling umum dan mudah dipahami.

Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi

image.png

Berikut panduan umum untuk menafsirkan nilai koefisien korelasi:

  • +1.0: Hubungan positif sempurna

  • +0.7 hingga +0.9: Hubungan positif kuat

  • +0.4 hingga +0.6: Hubungan positif sedang

  • +0.1 hingga +0.3: Hubungan positif lemah

  • 0: Tidak ada hubungan

  • -0.1 hingga -0.3: Hubungan negatif lemah

  • -0.4 hingga -0.6: Hubungan negatif sedang

  • -0.7 hingga -0.9: Hubungan negatif kuat

  • -1.0: Hubungan negatif sempurna

Namun perlu diingat, korelasi tidak sama dengan sebab-akibat (causation). Hanya karena dua hal berkorelasi, bukan berarti satu menyebabkan yang lain terjadi.

Cara Menghitung Correlation Coefficient

Untuk menghitung Pearson Correlation Coefficient secara manual, Anda bisa menggunakan rumus berikut:

r = Σ[(x - x̄)(y - ȳ)] / √Σ(x - x̄)² * Σ(y - ȳ)²

Keterangan:

  • r = koefisien korelasi

  • x dan y = nilai dari masing-masing variabel

  • x̄ dan ȳ = nilai rata-rata dari masing-masing variabel

CTA Banner_Welcome Reward

Contoh Kasus Penggunaan Correlation Coefficient

Bayangkan Anda adalah trader yang ingin tahu apakah ada hubungan antara harga emas dan indeks dolar AS. Setelah mengumpulkan data 30 hari, Anda menghitung korelasi dan mendapat hasil r = -0.85. Ini berarti hubungan negatif yang sangat kuat: saat dolar naik, harga emas cenderung turun.

Contoh lain, Anda seorang analis pemasaran yang ingin tahu apakah peningkatan jumlah followers Instagram berkaitan dengan peningkatan penjualan. Setelah menghitung koefisien korelasi dari data mingguan, Anda mendapatkan r = +0.65, artinya ada hubungan positif sedang cukup signifikan untuk dijadikan dasar strategi.

Kapan Menggunakan Correlation Coefficient?

Gunakan correlation coefficient saat Anda ingin:

  • Menganalisis hubungan antara dua variabel numerik

  • Menilai kekuatan sinyal dalam sistem trading

  • Mengevaluasi efek kampanye marketing terhadap penjualan

  • Mengukur keterkaitan antara dua seri waktu (time series)

  • Menghindari multikolinearitas dalam model regresi statistik

Jangan gunakan correlation coefficient pada data kategorikal atau variabel yang tidak relevan satu sama lain. Korelasi juga tidak akan banyak membantu jika data mengandung outlier ekstrem atau pola non-linier.

Correlation coefficient adalah alat statistik sederhana namun sangat kuat untuk memahami hubungan antar variabel. Dengan hanya satu angka, Anda bisa mengetahui apakah dua hal saling terkait dan seberapa kuat keterkaitan itu. 

Baik digunakan dalam trading, riset, atau analisis bisnis, korelasi membantu mengurangi keputusan berbasis intuisi yang bisa menyesatkan.

Namun seperti semua alat analisis, correlation coefficient harus digunakan secara bijak. Kombinasikan dengan pemahaman konteks, visualisasi data, dan analisis tambahan lainnya agar hasil interpretasimu makin tajam dan akurat.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

 

Need Help?
Click Here