English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Atur Risiko Trading dengan Hedging Forex, Bagaimana Caranya?
Dupoin · 72.2K Views

Atur Risiko Trading dengan Hedging Forex

“High Risk, High Return”, menjadi istilah umum yang sering diucapkan oleh mereka yang sukses menjadi kaya dengan trading forex, saham, atau crypto. Setiap ‘return’ selalu ada ‘risk’ atau risiko.

Trading tidak hanya tentang mendapatkan keuntungan besar, namun juga mengantisipasi risiko dalam trading, ya kehilangan uang. “Don’t lose money”, merupakan rules pertama dalam investasi Warren Buffett, dan Hedging adalah salah satu cara memanage risiko trading.

Apa itu hedging dalam trading? dan bagaimana caranya hedging dalam manajemen risiko? Merupakan dua pertanyaan umum dari trader pemula. Artikel ini akan membahas lebih dalam tentang hedging dan bagaimana mengimplementasikan di aktivitas trading Anda.

Hedging dalam Trading

Apa itu Hedging dalam trading? Adalah strategi untuk mengurangi atau melindungi nilai dari risiko kerugian akibat pergerakan pasar yang tidak menguntungkan. Tujuannya bukan untuk mendapatkan keuntungan besar, tetapi untuk mengendalikan potensi kerugian, terutama saat pasar bergerak berlawanan dengan posisi yang diambil.

Sebagai gambaran, Anda dapat melihat tabel dibawah ini tentang strategi hedging posisi lawan atau yang sering dikenal dengan buy&sell instrumen yang sama.


Gambar 1. Visualisasi hedging 

Misalnya, Anda melakukan trading BUY XAUUSD di posisi $2300, jika market naik di angka $2320 maka akan mendapatkan profit $20, namun jika market posisi turun di angka $2280 maka Anda akan kehilangan uang $20.

Untuk membatasi risiko dari kehilangan uang $20, maka Anda melakukan hedging dengan membuka posisi SELL XAUUSD di posisi $2310. Jika Anda amati tabel diatas dapat disimpulkan bahwa P&L dari open posisi Anda adalah +$10. Tidak peduli apakah harga naik atau turun, Anda menghasilkan sekitar $10. Itulah kekuatan (hedging) lindung nilai untuk mengurangi risiko besar, tetapi juga membatasi keuntungan besar.

Namun, konsekuensi dari hedging adalah peluang keuntungan yang Anda peroleh lebih kecil dan Anda perlu membuka open posisi lebih dari satu, otomatis tentunya ada biaya yang harus Anda tanggung di setiap posisi terbuka. Kembali pada strategi dan risiko yang bisa Anda tanggung. Itulah fungsi hedging, apakah sudah ada gambaran terkait fungsi dari Hedging? Jika sudah, mari kita pelajari risiko hedging.

Baca juga: Perbedaan Trading Forex vs Trading Emas (XAUUSD)

Jenis Risiko Trading

Setelah Anda memahami gambaran tentang Hedging sebagai lindung nilai sehingga risiko kerugian yang Anda tanggung tidak membesar. Maka, dalam konteks hedging ada tiga jenis risiko utama yang biasa dihadapi oleh trader maupun pelaku usaha internasional, yaitu risiko transaksi, translasi, dan ekonomi.

1. Risiko Transaksi

Apa itu risiko transaksi dalam hedging? Risiko ini muncul saat kamu melakukan transaksi dalam mata uang asing, dan nilai tukarnya berubah sebelum transaksi diselesaikan. Misalnya, Anda membeli (BUY) EUR/USD di harga 1.1000, tapi saat pembayaran dilakukan, kurs berubah menjadi 1.1200 maka hal ini menyebabkan biaya naik.

2. Risiko Translasi

Risiko ini lebih sering dialami oleh perusahaan multinasional. Risiko translasi terjadi ketika laporan keuangan dari entitas asing perlu dikonversi ke mata uang domestik. Fluktuasi nilai tukar bisa membuat laporan keuangan terlihat lebih buruk atau lebih baik, tanpa ada perubahan nyata dalam bisnis.

Misalnya, sebuah perusahaan Indonesia punya cabang di AS yang menghasilkan USD. Jika USD melemah, maka saat keuangan dikonversi ke rupiah, nilai pendapatan tampak lebih kecil meskipun bisnis berjalan baik. Hal ini dapat terjadi saat menyusun laporan keuangan konsolidasi dan juga relevan untuk investor yang pegang saham perusahaan multinasional.

3. Risiko Ekonomi

Risiko jangka panjang yang memengaruhi daya saing dan kelangsungan bisnis akibat fluktuasi mata uang. Misalnya, Jika yen Jepang terlalu kuat, maka ekspor Jepang jadi mahal dan kurang kompetitif di pasar global. Ini bisa merugikan perusahaan Jepang jangka panjang.

Dari ketiga risiko diatas, risiko transaksi erat berhubungan dengan trader dimana harga sebelum close posisi mengalami perbedaan. Sekalipun hedging memiliki risiko, dapat dipahami bahwa hedging juga memiliki keuntungan dalam aktivitas trading Anda, apa saja keuntungan hedging?

Baca juga: Apa itu Stop Loss dan Take Profit Serta Fungsinya

Level Up Provit

Keuntungan Hedging

‘Jangan kehilangan uang’, itu adalah rules pertama yang perlu Anda pegang dalam sebelum trading sehingga Anda perlu membuat trading plan dan mengetahui fundamental market yang terjadi, sehingga belajar menggunakan akun demo adalah penting untuk trader pemula lakukan.

Identifikasi risiko perlu dilakukan sebelum Anda masuk ke market riil, tidak hanya mempersiapkan informasi dan ilmu terkait trading, namun Anda juga perlu mempersiapkan mental sehingga saat kondisi market tidak sesuai dengan ekspektasi, Anda masih bisa berpikir logis dalam mengambil tindakan.

1. Identifikasi Risiko

Sebagai trader, lakukan hedging dengan memulai dari identifikasi risiko utama, seperti:

  • Apakah saya lebih rentan terhadap fluktuasi harga pasar?
  • Apakah posisi saya sering terkena volatilitas tinggi?
  • Apakah eksposur mata uang terlalu besar tanpa diversifikasi?

Dengan mengetahui jenis risiko membuat strategi lebih terarah, tentunya identifikasi risiko trader satu dengan yang lain tidak sama namun identifikasi risiko terhadap keuangan Anda perlu dilakukan.

2. Mengembangkan Strategi Hedging

Setelah Anda mengetahui risiko dari aktivitas trading yang akan Anda lakukan, mulai kembangkan strategi untuk memitigasi risiko. Umumnya, dikenal dua strategi yaitu perfect dan imperfect hedging. Apa itu?

  • Perfect Hedging

Merupakan strategi yang memberikan perlindungan total terhadap risiko. Contohnya, jika Anda membeli 1 lot EUR/USD, Anda bisa menjual 1 lot pada kontrak yang sama di waktu berbeda, namun hal ini sulit dilakukan sehingga muncullah strategi imperfect hedging.

  • Imperfect Hedging

Memberikan perlindungan parsial terhadap kerugian yang bisa terjadi, seperti tabel awal yang menggambarkan BUY SELL XAUUSD, dimana Anda bisa mengalami kerugian $20 namun dengan hedging, kerugian menjadi $10.

Biasanya digunakan jika kamu tidak bisa melindungi seluruh nilai transaksi atau ketika kondisi pasar tidak memungkinkan perfect hedge. Trader kecil biasanya memakai imperfect hedging karena lebih fleksibel dan murah. 

Gunakan Instrumen Hedging yang Sesuai

Ada banyak instrumen hedging yang bisa Anda gunakan dan disesuaikan dengan kondisi, misalnya seorang trader forex lebih cocok menggunakan posisi lawan (BUY - SELL), namun jika Anda sudah lama terjun dalam trading forex dan memahami korelasi dari tiap pair, maka bisa mencoba menggunakan strategi CROSS Hedging.

1. Posisi Lawan (Offsetting Positions)

Dengan menggunakan strategi posisi lawan, Anda bisa membuka posisi berlawanan terhadap posisi utama (contoh: buy & sell pair yang sama di saat bersamaan). Strategi ini cocok dilakukan oleh trader retail forex, saham, dan komoditas.

Misalnya, Anda buy EUR/USD 0.1 lot @1.1000, maka untuk hedging, Anda perlu melakukan sell EUR/USD 0.1 lot @1.1050. Sehingga saat harga turun, posisi BUY akan merugi, namun SELL akan mendapatkan keuntungan. Alhasil, kerugian yang Anda risiko kan lebih terbatas.

Strategi ini banyak dilakukan karena sederhana dan langsung bisa diterapkan, namun tentu saja membutuhkan manajemen ketat agar tidak rugi di dua arah jika Anda salah menempatkan posisi.

2. Pair Hedging (Cross-Hedging)

Cross hedging cocok dilakukan jika Anda memiliki pemahaman korelasi pair khususnya dalam forex. Dimana Anda bisa menggunakan pasangan mata uang lain yang berkorelasi untuk melindungi posisi utama.

Misalnya, Anda buy EUR/USD, lalu sell GBP/USD karena biasanya mereka berkorelasi positif). Jika pasar bergerak tak terduga, kerugian satu pair bisa dikompensasi oleh keuntungan di pair lain. Hal ini fleksibel untuk dilakukan, namun dengan kondisi market yang volatil dapat mengakibatkan korelasi antar pair ini berubah, sehingga kerugian akan semakin besar.

3. Options (Opsi)

Strategi options bisa Anda lakukan jika sudah berkecimpung dengan saham, indeks, dan komoditas. Dimana options memberikan kontrak yang adalah hak untuk membeli/menjual aset di harga tertentu pada waktu tertentu. Strategi ini butuh pemahaman lanjutan sekaligus biaya yang mahal.

Misalnya, Anda memiliki saham AAPL (Apple), dan membeli put option untuk melindungi dari penurunan harga.

4. CFD (Contracts for Difference)

Strategi ini cocok dilakukan oleh trader multi-aset, dimana kontrak antara trader dan broker untuk menukar selisih harga antara open dan close position, bisa digunakan dua arah (buy/sell). Misalnya, Anda long saham Tesla, lalu buka CFD short untuk jaga jika harga jatuh. Konsekuensi dari strategi ini adalah spread dan biaya swap yang tinggi, sekalipun fleksibel di banyak pasar.

Dari empat strategi hedging diatas, lantas bagaimana langkah-langkah hedging untuk trader pemula. 

Baca juga: Strategi Trading Menggunakan 3 Indikator RSI, MACD, dan Stochastic

Live Trade, Live Profit

Langkah-Langkah Hedging untuk Trader Pemula

Untuk trader pemula, sebelum melakukan hedging perlu Anda lakukan adalah membuat trading plan sehingga apapun aktivitas trading yang Anda lakukan bisa didokumentasikan dan bisa dievaluasi kondisi P&L, serta alasan kenapa Anda membuka posisi trading tersebut.


Gambar 2. Tabel trading plan

Untuk mendapatkan keuntungan yang besar dari trading yang Anda lakukan diperlukan rencana sehingga Anda bukan menjadi trader spekulan yang hanya membuka posisi tanpa alasan. Maka, berikut langkah-langkah yang perlu Anda lakukan untuk mengoptimalkan hedging Anda.

1. Pahami Posisi Awal

Sebelum melakukan hedging, Anda harus tahu:

  • Arah posisi: apakah Anda buy (long) atau sell (short).
  • Lot size dan pair apa yang Anda tradingkan
  • Serta tujuan Anda menggunakan hedging, apakah melindungi profit, atau batasi risiko dari pergerakan yang tak diinginkan

2. Gunakan Metode Hedging Sederhana

Untuk pemula, gunakan hedging langsung (direct hedge), yaitu buka posisi berlawanan pada pair yang sama. Misal: kamu buy EUR/USD 0.1 lot, lalu buka posisi sell EUR/USD 0.1 lot

Sehingga saat harga bergerak ke arah berlawanan dari posisi awal, kerugian bisa tertutup oleh posisi hedge. Pilih broker yang mendukung fitur "hedging", seperti Dupoin. Akun non-hedging akan langsung menutup posisi sebelumnya.

3. Pilih Waktu yang Tepat

Jangan asal hedging. Hedging bisa Anda lakukan saat:

  • Harga sudah bergerak cukup jauh dari entry awal.
  • Terdapat potensi reversal.
  • Anda tidak yakin arah selanjutnya
  • Ingin mengunci floating profit agar tidak berbalik arah

4. Gunakan Ukuran Lot yang Seimbang

Untuk pemula, gunakan ukuran lot yang sama antara posisi utama dan posisi hedging, dimana jika posisi awal 0.1 lot, maka hedging juga 0.1 lot. Dan jika ingin melindungi sebagian, gunakan lot lebih kecil pada posisi hedge.

5. Kelola Posisi dengan Baik

Hedging bukan berarti Anda bebas dari risiko. Anda tetap harus memantau kedua posisi, tetapkan target keluar (baik untuk posisi utama maupun hedge), dan hindari overhedging (membuka banyak posisi hedge terus menerus tanpa rencana)

Baca juga: Pahami Cara Membuat dan Manfaat Trading Plan untuk Trader Pemula

Yang Perlu diperhatikan saat Hedging


Gambar 3. Hedging Strategi

Dalam hedging ada hal-hal yang perlu Anda pahami sebagai trader pemula, seperti adanya biaya tambahan, risiko psikologis, timing di market bahkan overhedging. Hedging bukan cara untuk menghindari kerugian sepenuhnya, tapi cara untuk mengelola risiko yang mungkin terjadi.

Dengan mengenali jenis risiko, merancang strategi yang sesuai, dan menggunakan instrumen yang tepat, Anda bisa menjaga akun tetap sehat di tengah fluktuasi pasar yang tidak terduga. Selain itu, hal-hal yang perlu Anda ketahui saat melakukan hedging, seperti:

1. Biaya Transaksi Tambahan

Hedging berarti membuka posisi tambahan, sehingga Anda akan dikenakan spread, komisi, dan swap (biaya inap). Jika tidak dikalkulasi dengan baik, biaya ini bisa menggerus modal. Misalnya, Anda buka dua posisi 0.1 lot XAUUSD  maka biaya spread dikali dua.

2. Overhedging

Hal ini terjadi saat trader membuka posisi hedge lebih besar dari posisi utama. Akibatnya justru rugi dari posisi hedge jika pasar bergerak ke arah yang diinginkan. Misalnya, posisi awal buy 0.1 lot, tapi hedging-nya sell 0.3 lot. Jika harga naik, profit buy tertutup rugi dari sell.

3. Salah Waktu (Timing)

Hedging dilakukan terlalu cepat atau terlalu lambat bisa membuat posisi malah terperangkap. Alhasil Anda menjadi bingung akibat dua posisi terbuka, arah berlawanan, dan tidak tahu mana yang harus ditutup. Maka sebelum makukan hedging dengan analisis teknikal atau sinyal tertentu, bukan panik.

4. Kebingungan dalam Manajemen Posisi

Trading plan perlu Anda buat sehingga tidak perlu mengalami kebingungan saat membuka dua posisi. Dimana dua arah posisi = dua kali lebih rumit dalam pengambilan keputusan. Untuk trader pemula bisa bingung kapan menutup, mengatur SL/TP, dan membaca arah pasar. Perhatikan, bahwa hedging harus disertai rencana exit yang jelas (baik posisi utama maupun hedge).

5. Risiko Psikologis

Melihat dua posisi berlawanan bisa memicu stres, apalagi kalau hasil akhirnya malah rugi dua arah. Jika Anda belum siap mental akan mengakibatkan overreact atau overtrade.

6. Hedging Tidak Efektif (Imperfect Hedge)

Kadang posisi hedge tidak benar-benar melindungi risiko karena korelasi antar pair berubah, ukuran lot tidak seimbang, dan waktu entry tidak tepat. Maka, trading plan adalah hal yang wajib untuk dilakukan oleh trader pemula.

7. Bisa Mengunci Floating Loss

Jika harga bergerak melawan posisi utama dan hedge dibuka untuk "mengunci" kerugian, maka posisi jadi terperangkap. Floating loss jadi tidak bergerak, modal tersangkut. Misalnya, buy EUR/USD di puncak, lalu hedge dengan sell, harga sideways, dan yang terjadi tidak untung tidak rugi, namun Anda akan cenderung stress karena floating loss.

Itulah hal-hal yang perlu Anda perhatikan saat melakukan hedging, sekalipun hedging bertujuan untuk memitigasi kerugian namun memastikan bahwa Anda mengetahui alasan dari melakukan entry posisi dan exit posisi dari instrumen yang Anda tradingkan akan membantu mencegah kerugian.

Trading bukan hanya sekedar mendapatkan untung sebesar-besarnya, namun bagaimana memahami pasar dan mengambil peluang keuntungan dari kondisi market berdasarkan analisa dan strategi yang tepat.

Dupoin memahami kebutuhan terkait edukasi dan pentingnya memahami pasar. Bersama analis Dupoin, Anda berkesempatan memahami pasar dengan lebih dalam sekaligus mengeksekusi pasar. Segera buka akun demo dan pelajari market bersama analis Dupoin.

CTA Banner_Welcome Reward

Need Help?
Click Here