

Market Analysis
Trading forex dan saham penuh dengan analisis teknikal yang memungkinkan trader untuk memahami pergerakan harga. Salah satu bagian penting dari analisis teknikal adalah pola grafik, dan dua pola paling populer yang sering digunakan adalah Double Top dan Double Bottom.
Kedua pola ini dikenal sebagai pola reversal yang dapat membantu trader mengenali potensi pembalikan tren. Pada artikel ini, kita akan membahas secara mendalam tentang Double Top dan Double Bottom, mulai dari pengertian, karakteristik, cara mengidentifikasi, hingga cara menggunakannya dalam strategi trading.
Apa itu Double Top?
Double Top adalah pola grafik yang menunjukkan potensi pembalikan dari tren naik menjadi tren turun. Pola ini terjadi ketika harga mencapai level tertentu dua kali dan gagal untuk menembusnya, menciptakan dua puncak yang sejajar.
Karakteristik Double Top
-
Terjadi pada akhir tren naik.
-
Memiliki dua puncak harga yang hampir sama.
-
Terdapat area support yang bertindak sebagai konfirmasi ketika harga menembusnya.
-
Volume biasanya meningkat saat harga menembus area support.
Cara Mengidentifikasi Double Top
-
Cari tren naik yang kuat sebelumnya.
-
Identifikasi dua puncak harga yang setara atau hampir setara.
-
Pastikan adanya area support yang jelas di antara dua puncak.
-
Tunggu hingga harga menembus area support untuk mengonfirmasi pola Double Top.
Contoh Praktis Double Top
Misalkan Anda trading EUR/USD dengan harga naik ke level 1.2000 dan berbalik turun, kemudian mencoba naik lagi ke level 1.2000 tetapi gagal. Harga kemudian menembus area support di level 1.1950, mengonfirmasi pola Double Top.
Apa itu Double Bottom?
Double Bottom adalah kebalikan dari Double Top. Pola ini adalah pola grafik yang menunjukkan potensi pembalikan dari tren turun menjadi tren naik. Double Bottom terjadi ketika harga mencapai level rendah dua kali dan gagal menembusnya.
Karakteristik Double Bottom
-
Terjadi pada akhir tren turun.
-
Memiliki dua level harga rendah yang hampir sama.
-
Area resistance bertindak sebagai konfirmasi ketika harga menembusnya.
-
Volume biasanya meningkat saat harga menembus area resistance.
Cara Mengidentifikasi Double Bottom
-
Cari tren turun yang kuat sebelumnya.
-
Identifikasi dua level harga rendah yang setara atau hampir setara.
-
Pastikan adanya area resistance yang jelas di antara dua dasar.
-
Tunggu hingga harga menembus area resistance untuk mengonfirmasi pola Double Bottom.
Contoh Praktis Double Bottom
Misalkan Anda trading GBP/USD dengan harga turun ke level 1.1500, kemudian berbalik naik, tetapi kembali turun ke level yang sama. Ketika harga akhirnya menembus area resistance di level 1.1550, pola Double Bottom dikonfirmasi.
Cara Menggunakan Double Bottom & Top
Strategi Double Top
1. Identifikasi Pola
-
Tandai Top1, Valley (neckline), dan Top2.
-
Pastikan rentang waktu candle/bar di antara dua puncak tidak terlalu sempit maupun terlalu lebar.
2. Konfirmasi Breakout
-
Tunggu candle penutupan di bawah neckline pada timeframe pilihan Anda (misalnya H1 atau H4).
-
Perhatikan volume: breakout dengan volume meningkat memperkuat sinyal.
3. Entry Point
-
Sell on Breakout: Masuk sell segera setelah breakout valid.
-
Sell on Retest: Jika harga kembali menyentuh neckline setelah breakout, gunakan area ini untuk entry kedua dengan risiko lebih kecil.
4. Konfirmasi Tambahan
-
Cek indikator seperti RSI/Stochastic untuk melihat bearish divergence.
-
Amati MACD: cross ke bawah atau histogram negatif saat mendekati Top2 menambah keyakinan.
5. Exit dan Take Profit
-
Ukur jarak vertikal antara Top dan neckline, kemudian proyeksikan jarak tersebut ke bawah dari titik breakout untuk menentukan target TP.
-
Pertimbangkan level support berikutnya atau Fibonacci extension (161,8%).
6. Manajemen Risiko
-
Stop Loss (SL): Letakkan sedikit di atas puncak kedua (Top2) ditambah buffer (contoh: 5–10 pips atau 0,1–0,2% harga).
-
Position Sizing: Batasi risiko per trade, misalnya 1–2% dari total equity.
-
Trailing Stop (Opsional): Pindahkan SL ke level break-even atau gunakan trailing stop untuk mengamankan profit seiring harga bergerak.
Strategi Double Bottom
1. Identifikasi Pola
Tandai lembah pertama (Bottom1), puncak antara lembah (neckline), dan lembah kedua (Bottom2).
2. Tunggu Konfirmasi Breakout
-
Entry buy dilakukan setelah candle penutupan menembus neckline ke atas pada timeframe yang Anda pilih (misalnya H1, H4, atau D1).
-
Pastikan volume saat breakout meningkat untuk mengurangi risiko false breakout.
3. Entry Alternatif di Retest
-
Jika harga menembus neckline namun kemudian kembali turun (retest), gunakan area neckline sebagai titik entry kedua dengan risiko lebih kecil.
4. Konfirmasi Tambahan
-
Oscillator seperti RSI atau Stochastic dapat menunjukkan bullish divergence (harga membuat lembah kedua sama, tapi indikator lebih tinggi), menambah keyakinan.
-
Indikator MACD yang membentuk crossover bullish juga memperkuat sinyal.
5. Manajemen Risiko
-
Stop Loss (SL): Letakkan SL sedikit di bawah lembah kedua (Bottom2) ditambah buffer (misal 5–10 pips pada Forex atau 0,1–0,2% pada saham).
-
Take Profit (TP): Ukur jarak vertikal antara neckline dan lembah (Bottom1), lalu proyeksikan jarak itu ke atas dari level breakout untuk menentukan target TP.
-
Position Sizing: Batasi risiko per trade idealnya 1–2% dari total modal akun agar drawdown tetap terkendali.
6. Contoh Kasus Praktis
Misalkan pada grafik EUR/USD (H4) terbentuk lembah pertama di 1.0800, neckline di 1.0900, dan lembah kedua di 1.0820. Setelah candle H4 menutup di atas 1.0900 dengan peningkatan volume:
-
Entry buy di 1.0910
-
SL di 1.0800 (Bottom2 – buffer)
-
TP pertama di 1.1000 (jarak 100 pips)
-
TP kedua di 1.1080 (jarak 180 pips)
Perbedaan Double Top & Double Bottom
Aspek |
Double Top |
Double Bottom |
Arah Tren |
Pembalikan dari tren naik menjadi turun |
Pembalikan dari tren turun menjadi naik |
Bentuk Pola |
Dua puncak harga yang setara |
Dua dasar harga yang setara |
Area Konfirmasi |
Support (harga turun) |
Resistance (harga naik) |
Volume |
Meningkat saat harga turun |
Meningkat saat harga naik |
Tips Menghindari False Signal Double Top & Double Bottom
-
Perhatikan Volume: Volume yang meningkat saat harga menembus support (untuk Double Top) atau resistance (untuk Double Bottom) adalah indikasi kuat dari validitas pola.
-
Tunggu Konfirmasi: Jangan terburu-buru masuk posisi. Pastikan ada konfirmasi berupa penembusan yang jelas pada area support atau resistance.
-
Gunakan Indikator Tambahan: RSI (Relative Strength Index) atau MACD dapat membantu mengonfirmasi apakah pembalikan tren benar-benar terjadi.
-
Pertimbangkan Time Frame: Pola ini lebih valid pada time frame yang lebih tinggi seperti H4 atau D1.
Double Top dan Double Bottom adalah dua pola reversal yang kuat dalam analisis teknikal. Double Top mengindikasikan pembalikan dari tren naik menjadi tren turun, sementara Double Bottom menunjukkan pembalikan dari tren turun menjadi tren naik.
Kedua pola ini sangat efektif jika digunakan dengan strategi yang tepat dan dengan memahami konfirmasinya. Jangan lupa untuk selalu menggunakan manajemen risiko dalam trading dan terus berlatih mengidentifikasi pola ini di grafik harga.
Dengan pemahaman yang baik tentang Double Top dan Double Bottom, Anda dapat meningkatkan kemampuan analisis teknikal dan mengambil keputusan trading yang lebih baik.
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!