

Market Analysis
Sebagai investor, Anda tentu menginginkan imbal hasil yang optimal dari saham yang Anda miliki. Dua istilah saham yang sering muncul terkait dengan hal ini adalah buyback saham dan dividen. Keduanya merupakan bentuk kompensasi dari perusahaan kepada pemegang saham. Tapi, pernahkah Anda bertanya, mana yang lebih menguntungkan buyback atau dividen?
Pertanyaan ini sangat wajar, terutama jika Anda mulai serius dalam membangun portofolio saham jangka panjang. Nah, melalui artikel ini, Anda akan memahami apa perbedaan buyback dan dividen, apa kelebihan dan kekurangannya, serta kapan sebaiknya Anda lebih memilih salah satu dari keduanya untuk memaksimalkan potensi keuntungan investasi Anda.
Apa Itu Buyback Saham?
Buyback saham adalah aksi korporasi ketika perusahaan membeli kembali sahamnya yang beredar di pasar. Saham yang dibeli bisa disimpan sebagai treasury stock atau dihapuskan dari peredaran.
Tujuan buyback:
-
Meningkatkan nilai saham yang tersisa
-
Menunjukkan kepercayaan manajemen terhadap kinerja perusahaan
-
Mengurangi jumlah saham beredar untuk menaikkan rasio laba per saham (EPS)
Dampaknya bagi Anda:
Sebagai investor, buyback bisa memberi potensi capital gain, karena nilai saham biasanya naik setelah aksi buyback diumumkan atau dilakukan.
Apa Itu Dividen?
Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai (cash dividend) atau saham (stock dividend). Dividen biasanya dibagikan secara berkala, misalnya setiap kuartal atau setahun sekali.
Jenis-jenis dividen
1. Cash Dividend
Dividen ini dibayarkan dalam bentuk uang tunai langsung ke rekening pemegang saham. Ini adalah jenis dividen yang paling umum. Biasanya ditentukan dalam jumlah rupiah per lembar saham.
Contoh:
Jika Anda memiliki 1.000 lembar saham dan perusahaan memberikan dividen tunai sebesar Rp100 per lembar, maka Anda akan menerima Rp100.000.
2. Stock Dividend
Dividen yang diberikan dalam bentuk saham tambahan, bukan uang tunai. Tujuannya biasanya untuk menjaga likuiditas perusahaan sambil tetap memberi keuntungan kepada pemegang saham.
Contoh:
Jika perusahaan membagikan dividen saham sebesar 5%, maka pemegang 1.000 saham akan mendapat tambahan 50 saham baru.
3. Property Dividend
Jenis dividen ini jarang terjadi. Perusahaan membayar dividen dalam bentuk aset non-tunai seperti produk perusahaan, surat berharga lain, atau aset tetap.
Contoh:
Perusahaan bisa memberikan produk miliknya sebagai dividen, seperti voucher belanja, kendaraan, atau bahkan aset investasi.
4. Scrip Dividend
Dividen ini diberikan dalam bentuk surat janji bayar (promissory note). Artinya, perusahaan akan membayar dividen tunai pada masa mendatang karena saat ini belum memiliki cukup kas.
Contoh:
Pemegang saham mendapatkan sertifikat pembayaran yang bisa diuangkan di masa depan sesuai jadwal yang ditetapkan.
5. Liquidating Dividend
Diberikan ketika perusahaan dalam proses likuidasi atau pembubaran. Dana yang dibagikan berasal dari pelunasan aset, bukan dari keuntungan perusahaan.
Catatan:
Dividen ini bukan dianggap sebagai pendapatan, melainkan sebagai pengembalian modal kepada investor.
Dampaknya bagi Anda:
Dividen memberi penghasilan pasif langsung, terutama bagi Anda yang menyukai cash flow tetap dari portofolio saham Anda.
Perbandingan Buyback vs Dividen Saham
Untuk menentukan mana yang lebih cocok bagi Anda, mari kita lihat perbandingan langsung antara buyback dan dividen dari beberapa aspek:
Aspek |
Buyback Saham |
Dividen |
Bentuk imbal hasil |
Kenaikan harga saham |
Pembayaran tunai atau saham |
Waktu manfaat |
Tidak langsung, tergantung pergerakan harga |
Langsung, saat dividen dibayarkan |
Pajak |
Tidak langsung dikenai pajak |
Kena pajak penghasilan final |
Sinyal ke investor |
Manajemen percaya harga saham undervalue |
Perusahaan dalam kondisi keuangan sehat |
Cocok untuk |
Growth investor yang fokus capital gain |
Income investor yang fokus cash flow |
Kapan Sebaiknya Memilih Buyback?
Buyback bisa lebih menguntungkan jika Anda:
-
Percaya bahwa harga saham perusahaan saat ini undervalue dan akan naik dalam jangka panjang.
-
Ingin memaksimalkan pertumbuhan nilai investasi (capital gain).
-
Tidak terlalu membutuhkan penghasilan pasif langsung.
-
Fokus pada kenaikan harga wajar saham di masa depan dibanding distribusi dividen rutin.
Contoh:
Jika sebuah perusahaan teknologi mengumumkan buyback saat harganya turun, Anda sebagai investor bisa mempertimbangkan membeli saham tersebut dan menyimpannya untuk jangka panjang.
Kapan Sebaiknya Memilih Dividen?
Dividen lebih cocok jika Anda:
-
Menginginkan penghasilan pasif rutin dari portofolio Anda.
-
Sedang membangun portofolio untuk pensiun.
-
Ingin melihat kinerja jangka pendek melalui arus kas langsung.
-
Memilih perusahaan mapan (blue chip) yang stabil dan rutin membagikan dividen.
Contoh:
Saham perbankan atau perusahaan consumer goods yang rutin membagikan dividen bisa menjadi pilihan utama jika Anda mengincar return rutin.
Bagaimana Jika Perusahaan Melakukan Keduanya?
Beberapa perusahaan besar tidak hanya membagikan dividen, tapi juga melakukan buyback. Ini bisa menjadi sinyal yang sangat positif, karena menunjukkan bahwa:
-
Perusahaan memiliki kas berlebih.
-
Manajemen ingin membagi keuntungan sekaligus menumbuhkan nilai saham.
Dalam situasi seperti ini, Anda bisa menikmati dua jenis keuntungan: dividen tunai dan kenaikan nilai saham.
Faktor Lain yang Perlu Anda Pertimbangkan
Sebelum memilih saham berdasarkan buyback atau dividen, pertimbangkan hal berikut:
a. Rasio Dividen (Dividend Yield)
-
Apakah yield-nya lebih tinggi dari suku bunga deposito?
-
Apakah perusahaan konsisten dalam membagikan dividen?
b. Riwayat dan Frekuensi Buyback
-
Apakah buyback dilakukan berkala atau hanya sesekali?
-
Apakah buyback benar-benar menaikkan harga saham atau hanya strategi sementara?
c. Kondisi Keuangan Perusahaan
-
Perusahaan yang kuat secara fundamental cenderung mampu melakukan keduanya secara berkelanjutan.
Strategi Gabungan: Kombinasi Buyback & Dividen
Jika Anda ingin fleksibilitas antara capital gain dan income pasif, Anda bisa menerapkan strategi kombinasi:
-
Pilih saham dengan riwayat buyback dan dividen.
-
Gunakan dividen untuk reinvestasi ke saham yang sedang buyback.
-
Alokasikan portofolio Anda: 50% untuk saham growth (buyback), 50% untuk saham income (dividen).
Dengan strategi ini, Anda tetap bisa menikmati cash flow sambil menumbuhkan nilai investasi secara total.
Buyback saham dan dividen bukanlah saingan, tetapi dua strategi corporate action yang berbeda dengan manfaat masing-masing. Pilihan terbaik tergantung pada tujuan keuangan Anda, profil risiko, dan horizon investasi.
-
Jika Anda mengincar kenaikan nilai investasi jangka panjang, buyback adalah pilihan yang menarik.
-
Jika Anda butuh penghasilan rutin dari saham, dividen menjadi opsi terbaik.
-
Dan jika Anda ingin keseimbangan keduanya, tidak ada salahnya memilih perusahaan yang konsisten melakukan buyback dan dividen.
Sudah tahu mana yang lebih cocok untuk Anda? Saatnya menyesuaikan strategi investasi Anda dan maksimalkan potensi keuntungan dari portofolio saham Anda!
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!