English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Mengenal Apa Itu Indikator Accumulation/Distribution, Cara Kerja dan Strateginya
Ocky Satria · 33.9K Views

Mengenal Apa Itu Indikator Accumulation/Distribution, Cara Kerja dan Strateginya

Dalam dunia trading forex, memahami pergerakan harga tidak hanya cukup dengan melihat grafik candlestick atau mengandalkan indikator momentum semata. Salah satu alat yang bisa membantu Anda mengenali potensi arah pasar berikutnya adalah indikator accumulation/distribution. Indikator ini cukup populer di kalangan trader teknikal karena memberikan wawasan tentang seberapa besar kekuatan pasar di balik pergerakan harga yang sedang terjadi.

Artikel ini akan membahas secara menyeluruh tentang apa itu accumulation/distribution, cara membaca indikator ini dalam trading forex, serta bagaimana menggunakannya untuk mengambil keputusan transaksi yang lebih tepat. Dengan memahami konsep ini, Anda bisa meningkatkan presisi analisis dan meminimalkan risiko dalam bertransaksi.

Apa Itu Accumulation/Distribution?

Secara sederhana, accumulation/distribution (A/D) adalah sebuah indikator volume yang digunakan untuk mengukur tekanan beli dan tekanan jual dalam suatu pasangan mata uang. Indikator ini pertama kali dikembangkan oleh Marc Chaikin, dan sering disebut juga sebagai indikator accumulation/distribution line atau A/D line.

Kata "accumulation" merujuk pada kondisi ketika pasar sedang dalam fase akumulasi, yakni ketika investor atau trader besar mulai membeli aset secara perlahan dalam jumlah besar tanpa menyebabkan lonjakan harga yang drastis. Sementara itu, "distribution" menunjukkan fase sebaliknya, ketika pelaku pasar besar mulai menjual aset mereka secara perlahan, namun tetap menjaga harga agar tidak langsung jatuh.

Indikator ini bekerja dengan menggabungkan informasi dari harga penutupan (close) dan volume transaksi, untuk menunjukkan apakah suatu instrumen keuangan sedang dibeli (accumulated) atau dijual (distributed). Dengan kata lain, A/D line membantu Anda memahami apakah tekanan beli atau tekanan jual sedang mendominasi pasar, yang bisa menjadi petunjuk awal perubahan tren.

Klik Banner untuk informasi lebih lanjut terkait program Swap Promo.

Cara Kerja dan Rumus Accumulation/Distribution

Untuk memahami indikator ini, Anda juga perlu mengetahui bagaimana ia dihitung. Rumus dasar dari accumulation/distribution line adalah sebagai berikut:

Money Flow Multiplier (MFM):
[(Close - Low) - (High - Close)] / (High - Low)

Money Flow Volume (MFV):
MFM x Volume

A/D Line:
A/D sebelumnya + MFV

Dari rumus tersebut, terlihat bahwa A/D line tidak hanya memperhatikan harga penutupan, tetapi juga rentang harga harian dan volume. Jika harga ditutup dekat dengan level tertinggi harian, ini menunjukkan tekanan beli, dan sebaliknya jika ditutup dekat level terendah.

Cara Membaca Indikator Accumulation/Distribution dalam Trading

Membaca indikator A/D tidak terlalu rumit. Umumnya, Anda hanya perlu memperhatikan pergerakan garis A/D terhadap pergerakan harga. Berikut beberapa prinsip dasar membaca indikator ini:

Pertama, jika harga naik namun A/D line menurun, ini menunjukkan divergensi negatif. Artinya, meskipun harga terlihat bullish, volume tidak mendukung kenaikan tersebut. Kondisi ini sering dianggap sebagai sinyal bahwa tren naik tidak kuat dan bisa berbalik arah.

Kedua, jika harga turun tetapi A/D line justru naik, ini dikenal sebagai divergensi positif. Hal ini menandakan bahwa meski harga terlihat melemah, ada akumulasi pembelian yang tersembunyi di baliknya. Situasi seperti ini bisa menjadi peluang untuk membuka posisi beli, karena kemungkinan tren akan segera berbalik.

Ketiga, jika pergerakan harga dan A/D line sejalan, maka tren yang sedang berlangsung dianggap valid. Dalam kondisi ini, trader bisa mengikuti tren dengan lebih percaya diri.

Keunggulan Menggunakan Accumulation/Distribution

Mengapa banyak trader mengandalkan indikator ini dalam pengambilan keputusan trading? Karena A/D line memiliki beberapa keunggulan:

Pertama, indikator ini memberikan konfirmasi kekuatan tren. Jika harga sedang naik tapi A/D line stagnan atau menurun, itu berarti kenaikan harga tidak didukung oleh volume, yang berisiko menimbulkan pembalikan arah. Sebaliknya, jika A/D line mengikuti arah harga, itu adalah sinyal bahwa tren tersebut solid.

Kedua, A/D line membantu trader mengidentifikasi akumulasi atau distribusi tersembunyi yang tidak terlihat hanya dari grafik harga. Ini sangat penting karena banyak pergerakan besar dimulai dari aktivitas diam-diam para pelaku pasar besar yang mengakumulasi atau mendistribusikan aset dalam jumlah besar.

Ketiga, indikator ini cukup fleksibel dan bisa dikombinasikan dengan indikator teknikal lainnya seperti RSI, MACD, atau moving average untuk membentuk strategi trading yang lebih komprehensif.

Perbedaan dengan Indikator On Balance Volume (OBV)

Seringkali, trader membandingkan A/D dengan OBV karena keduanya merupakan indikator volume. Namun, ada perbedaan signifikan di antara keduanya. OBV hanya mempertimbangkan apakah harga naik atau turun, tanpa memperhitungkan posisi harga dalam rentang hariannya. Sebaliknya, A/D mempertimbangkan posisi harga penutupan relatif terhadap tinggi dan rendah harian, sehingga memberikan informasi yang lebih rinci.

Dengan kata lain, A/D lebih sensitif terhadap kondisi pasar saat ini karena tidak hanya memperhitungkan arah harga, tetapi juga intensitasnya.

Strategi Trading dengan Accumulation/Distribution

Jika Anda tertarik menggunakan indikator A/D dalam strategi trading forex, Anda bisa menggunakannya dalam berbagai pendekatan.

Salah satu strategi populer adalah mengidentifikasi breakout palsu (false breakout). Misalnya, jika harga menembus resistance namun A/D line tidak menunjukkan kenaikan berarti, maka ada kemungkinan breakout tersebut tidak valid. Dalam hal ini, Anda bisa menunggu konfirmasi tambahan sebelum masuk posisi.

Strategi lainnya adalah mengikuti divergensi antara harga dan A/D line. Seperti dijelaskan sebelumnya, divergensi ini sering menjadi sinyal awal pembalikan tren. Namun, penting untuk mengonfirmasi sinyal ini dengan indikator lain agar tidak tertipu oleh sinyal palsu.

Selain itu, indikator ini juga cocok digunakan untuk swing trading atau trading jangka menengah, karena mampu menunjukkan perubahan tren secara bertahap. Dengan mengamati A/D line dari timeframe 4 jam hingga harian, Anda bisa mendapatkan gambaran yang lebih stabil tentang kecenderungan pasar.

Keterbatasan Indikator Accumulation/Distribution

Meskipun bermanfaat, indikator accumulation/distribution juga memiliki keterbatasan. Salah satunya adalah ketergantungan pada data volume. Dalam pasar forex spot, data volume tidak bersifat terpusat sehingga tidak selalu mencerminkan aktivitas pasar secara akurat. Beberapa broker menggunakan volume berbasis tick atau jumlah transaksi untuk mengisi data volume, yang bisa bervariasi antara satu platform dan lainnya.

Selain itu, A/D line juga kurang responsif terhadap perubahan harga jangka pendek, karena lebih fokus pada tekanan akumulasi jangka menengah. Oleh karena itu, indikator ini sebaiknya tidak digunakan sendirian, melainkan dikombinasikan dengan indikator lainnya untuk menghasilkan sinyal yang lebih kuat.

Platform yang Mendukung Indikator Accumulation/Distribution

Sebagian besar platform trading modern seperti MetaTrader 4, MetaTrader 5, TradingView, dan cTrader telah menyediakan indikator accumulation/distribution sebagai alat analisis bawaan. Anda cukup membuka grafik, kemudian menambahkan indikator ini dari daftar indikator volume yang tersedia.

Di platform tersebut, A/D akan muncul dalam bentuk garis terpisah di bawah grafik utama. Anda bisa mengubah warna, ketebalan garis, serta menggabungkannya dengan indikator lain seperti RSI atau Bollinger Bands untuk memperkuat analisis Anda.

Baca juga: Jenis-Jenis Chart Pattern dalam Analisa Teknikal yang Wajib Diketahui Trader

Q&A 24-Hour Volume dalam Accumulation/Distribution

Apa itu accumulation distribution dalam trading forex?

Accumulation/distribution adalah indikator teknikal yang mengukur tekanan beli dan jual dengan menggabungkan harga dan volume, guna mengidentifikasi apakah pasar sedang dalam fase akumulasi (pembelian) atau distribusi (penjualan).

Bagaimana cara membaca indikator accumulation/distribution?

Cara membacanya adalah dengan mengamati pergerakan garis A/D terhadap grafik harga. Jika A/D naik seiring harga naik, tren dianggap kuat. Jika ada divergensi antara harga dan A/D, bisa menandakan potensi pembalikan arah.

Apa perbedaan accumulation distribution dengan indikator OBV?

Perbedaannya terletak pada metode perhitungan. A/D mempertimbangkan posisi harga penutupan terhadap high dan low harian, sedangkan OBV hanya memperhatikan apakah harga naik atau turun tanpa mempertimbangkan posisi penutupannya.

Apakah indikator accumulation/distribution akurat untuk trading forex?

A/D cukup akurat dalam memberikan sinyal kekuatan tren, terutama jika dikombinasikan dengan indikator lain. Namun, karena volume di pasar forex tidak terpusat, hasilnya bisa bervariasi antar broker.

Kapan waktu terbaik menggunakan indikator accumulation/distribution?

Indikator ini paling efektif digunakan saat pasar sedang dalam tren atau menjelang pembalikan tren. Penggunaan pada timeframe 4 jam hingga harian memberikan sinyal yang lebih stabil dan terpercaya.

 

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here