English
English
繁體中文
Tiếng Việt
ภาษาไทย
日本語
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
Русский язык
اللغة العربية(beta)
zu-ZA
0
Market AnalysisMarket Analysis

Market Analysis

Saham Vs Obligasi: Mana yang Lebih Cocok untuk Investor Pemula?

Kompas · 8.1K Views

Secara umum, saham mencerminkan kepemilikan atas suatu perusahaan. Ketika seseorang membeli saham, ia turut memiliki bagian dari perusahaan tersebut dan berhak atas sebagian laba yang dibagikan dalam bentuk dividen, serta memiliki suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).

Sementara itu, obligasi merupakan surat utang jangka menengah hingga panjang yang diterbitkan oleh perusahaan, BUMN, atau pemerintah. Pemilik obligasi tidak memiliki perusahaan, tetapi menjadi pihak yang meminjamkan dana dan akan menerima bunga (kupon) secara berkala, serta pelunasan pokok utang saat jatuh tempo.

“Obligasi sering dipilih investor yang mencari pendapatan pasif dengan risiko yang lebih terukur,” dikutip dari ruangmenyala.com OCBC NISP.

Dari sisi potensi keuntungan, saham umumnya menjanjikan imbal hasil yang lebih tinggi dalam jangka panjang. Namun, risiko yang menyertainya juga tidak kecil karena harga saham sangat bergantung pada kondisi pasar dan kinerja perusahaan.

Sebaliknya, obligasi cenderung lebih stabil. Kupon yang ditawarkan bersifat tetap dan umumnya tidak terpengaruh gejolak pasar. Khususnya untuk obligasi negara, risiko gagal bayar tergolong sangat rendah.

Selain itu, saham bisa dimiliki tanpa batas waktu dan diperjualbelikan kapan saja di pasar. Berbeda dari obligasi yang memiliki tenor tertentu, seperti 3, 5, atau 10 tahun. Meski bisa dijual sebelum jatuh tempo, harga obligasi bisa naik turun sesuai kondisi pasar.

Memahami perbedaan antara saham dan obligasi menjadi langkah penting sebelum memutuskan pilihan investasi. Keduanya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Saham menawarkan potensi pertumbuhan modal, sedangkan obligasi memberikan arus kas yang lebih stabil.

Bagi investor pemula, pilihan terbaik sangat bergantung pada tujuan keuangan, toleransi risiko, serta jangka waktu investasi yang diinginkan.

Need Help?
Click Here