English
English
繁體中文
Tiếng Việt
ภาษาไทย
日本語
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
Русский язык
اللغة العربية(beta)
zu-ZA
0
Market AnalysisMarket Analysis

Market Analysis

Inverted Hammer Candlestick: Apa itu dan Bedanya dengan Hammer?

Beladdina Annisa · 32.5K Views

Dalam dunia trading saham, forex, hingga crypto, pola candlestick menjadi salah satu alat analisis teknikal paling populer untuk membaca pergerakan harga. Salah satu pola yang sering memicu perhatian trader adalah inverted hammer candlestick. Meskipun terlihat mirip dengan pola hammer biasa, keduanya memiliki makna dan sinyal yang berbeda. 

Apa itu Inverted Hammer Candlestick?

Inverted hammer candlestick adalah pola candlestick berbentuk seperti palu terbalik yang biasanya muncul pada akhir tren turun (downtrend) dan menjadi sinyal potensi pembalikan arah (reversal) ke tren naik.

Pola ini menunjukkan bahwa meskipun seller awalnya menekan harga ke bawah, buyer berhasil mendorong harga naik hingga meninggalkan sumbu atas panjang. Hal ini menandakan adanya potensi perubahan sentimen pasar dari bearish menjadi bullish.

Ciri-ciri Inverted Hammer Candlestick

Ciri-ciri Inverted Hammer Candlestick.png

Untuk mengenali inverted hammer dengan tepat, perhatikan karakteristik berikut:

Sumbu atas (upper shadow) panjang

  • Panjangnya minimal dua kali ukuran body candlestick.

  • Menunjukkan adanya dorongan beli yang signifikan meskipun harga pembukaan rendah.

Body kecil di bagian bawah

  • Terletak dekat dengan harga pembukaan dan penutupan.

  • Bisa berwarna bullish atau bearish, namun efek pola lebih kuat jika body berwarna bullish.

Sumbu bawah (lower shadow) sangat pendek atau hampir tidak ada

  • Menandakan seller tidak lagi mampu menekan harga jauh di bawah level pembukaan.

Muncul setelah downtrend

  • Relevansi pola lebih tinggi jika muncul setelah periode penurunan harga yang jelas.

Volume perdagangan meningkat

  • Jika disertai kenaikan volume, sinyal pembalikan menjadi lebih valid karena menunjukkan minat beli yang kuat.

Fungsi Inverted Hammer Candlestick

image.png

Fungsi inti dari Inverted Hammer adalah sebagai indikator pembalikan arah bullish. Pola ini mengisyaratkan bahwa tekanan jual yang selama ini mendominasi tren turun mungkin akan segera berakhir dan pembeli mulai mengambil kendali.

Psikologi Pasar di Balik Pembentukan

Pembentukan Inverted Hammer menceritakan sebuah kisah yang dramatis selama periode perdagangan:

Awal Sesi (Tren Turun Berlanjut): Sesi perdagangan dimulai, dan harga berpotensi dibuka lebih rendah dari penutupan sebelumnya (gap down), melanjutkan sentimen bearish.

Uji Coba Pembeli (Bayangan Atas Panjang): Tiba-tiba, terjadi lonjakan beli yang kuat. Pembeli mendorong harga naik secara signifikan (menciptakan bayangan atas yang panjang), yang menunjukkan upaya tegas untuk membalikkan tren.

Penolakan Penjual (Badan Kecil): Meskipun upaya pembeli kuat, pada akhir sesi, penjual berhasil menekan harga kembali mendekati level pembukaan (atau penutupan). Hal ini menghasilkan badan riil yang kecil di ujung bawah.

Meskipun penjual berhasil menekan harga turun dari level tertinggi sesi, fakta bahwa pembeli mampu menaikkan harga begitu jauh (bayangan atas panjang) adalah hal yang krusial. 

Ini adalah tanda peringatan pertama bagi para penjual bahwa ada kekuatan beli yang signifikan di pasar dan bahwa tren turun mungkin kehabisan tenaga. Inverted Hammer menunjukkan bahwa pasar sedang "menguji" harga yang lebih tinggi.

Perbedaan Inverted Hammer dan Hammer Candlestick

Perbedaan Inverted Hammer dan Hammer Candlestick.png

Meskipun sama-sama memberi sinyal potensi pembalikan tren, inverted hammer dan hammer memiliki bentuk dan konteks berbeda. Berikut perbandingannya:

Aspek

Inverted Hammer

Hammer

Bentuk Sumbu

Sumbu atas panjang, body kecil di bawah.

Sumbu bawah panjang, body kecil di atas.

Letak Body

Dekat harga pembukaan dan penutupan bawah.

Dekat harga pembukaan dan penutupan atas.

Tren Sebelum Muncul

Downtrend (penurunan harga).

Downtrend (penurunan harga).

Makna Sinyal

Potensi reversal ke tren naik (bullish).

Potensi reversal ke tren naik (bullish).

Psikologi Pasar

Buyer mulai mendorong harga naik setelah tekanan seller, menandakan perubahan sentimen.

Seller menekan harga ke bawah tapi buyer berhasil menutup di dekat harga pembukaan, menandakan kekuatan beli.

Konfirmasi Lanjutan

Butuh candlestick bullish berikutnya.

Butuh candlestick bullish berikutnya.

Dari tabel di atas terlihat bahwa perbedaan utama terletak pada posisi sumbu panjang. Hammer memiliki sumbu bawah panjang, sedangkan inverted hammer memiliki sumbu atas panjang.

Kapan Menggunakan Pola Candlestick Ini?

Kapan Menggunakan Pola Candlestick Ini.png

Pola Inverted Hammer adalah sinyal pembalikan bullish tunggal. Keandalannya sangat bergantung pada konteks tempat kemunculannya. Gunakan pola ini terutama dalam tiga situasi kunci di bawah ini:

1. Setelah Downtrend

Ini adalah konteks paling penting. Pola Inverted Hammer harus muncul setelah periode penurunan harga yang berkelanjutan.

Tujuan: Mengidentifikasi potensi titik balik di mana tekanan jual (bearish) mulai melemah dan tekanan beli (bullish) baru muncul.

Implikasi: Jika pola ini muncul di tengah-tengah tren naik atau tren menyamping (sideways), maknanya sebagai sinyal pembalikan harga menjadi sangat rendah, dan trader harus mengabaikannya.

2. Berdekatan dengan Level Support Kunci

Sinyal Inverted Hammer menjadi jauh lebih kuat dan lebih andal ketika muncul di area yang secara historis atau teknis penting, seperti level support.

Tujuan: Mengkonfirmasi bahwa level support tersebut berfungsi sebagai lantai harga. Inverted Hammer menunjukkan bahwa para pembeli agresif memasuki pasar tepat di area di mana harga diperkirakan akan memantul.

Contoh Level Support:

  • Level support horizontal sebelumnya.

  • Garis Moving Average (MA) jangka panjang (misalnya, MA 200).

  • Level Fibonacci Retracement yang signifikan (misalnya, 61.8% atau 50%).

  • Level terendah (swing low) historis.

CTA Banner_Deposit Reward.jpg

3. Bersamaan dengan Indikator Oversold

Saat tren turun, harga suatu aset mungkin berada dalam kondisi oversold (jenuh jual), yang diukur dengan indikator momentum.

Tujuan: Mendapatkan konfirmasi ganda bahwa tren turun sudah "terlalu jauh" dan siap untuk berbalik.

Contoh Indikator: Jika Inverted Hammer muncul saat Relative Strength Index (RSI) berada di bawah 30 atau Stochastic Oscillator berada di bawah 20, ini mengindikasikan bahwa tekanan jual berada pada titik kelelahan ekstrem.

4. Setelah Terjadi Oversold

Jika indikator RSI menunjukkan kondisi oversold dan muncul inverted hammer, peluang pembalikan tren semakin besar.

5. Bersamaan dengan Kenaikan Volume

Volume perdagangan yang meningkat saat inverted hammer muncul memperkuat sinyal bahwa buyer mulai mendominasi.

6. Setelah Konfirmasi Candlestick Berikutnya

Trader sebaiknya menunggu candlestick bullish pada sesi berikutnya sebagai konfirmasi sebelum masuk posisi beli.

7. Dikombinasikan Indikator Teknis Lain

Gunakan indikator seperti moving average atau MACD untuk memperkuat keakuratan sinyal pola candlestick ini.

Inverted hammer candlestick adalah pola penting dalam analisis teknikal yang menandakan potensi pembalikan tren bullish setelah periode penurunan harga. Ciri khasnya adalah sumbu atas panjang dengan body kecil di bawah.

Meski mirip dengan hammer candlestick, perbedaannya jelas: hammer memiliki sumbu bawah panjang, sedangkan inverted hammer memiliki sumbu atas panjang. 

Dengan memahami fungsinya, trader dapat menggunakan pola ini sebagai alat konfirmasi entry point terutama bila dikombinasikan dengan indikator teknikal dan konfirmasi candlestick berikutnya.

Dengan strategi yang tepat, inverted hammer candlestick bisa menjadi sinyal awal yang membantu kamu menangkap peluang pembalikan tren dan mengoptimalkan potensi profit dalam trading saham, forex, maupun crypto.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here