

Market Analysis
Doji dan Morning Star Bullish candlestick jadi strategi yang umum digunakan saat bull market. Apa itu bull market dan apa saja indikatornya? Trading forex menuntut Anda untuk mengetahui musim, kapan market mengalami bull dan bear agar profit maksimal.
Tentu Anda sebagai trader paham dengan candlestick yang umum digunakan saat bull market, seperti morning star pattern, dimana pola ini dikenal sebagai pola pembalikan bullish yang menunjukkan potensi perubahan arah tren dari bearish ke bullish.
Untuk teknikal trading, morning star sendiri terdiri dari tiga candlesticks, dimana:
- Candlestick pertama: Candlestick bearish yang panjang (merah atau hitam), menunjukkan tren turun yang kuat.
- Candlestick kedua: Candlestick kecil, bisa berupa Doji atau candlestick dengan tubuh kecil. Biasanya, ini menunjukkan ketidakpastian pasar atau konsolidasi.
- Candlestick ketiga: Candlestick bullish yang panjang (hijau atau putih), menutup lebih tinggi dari titik tengah candlestick pertama, mengindikasikan pembalikan tren ke arah bullish.
Pola Morning Star biasanya muncul di akhir tren bearish, menandakan bahwa tekanan jual sudah mulai mereda dan pembeli mulai menguasai pasar, yang bisa menyebabkan harga bergerak naik terutama jika muncul setelah tren turun yang panjang.
Ada beberapa pattern yang bisa Anda amati untuk menjadi pertanda adanya tren bullish, namun sebelum memahami terkait tren bullish, penting untuk Anda mengerti faktor-faktor apa saja yang menjadi indikator adanya tren bullish, sekaligus menghubungkan antara tren market secara fundamental dengan teknikal trading.
Dalam dunia investasi, istilah "bull market" merujuk pada periode di mana harga aset mengalami kenaikan yang signifikan dan berkelanjutan. Fenomena ini mencerminkan optimisme investor terhadap prospek ekonomi dan pasar secara keseluruhan.
Prospek ekonomi ini biasanya disertai pertumbuhan ekonomi yang kuat, dan tingkat pengangguran yang rendah. Bull market dapat terjadi di berbagai pasar, termasuk saham, obligasi, real estate, mata uang, dan komoditas. Lantas, apa bagaimana fenomena-fenomena bull market ini mempengaruhi harga pasar?
Baca juga: Apa Itu Spinning Top Candle dalam Dunia Trading?
Karakteristik Bull Market

Baik kondisi bull maupun bear selalu memiliki karakteristik sehingga trader dapat menyusun strategi sesuai dengan kondisi market. Berikut beberapa karakteristik bull market, seperti:
1. Kenaikan Harga Aset Secara Konsisten
Bull market ditandai dengan tren naik harga yang berkelanjutan dalam periode waktu tertentu, bisa beberapa bulan hingga beberapa tahun. Ini berlaku untuk berbagai aset seperti saham, indeks pasar, kripto, obligasi, dan komoditas. Diman bull market bisa berlangsung lama, bahkan hingga lebih dari satu dekade seperti yang terjadi setelah krisis 2008.
Bull market umumnya pasar dianggap bullish jika kenaikan melebihi 20% dari titik terendah sebelumnya. Dengan nilai volatilitas yang secara umum naik, bull market tetap mengalami koreksi minor (penurunan sementara) tanpa membatalkan tren naik utama.
2. Sentimen Pasar yang Optimis
Sentimen pasar menjadi sangat positif membentuk fase bull market dimana Investor memiliki keyakinan tinggi terhadap masa depan ekonomi dan keuntungan investasi. Sekaligus didukung oleh media, analis, dan pelaku pasar cenderung memberikan proyeksi positif, mendorong lebih banyak orang untuk berinvestasi.
Akhirnya, kecenderungan trader untuk Fear of Missing Out (FOMO) mulai muncul, terutama di fase pertengahan hingga akhir bull market, yang mempercepat lonjakan harga karena investor tidak ingin tertinggal.
3. Pertumbuhan Ekonomi yang Kuat dan Stabil
Bull market biasanya sejalan dengan indikator ekonomi makro yang positif, seperti Peningkatan Produk Domestik Bruto (PDB) dimana merupakan tanda ekonomi tumbuh sehat, fundamental perusahaan membaik sehingga mendukung harga saham naik yang berdampak pada laba, tingkat pengangguran menurun, dan konsumsi masyarakat yang meningkat.
4. Aktivitas Investasi yang Meningkat
Dengan kondisi dan pertumbuhan ekonomi yang meningkat, tentu mampu menarik investor institusi untuk meningkatkan portofolio ke aset yang lebih berisiko. Didukung pula dengan investor ritel yang turut memasuki pasar (khususnya saat pertengahan dan akhir bull market), sehingga volume transaksi meningkat secara signifikan. Hal ini menyebabkan likuiditas pasar meningkat dan harga lebih mudah terdorong naik.
5. Suku Bunga dan Inflasi yang Terkendali
Bull market lebih mungkin berkembang dalam lingkungan moneter yang kondusif, dimana Suku bunga rendah membuat biaya pinjaman murah, mendorong konsumsi dan investasi. Dan disertai dengan Inflasi yang terkendali menjaga daya beli masyarakat dan menjaga margin keuntungan perusahaan. Bank sentral biasanya mendukung pertumbuhan ini sampai tanda-tanda overheating ekonomi mulai muncul.
6. Euforia dan Potensi Overvaluation di Fase Akhir
Pada fase akhir bull market, terjadi tanda-tanda berlebihan dimana valuasi aset jauh di atas nilai fundamental (misalnya P/E ratio saham sangat tinggi). Akibatnya banyak investor membeli bukan berdasarkan analisis, tetapi karena ikut-ikutan atau ekspektasi harga akan terus naik.
Selain itu, muncul bubble (gelembung harga) di sektor-sektor tertentu (contoh: teknologi pada 2000, properti pada 2008, kripto pada 2021). Ketika sentimen mulai berbalik, bisa terjadi koreksi besar atau bahkan awal dari bear market.
Dari enam karakteristik bull market, dapat disimpulkan jika hasil dari kombinasi antara sentimen positif, fundamental ekonomi yang kuat, dan kondisi pasar yang mendukung. Tapi penting juga untuk memahami bahwa semakin panjang bull market berlangsung, semakin besar potensi koreksi atau pembalikan arah.
Baca juga: Mau Sukses Swing Trading? Ini 3 Indikator Favorit Trader
Fase Bull Market

Bull market biasanya terdiri dari tiga hingga empat fase utama, mengikuti siklus psikologis dan ekonomi, apa saja?
1. Fase Akumulasi (Awal Bull Market)
Fase akumulasi yang terjadi di awal bull market memiliki ciri-ciri dimana terjadi setelah pasar mengalami penurunan besar (bear market), sehingga harga masih rendah namun memiliki volatilitas tinggi. Disini sentimen pasar masih pesimis atau skeptis ("ini hanya dead cat bounce"). Hanya investor berpengalaman atau institusi yang mulai membeli (smart money).
Strategi yang bisa Anda lakukan adalah waktunya untuk membeli aset undervalued, dimana Anda harus fokus pada analisis fundamental yang memiliki potensi jangka panjang. Dengan melakukan analisa mandiri, maka Anda akan sulit untuk terpengaruh pesimisme umum.
2. Fase Partisipasi Publik (Pertumbuhan Pesat)
Pada fase ini dimana Data ekonomi mulai membaik, dalam hal ini adalah laba perusahaan naik, inflasi dan pengangguran terkendali. Media mulai memberitakan kabar positif, sehingga semakin banyak investor (ritel dan institusi) masuk pasar yang mengakibatkan harga naik lebih cepat dan volume meningkat.
Pada fase ini Anda bisa melakukan investasi dengan tetap melakukan diversifikasi portofolio untuk mengelola risiko sambil menangkap peluang, sekaligus pertimbangkan untuk menambah posisi koreksi kecil.
3. Fase Distribusi (Puncak Bull Market)
Pada fase ini terjadi penurunan harga yang naik tajam, jauh melebihi nilai fundamental dan mengakibatkan Investor percaya harga tidak akan turun (“this time is different”). Alhasil, banyak investor baru masuk tanpa pengetahuan cukup (FOMO) sehingga valuasi sangat tinggi (bubble mulai terbentuk).
Pada fase ini Anda perlu mengatur emosi Anda dan jangan serakah, mulai atur untuk mengambil keuntungan dengan terus memperhatikan sinyal teknikal dan fundamental, dan yang paling penting adalah lindungi portofolio (dengan stop loss dan hedging).
4. Fase Koreksi
Di fase ini terjadi harga yan mulai stagnan atau turun perlahan, disertai dengan berita negatif mulai muncul, namun banyak yang masih menyangkal. Selain itu, investor besar mulai menjual secara bertahap (distribusi), sehingga volatilitas meningkat, pasar tidak stabil.
Penting untuk Anda memperhatikan bahwa ini adalah waktu untuk mengurangi eksposur terhadap aset berisiko tinggi. Mulai naikkan alokasi ke aset defensif (emas, obligasi, saham blue-chip), sekaligus siapkan dana tunai untuk peluang baru setelah koreksi.
Dengan indikator dan fase bull market yang telah dijelaskan diatas, lantas bagaimana cara investor untuk memanfaatkan kondisi bull market?
Baca juga: Mengenal EMA: Indikator Teknikal yang Wajib Dikuasai Trader!
Bull Market Pattern untuk Strategi Trading
Secara umum sama halnya dengan kondisi lainnya, Anda perlu mempersiapkan diri untuk peluang yang datang, Anda bisa mulai untuk melakukan 5 hal ini, yaitu:
- Tetap pada Rencana Investasi.
- Perhatikan Valuasi dan Berita Ekonomi.
- Kelola Risiko dengan gunakan stop loss atau hedging.
- Kendalikan emosi Anda.
Selain itu, sebagai trader perlu untuk mengetahui tanda-tanda dari kondisi market yang bullish. Terdapat 8 pattern yang bisa Anda pelajari dan jadikan acuan saat bull market, sumber candlesticks ini diambil dari website centerpointsecurities.com. Apa saja bullish candlestick yang umum digunakan?

Pola candlestick merupakan representasi visual yang menggambarkan dinamika antara pembeli dan penjual di pasar saham. Bentuk tubuh dan sumbu candlestick memberikan petunjuk penting mengenai arah pergerakan harga yang paling mungkin terjadi.
Pola candlestick bullish umumnya menandakan potensi kenaikan harga dan menjadi sinyal untuk membuka posisi beli (long), sedangkan pola bearish mengindikasikan kemungkinan penurunan harga, memberi isyarat bahwa saham bisa mengalami tren menurun.
1. Engulfing

Pola bullish engulfing adalah pola candlestick pembalikan arah yang mengindikasikan kemungkinan berakhirnya tren penurunan. Pola ini terbentuk ketika sebuah candlestick bullish yang besar sepenuhnya membungkus atau “menelan” tubuh candlestick bearish sebelumnya.
Bullish engulfing menjadi sinyal price action yang kuat, terutama saat muncul di area penting dalam pasar seperti level support, zona permintaan, atau garis tren. Pola ini memiliki kekuatan lebih jika disertai dengan volume perdagangan yang tinggi, yang terlihat dari batang volume. Untuk dianggap valid, tubuh candlestick bullish harus sepenuhnya menutupi tubuh candlestick sebelumnya.
Secara psikologis, pola ini mencerminkan bahwa pembeli mulai mengambil kendali di level penting pasar. Dorongan beli yang kuat menghasilkan volume tinggi dan tekanan naik yang cukup besar untuk mengalahkan kekuatan jual sebelumnya—memberi sinyal potensi pembalikan ke arah tren naik.
2. Hammer & Inverted Hammer

Pola candlestick Hammer & Inverted Hammer adalah dua formasi unik yang, meskipun terlihat berlawanan, sama-sama mengisyaratkan potensi pembalikan arah ke tren naik (bullish reversal).
Pola Hammer memiliki bentuk menyerupai alat palu, di mana bagian bawah candlestick didominasi oleh sumbu panjang, sedangkan tubuhnya kecil dan terletak di bagian atas. Ini menandakan bahwa meskipun harga sempat turun tajam selama sesi, tekanan beli berhasil mendorong harga kembali naik sebelum penutupan.
Sedangkan Inverted Hammer, sesuai namanya, adalah versi terbalik dari pola hammer. Candlestick ini memiliki sumbu atas yang panjang dan tubuh kecil di bagian bawah. Meskipun terkesan seperti pola bearish karena tekanan jual di awal sesi, pola ini justru mencerminkan potensi pembalikan bullish karena penjual gagal mempertahankan dominasi.
Dalam perdagangan, warna tubuh candlestick pada pola hammer dan inverted hammer bukanlah faktor utama. Yang terpenting adalah konteks pembentukan dan struktur candlestick itu sendiri. Sumbu yang panjang menandakan adanya penolakan terhadap level harga tertentu, artinya penjual tidak mampu mempertahankan tekanan, sehingga pembeli mengambil alih dan mendorong harga naik.
Baca juga: Mengenal Major, Minor, dan Exotic Pairs dalam Mata Uang Trading
3. Morning Star

Pola morning star adalah formasi candlestick tiga batang yang sering digunakan untuk mengantisipasi potensi pembalikan arah harga ke tren naik (bullish reversal) dengan tingkat keandalan yang tinggi.
Formasi ini diawali oleh candlestick pertama yang bersifat bearish, dengan tubuh berukuran sedang hingga besar, mencerminkan dominasi penjual di pasar. Candlestick kedua lebih pendek, baik bullish maupun bearish yang menunjukkan melemahnya tekanan jual dan kemungkinan awal masuknya minat beli.
Candlestick ketiga kemudian muncul sebagai candle bullish dengan tubuh besar, yang idealnya menelan sepenuhnya candle kedua, menandakan kembalinya dominasi pembeli. Pola ini menggambarkan pergeseran sentimen pasar dari tekanan jual yang kuat menuju potensi tren naik, yang menjadikan pola morning star sebagai sinyal penting dalam analisis teknikal.
4. Three White Soldiers

Three White candlestick adalah pola candlestick yang terdiri dari tiga candle bullish berturut-turut, yang mencerminkan masuknya tekanan beli yang kuat ke pasar dan menandakan potensi kelanjutan tren naik.
Pola ini sering digunakan bersamaan dengan alat analisis teknikal lainnya, seperti garis tren atau Fibonacci retracement, untuk mengidentifikasi titik masuk yang lebih akurat. Dalam mengamati pola ini, ukuran dan bentuk candle sangat penting. Idealnya, ketiga candle memiliki tubuh besar dengan sedikit atau tanpa sumbu, yang menunjukkan dominasi pembeli tanpa banyak tekanan balik dari penjual.
Volume perdagangan juga menjadi indikator pendukung penting, dan dapat diamati melalui indikator volume pada platform charting. Untuk memastikan validitas pola, sebaiknya tunggu hingga candle ketiga selesai terbentuk dan ditutup sebagai candle bullish sebelum mengambil keputusan trading.
Baca juga: Moving Average untuk Scalping: Tips, Setting, dan Strateginya!
5. Doji

Doji, yang sering dijuluki sebagai lilin "keragu-raguan", adalah jenis candlestick dengan tubuh kecil yang menandakan ketidakseimbangan antara pembeli dan penjual. Lilin ini biasanya berukuran kecil hingga sedang, dan tubuh kecilnya menunjukkan bahwa baik pembeli maupun penjual tidak cukup kuat untuk mengarahkan harga secara signifikan ke salah satu arah.
Namun, ketika doji muncul di level-level penting pasar, jenis doji yang terbentuk dapat memberikan petunjuk arah harga yang potensial. Doji pattern memiliki dua jenis yaitu Dragonfly Doji dan Gravestone Doji.
Dragonfly doji dianggap sebagai sinyal pembalikan bullish, sedangkan gravestone doji diinterpretasikan sebagai indikasi pembalikan bearish.
Dragonfly doji memiliki bentuk menyerupai huruf T, dengan sumbu bawah yang panjang dan sedikit atau tanpa sumbu atas. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sumbu panjang menandakan adanya penolakan pada level harga yang signifikan.
Pola dragonfly doji sering kali muncul di akhir tren penurunan. Ketika harga mencapai level penting, penjual menghadapi kekuatan beli atau dukungan yang cukup besar, yang menyebabkan harga memantul naik. Hal ini menciptakan bentuk T khas dari candle dragonfly doji, mengisyaratkan potensi perubahan arah pasar ke atas.
6. Harami

Bullish harami adalah pola pembalikan naik yang sering dianggap sebagai kebalikan dari pola bullish engulfing. Pola ini terdiri dari dua candlestick: satu candlestick bearish besar yang diikuti oleh candlestick bullish kecil.
Dalam pola ini, candlestick bullish harus cukup kecil sehingga seluruh bagian tubuhnya berada di dalam kisaran candlestick bearish sebelumnya mulai dari harga pembukaan hingga penutupan. Ini adalah syarat penting yang harus dipenuhi agar pola harami dinilai valid.
Ketika pola bullish harami muncul, pembalikan tren dapat dikonfirmasi dengan alat bantu seperti struktur pasar atau indikator osilator. Banyak trader memilih menunggu sinyal lanjutan, seperti terbentuknya level higher high (tanda awal penembusan struktur pasar), sebelum membuka posisi.
Pola ini mencerminkan melemahnya kekuatan penjual ditunjukkan oleh candlestick bullish kecil yang muncul setelah tekanan jual gagal mendorong harga lebih rendah yang mengindikasikan potensi perubahan arah pasar.
7. Piercing Line

Pola piercing line adalah pola candlestick dua batang yang menandakan potensi pembalikan ke arah tren naik (bullish reversal). Pola ini dimulai dengan candlestick pertama yang bersifat bearish, diikuti oleh candlestick bullish yang membuka lebih rendah dari penutupan candle sebelumnya, namun kemudian ditutup melewati titik tengah candlestick bearish tersebut.
Dalam penggunaan pola ini, penting untuk memperhatikan ukuran tubuh masing-masing candlestick. Kedua candle sebaiknya memiliki tubuh yang besar untuk menegaskan kekuatan pergerakan harga. Keakuratan sinyal akan meningkat jika pola ini muncul di area penting seperti level support atau zona harga utama lainnya.
Pola ini mencerminkan perubahan sentimen pasar, di mana tekanan jual melemah dan tekanan beli mulai mendominasi, membuka peluang bagi pembalikan arah harga.
Baca juga: Tes Dulu, Baru Terjun! Pentingnya Backtesting dalam Dunia Trading Forex
8. Tweezer Bottoms

Tweezer bottom adalah pola candlestick bullish yang populer dan dapat diterapkan pada berbagai instrumen, termasuk saham. Pola ini terdiri dari dua candle dengan ukuran yang relatif seimbang: sebuah candle bearish yang diikuti oleh candle bullish.
Dalam pola ini, candle bullish idealnya dibuka pada level penutupan candle bearish, dengan keduanya menunjukkan volume yang signifikan. Penutupan candle bullish sebaiknya berada pada atau di atas harga pembukaan candle bearish.
Tweezer bottom sering muncul di akhir tren turun dan dianggap sebagai sinyal potensi pembalikan arah. Kesamaan ukuran antara kedua candle mencerminkan bahwa tekanan jual pada candle pertama telah berhasil dilawan oleh tekanan beli pada candle kedua, mengindikasikan bahwa momentum bearish mulai melemah dan peluang pembalikan tren meningkat.
Dari penjelasan diatas, maka bullish market adalah momen krusial dalam dunia trading dan investasi, di mana peluang keuntungan terbuka lebar seiring dengan tren naik harga aset. Namun, untuk dapat memanfaatkannya secara maksimal.
Seorang trader tidak cukup hanya mengandalkan keberuntungan namun juga pemahaman teknikal, terutama membaca pola candlestick, menjadi kunci utama dalam mengambil keputusan yang tepat.
Pola candlestick seperti Doji, Bullish Engulfing, dan lainnya memberikan sinyal dini terhadap perubahan arah pasar. Dengan memahami karakteristik dan konteks kemunculannya, trader bisa masuk dan keluar posisi dengan lebih percaya diri serta meminimalkan risiko kerugian.
Di sinilah Dupoin hadir sebagai pusat edukasi trading yang terpercaya. Dengan pendekatan yang sistematis, materi yang mudah dipahami, serta pembelajaran yang berbasis praktik pasar, Dupoin membantu Anda membangun fondasi teknikal yang kuat. Belajar candlestick bersama Dupoin bukan hanya soal mengenal pola, tetapi juga tentang membaca psikologi pasar dan membentuk strategi yang konsisten dan disiplin.
Jangan hanya ikut tren, pahami dan kuasai pasarnya. Mulailah perjalanan edukasi teknikal Anda bersama Dupoin hari ini.