

Market Analysis
Pasangan USDJPY, dolar Amerika Serikat versus yen Jepang adalah salah satu pair terpopuler di forex karena likuiditasnya sangat tinggi dan ia mencerminkan dua ekonomi terbesar dunia.
Sebelum membuka posisi, memahami pendorong harga, sesi perdagangan tersibuk, hingga dinamika kebijakan moneter kedua negara mutlak diperlukan. Artikel berikut membekali Anda dengan dasar-dasar teknikal dan fundamental, lengkap dengan perspektif pasar terkini.
Mengapa USDJPY Begitu Populer?
USDJPY merupakan pair terbaik, stabil dan banyak diminati oleh trader karena:
1. Likuiditas dan Spread Rendah
Pasangan USD/JPY tercatat sebagai salah satu yang paling likuid di pasar forex, artinya volume transaksi harian sangat besar. Likuiditas tinggi ini membuat selisih (spread) antara harga beli dan jual sangat tipis, sehingga biaya trading rendah dan cocok untuk berbagai gaya dari scalping hingga swing trading.
2. Divergensi Kebijakan Moneter
Bank Sentral AS (Federal Reserve) dan Bank of Japan (BoJ) seringkali menerapkan kebijakan moneter yang sangat berbeda.
Misalnya, Fed bisa menaikkan suku bunga untuk menahan inflasi, sementara BoJ cenderung mempertahankan suku ultra-longgar untuk mendorong pertumbuhan.
Perbedaan tingkat bunga ini menciptakan peluang carry trade (membeli USD dengan yield lebih tinggi, meminjam yen dengan biaya rendah) yang menarik arus modal dalam jumlah besar.
3. Peran Carry Trade
Karena yen Jepang secara tradisional memiliki suku bunga rendah (bahkan negatif), trader dan hedge fund memanfaatkan peluang carry trade: meminjam yen murah lalu membeli dolar AS yang menawarkan imbal hasil relatif lebih tinggi. Strategi ini bisa menghasilkan keuntungan dari selisih bunga, sekaligus menambah volume di pasar USD/JPY.
4. Safe-Haven dan Sentimen Risiko
Yen Jepang dipandang sebagai aset safe-haven, artinya di saat pasar global gejolak, modal sering “melarikan diri” ke yen yang dianggap lebih stabil. Begitu pula, saat sentimen risk-on (optimis), yen melemah dan USD/JPY menguat. Perpindahan modal ini memberi trader peluang menangkap momentum besar berdasarkan perubahan sentimen global.
5. Korelasi Ekonomi AS Jepang
Sebagai dua ekonomi terbesar di dunia, data ekonomi dan kebijakan fiskal/moneter dari AS maupun Jepang selalu menjadi sorotan. Rilis NFP atau CPI AS, data ekspor/impor Jepang, serta hasil rapat Fed dan BoJ kerap memicu pergerakan signifikan di USD/JPY. Trader yang menguasai fundamental kedua negara dapat merumuskan strategi trading yang terukur.
6. Volatilitas Cukup Terukur
Walau likuid, USD/JPY tetap menawarkan volatilitas pergerakan cukup lebar untuk profit potential tetapi tidak terlalu ekstrim seperti beberapa mata uang emerging market. Kombinasi likuiditas dan volatilitas moderat membuatnya ideal bagi trader yang membutuhkan pergerakan cukup untuk target profit, tanpa risiko gap besar di luar jam pasar utama.
Evolusi USDJPY: Dari Plaza Accord hingga Era Suku Bunga Negatif
-
1985 – Plaza Accord: Kesepakatan internasional menekan dolar; USDJPY anjlok dari 250 ke 120‑an dalam dua tahun.
-
1998 – Krisis Asia: Yen melemah tajam, USDJPY menyentuh 147, level yang kembali diuji pada 2024.
-
2013 – Abenomics: BOJ memulai pelonggaran super‑agresif, yen terdepresiasi sampai zona 125.
-
2023–2024: Fed menaikkan Fed Funds di atas 5 %, sedangkan BOJ menahan suku bunga negatif ‑0,1 %. Selisih ini melambungkan USDJPY ke 155 sebelum terkoreksi.
-
2025: Fed masih bertahan di 4,25–4,50 %; BOJ baru dua kali menaikkan suku bunga ke 0,25 %, tetap jauh di bawah Fed, sehingga diferensial suku bunga tetap kondusif bagi kenaikan USDJPY.
Faktor Fundamental Menggerakkan USDJPY
Berikut uraian mendalam mengenai faktor-faktor fundamental yang menjadi pendorong utama pergerakan pasangan USD/JPY:
1. Kebijakan Moneter The Fed dan Bank of Japan
Pada inti dinamika USD/JPY terdapat perbedaan arah dan intensitas kebijakan moneter antara Federal Reserve (The Fed) dan Bank of Japan (BoJ). Ketika The Fed menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi seperti yang terjadi sepanjang 2022–2024 USD cenderung menguat terhadap mata uang lain, termasuk JPY.
Sebaliknya, BoJ yang mempertahankan suku acuan ultra-longgar (suku punjang mendekati atau di bawah nol) membuat yen relatif lemah. Selisih kebijakan ini menciptakan tekanan terus-menerus yang mendorong USD/JPY naik.
2. Perbedaan Tingkat Imbal Hasil
Imbal hasil (yield) obligasi 10-tahun AS sering dijadikan barometer aliran modal global. Ketika yield obligasi AS naik, yield differential terhadap obligasi Jepang melebar menjadikan USD lebih menarik bagi investor global.
Trader carry trade memanfaatkan selisih ini: mereka meminjam yen berbunga rendah untuk membeli obligasi AS dengan imbal hasil lebih tinggi, sehingga arus modal masuk ke USD semakin besar dan USD/JPY menguat.
3. Rilis Data Ekonomi Amerika Serikat
Sejumlah data ekonomi AS secara konsisten memengaruhi ekspektasi pasar terhadap kebijakan The Fed dan, pada gilirannya, nilai tukar USD/JPY:
-
Nonfarm Payrolls (NFP): Laporan ketenagakerjaan non-pertanian yang melebihi ekspektasi biasanya mendorong dolar menguat.
-
Indeks Harga Konsumen (CPI): Inflasi inti yang tinggi meningkatkan kemungkinan The Fed mempertahankan atau menaikkan suku bunga lebih lanjut.
-
Produk Domestik Bruto (GDP) dan Penjualan Ritel: Angka pertumbuhan yang kuat memperkuat keyakinan pada daya tahan ekonomi AS, mendukung USD dan mendorong USD/JPY naik.
4. Kondisi Ekonomi Jepang
Meskipun headline sering menyoroti AS, data fundamental Jepang juga penting:
-
Tankans dan Indeks Sentimen Bisnis: Survei Tankan (BOJ) mencerminkan optimisme perusahaan besar; perbaikan sentimen bisnis dapat memperkuat yen.
-
Data Inflasi dan Upah: BoJ sangat berhati-hati melepas suku ultra-longgar hingga inflasi inti dan ekspektasi upah naik stabil di atas target 2 %. Kegagalan mencapai target ini memperkuat bias dovish dan menekan yen.
-
Pertumbuhan GDP: Ekonomi Jepang yang melambat atau stagnan mengurangi daya tarik aset yen, sehingga USD/JPY cenderung bergerak naik.
5. Neraca Perdagangan dan Aliran Modal
Jepang memiliki surplus current account yang besar—ekspor barang dan jasa selalu melebihi impor yang pada dasarnya mendukung permintaan yen.
Namun, pada saat yang sama, perusahaan Jepang berinvestasi besar-besaran di luar negeri (outbound FDI), menyalurkan dividen dan capital repatriation dalam bentuk USD. Aliran modal keluar ini menambah tekanan pelemahan yen dan mendorong USD/JPY.
Manajemen Risiko USDJPY
Sebelum menerapkan teknik manajemen, pahami terlebih dahulu profil risiko USD/JPY:
-
Likuiditas Tinggi & Volatilitas Moderat
Meskipun sangat likuid, USD/JPY tetap dapat bergerak 50–100 pips dalam sekali “shock” berita (misalnya NFP atau pernyataan BoJ/Fed). -
Sensitif terhadap Kebijakan Moneter & Sentimen
Spread suku bunga, intervensi BoJ, dan aliran carry trade memicu fluktuasi mendadak.
Memahami bahwa Anda berhadapan dengan “yen safe-haven” dan “dolar carry-trade” akan membantu merumuskan batas risiko yang tepat.
1. Position Sizing
Menentukan ukuran lot (lot size) harus didasarkan pada besaran modal dan toleransi risiko Anda:
-
Risk Per Trade Maksimal 1–2 %
Jika akun Anda $10.000, risiko per trade usahakan hanya $100–200. -
Hitung Value per Pip
Pada USD/JPY, per pip per mikro-lot (0,01 lot) senilai sekitar ¥0,1 atau setara $0,001 (tergantung kurs). Sesuaikan lot agar kerugian jika Stop-Loss tersentuh tidak melebihi 1–2 %.
2. Penempatan Stop-Loss & Take-Profit
-
Stop-Loss di Level Sinyal Teknikal
Letakkan SL sedikit di luar swing high/low, level support/resistance, atau di balik garis Fibonacci penting (contoh: 38,2 %–61,8 %). -
Rasio Reward-to-Risk Minimal 1,5 : 1
Jika SL Anda 50 pips, targetkan TP minimal 75 pips. Ini memastikan secara statistik Anda bisa tetap profit walau win rate di bawah 50 %. -
Dynamic Stop-Loss (Trailing Stop)
Gunakan indikator ATR (Average True Range) 14-periode untuk mengatur trailing stop secara otomatis—misalnya ATR × 0,8–1,2—agar SL menyesuaikan volatilitas pasar.
3. Pengendalian Leverage
USD/JPY menawarkan banyak pilihan leverage hingga 1:100 atau lebih. Namun:
-
Hindari Leverage Maksimum
Leverage tinggi memperbesar risiko margin call. Pilih leverage moderat (1:10–1:20) untuk menjaga fleksibilitas. -
Margin Buffer 20–30 %
Pastikan saldo margin selalu di atas 30 % dari margin requirement agar terhindar dari stop-out saat volatilitas mendadak.
dolar Amerika Serikat versus yen Jepang adalah salah satu pair terpopuler di forex karena likuiditasnya sangat tinggi dan ia mencerminkan dua ekonomi terbesar dunia.
Sebelum membuka posisi, memahami pendorong harga, sesi perdagangan tersibuk, hingga dinamika kebijakan moneter kedua negara mutlak diperlukan. Artikel berikut membekali Anda dengan dasar-dasar teknikal dan fundamental, lengkap dengan perspektif pasar terkini.
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!