English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Cara Menggunakan Stochastic Oscillator dalam Analisis Teknikal
Ocky Satria · 573.2K Views

Dalam dunia trading, memahami indikator teknikal adalah kunci penting untuk membuat keputusan yang cerdas. Salah satu indikator populer yang sering digunakan oleh trader profesional maupun pemula adalah Stochastic Oscillator. Indikator ini sangat bermanfaat dalam membantu Anda mengidentifikasi kondisi overbought dan oversold, serta memberikan sinyal potensi pembalikan arah harga.

Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang apa itu Stochastic Oscillator, bagaimana cara kerjanya, parameter utama yang perlu Anda pahami, cara penggunaannya dalam analisis teknikal, hingga strategi dan tips terbaik dalam mengaplikasikannya.

Apa Itu Stochastic Oscillator?

Stochastic Oscillator adalah indikator momentum yang membandingkan harga penutupan suatu aset dengan rentang harga tertingginya dalam periode waktu tertentu. Indikator ini dikembangkan oleh George C. Lane pada akhir tahun 1950-an dan menjadi salah satu alat paling sering digunakan dalam analisis teknikal hingga hari ini.

Indikator ini dirancang berdasarkan premis bahwa harga cenderung menutup di dekat high saat tren naik, dan menutup di dekat low saat tren turun. Dengan kata lain, Stochastic Oscillator mengukur kecepatan dan kekuatan pergerakan harga, bukan volume atau nilai nominal.

Baca juga: Belajar Strategi Trading Efektif dengan Stochastic Oscillator

Komponen Utama dalam Stochastic Oscillator

Stochastic Oscillator terdiri dari dua garis utama yang dikenal sebagai %K dan %D:

  • %K Line: Ini adalah garis utama yang menunjukkan posisi harga penutupan saat ini dibandingkan dengan rentang harga dalam periode tertentu. Secara default, %K dihitung dengan periode 14 (misalnya 14 hari).

  • %D Line: Merupakan rata-rata pergerakan sederhana (Simple Moving Average/SMA) dari %K. Biasanya dihitung selama 3 periode dan digunakan sebagai sinyal pemicu untuk entry atau exit.

Rumus Perhitungan

Berikut adalah rumus dasar Stochastic Oscillator:

mathematica

CopyEdit

%K = (Close - Lowest Low) / (Highest High - Lowest Low) x 100

  • Close: Harga penutupan saat ini

  • Lowest Low: Harga terendah selama periode yang ditentukan

  • Highest High: Harga tertinggi selama periode yang ditentukan

Rumus ini menghasilkan angka antara 0 hingga 100, yang akan diplot pada grafik oscillator.

Klik Banner untuk informasi lebih lanjut terkait program Swap Promo.

Cara Menggunakan Stochastic di TradingView

Jika Anda menggunakan platform seperti TradingView, berikut langkah-langkah untuk menambahkan dan mengatur Stochastic Oscillator:

  1. Buka chart aset yang ingin Anda analisis.

  2. Klik ikon indikator di bagian atas chart.

  3. Cari “Stochastic” lalu pilih “Stochastic (Stoch)” dari daftar.

  4. Indikator akan muncul di bawah chart Anda.

  5. Klik ikon pengaturan (roda gigi) untuk mengubah periode %K, %D, dan smoothing sesuai preferensi.

 

Cara Membaca Stochastic Oscillator

Setelah Anda memasang Stochastic Oscillator di chart (misalnya di TradingView), Anda akan melihat dua garis: %K (sering kali ditampilkan sebagai garis biru) dan %D (biasanya garis merah). Indikator ini bergerak dalam skala dari 0 hingga 100.

Interpretasi Utama:

  • Di atas 80: Pasar dianggap berada dalam kondisi overbought – potensi pembalikan arah ke bawah.

  • Di bawah 20: Pasar dianggap berada dalam kondisi oversold – potensi pembalikan arah ke atas.

  • Persilangan %K dan %D: Ketika %K memotong %D dari bawah ke atas, bisa menjadi sinyal beli. Sebaliknya, jika %K memotong %D dari atas ke bawah, bisa menjadi sinyal jual.

Namun penting untuk diingat, kondisi overbought tidak selalu berarti harga akan langsung turun, begitu juga sebaliknya.

 

Cara Menggunakan Stochastic Oscillator dalam Trading

1. Menentukan Entry dan Exit Point

Salah satu kegunaan utama Stochastic adalah untuk mencari entry dan exit point yang potensial:

  • Entry Buy: Ketika %K memotong %D dari bawah di area oversold (di bawah 20), hal ini menunjukkan momentum naik mulai terbentuk.

  • Entry Sell: Ketika %K memotong %D dari atas di area overbought (di atas 80), ini menunjukkan potensi pembalikan ke arah turun.

Kondisi overbought terjadi ketika Stochastic Oscillator melewati batas atasnya.

Kondisi oversold terjadi ketika Stochastic Oscillator melewati batas bawah.

Namun, pastikan Anda tidak hanya bergantung pada satu indikator saja. Kombinasikan Stochastic dengan konfirmasi lain seperti pola candlestick atau support-resistance untuk validasi sinyal.

2. Divergence

Stochastic juga berguna dalam mendeteksi divergence, yaitu ketika arah harga berbeda dengan arah indikator. Ini dapat mengindikasikan potensi pembalikan arah tren.

Bullish Divergence: Harga membentuk lower low, tetapi indikator Stochastic membentuk higher low → potensi pembalikan naik.



Bearish Divergence: Harga membentuk higher high, tetapi indikator membentuk lower high → potensi pembalikan turun.



3. Strategi Range-Bound Market

Stochastic bekerja sangat baik dalam kondisi pasar yang sideways atau range-bound, di mana harga bergerak dalam kisaran tertentu. Dalam kondisi ini, Anda bisa menjual saat indikator menunjukkan overbought dan membeli saat oversold.

 

Kelebihan Stochastic Oscillator

  • Mudah digunakan: Cocok untuk pemula maupun trader berpengalaman.

  • Responsif terhadap perubahan harga: Indikator ini cepat bereaksi terhadap perubahan arah harga, sehingga bisa digunakan untuk scalping atau day trading.

  • Cocok untuk berbagai timeframe: Baik digunakan pada grafik harian, mingguan, bahkan per jam.

 

Kekurangan Stochastic Oscillator

  • Terlalu sensitif dalam kondisi volatil: Dalam pasar yang sangat volatil, sinyal yang diberikan bisa menyesatkan (false signal).

  • Kurang efektif dalam tren kuat: Dalam kondisi trending kuat, indikator bisa tetap berada di area overbought/oversold dalam waktu yang lama tanpa terjadi pembalikan.

Oleh karena itu, sangat disarankan untuk mengkombinasikan Stochastic dengan indikator lain seperti Moving Average, RSI, atau MACD.

 

Tips Menggunakan Stochastic Oscillator Secara Efektif

  1. Gunakan Konfirmasi Tambahan
     Jangan pernah mengambil keputusan hanya berdasarkan satu sinyal indikator. Selalu konfirmasi dengan price action, pola grafik, atau indikator lain.

  2. Perhatikan Timeframe
     Timeframe kecil seperti 5 menit atau 15 menit bisa memberikan banyak sinyal, namun sering juga memberikan false signal. Untuk swing trading, gunakan timeframe 1 jam ke atas.

  3. Sesuaikan Parameter Sesuai Strategi Anda
     Default-nya adalah (14, 3, 3), namun Anda bisa mencoba parameter lain seperti (9, 3, 3) untuk hasil yang lebih cepat. Namun, parameter lebih pendek juga bisa lebih sensitif terhadap noise pasar.

  4. Hindari Entry Saat Tren Kuat
    Jika pasar sedang tren kuat (naik atau turun tajam), sebaiknya jangan terlalu mengandalkan sinyal pembalikan dari Stochastic karena harga bisa terus melanjutkan tren walaupun indikator berada di zona ekstrem.

 

Stochastic Oscillator merupakan salah satu indikator teknikal yang berguna dan fleksibel dalam trading, baik untuk mendeteksi overbought/oversold, sinyal beli/jual, hingga mendeteksi divergence. Namun seperti indikator lainnya, Anda sebaiknya tidak menggunakannya secara berdiri sendiri. Pastikan Anda selalu melakukan analisa secara menyeluruh dan memanfaatkan indikator ini sebagai alat bantu, bukan penentu utama keputusan.

Dengan latihan dan pemahaman yang tepat, Stochastic Oscillator dapat menjadi sahabat Anda dalam meraih peluang terbaik di pasar. Ingin mencoba strategi ini secara langsung? Mulai trading bersama Dupoin dan nikmati kemudahan analisa teknikal dengan platform profesional.

 

 

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here