English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

5 Kesalahan Fatal Penggunaan Spread yang Harus Dihindari
Beladdina Annisa · 31K Views

Spread adalah salah satu konsep dasar dalam trading forex, saham, dan komoditas. Spread artinya selisih antara harga bid (jual) dan ask (beli). Meskipun spread terlihat seperti biaya kecil, banyak trader, terutama pemula, sering kali meremehkan dampaknya. Kesalahan dalam memahami dan menggunakan spread bisa berujung pada kerugian besar.

Artikel ini akan membahas 5 kesalahan fatal penggunaan spread yang harus dihindari, dilengkapi dengan tips dan strategi untuk mengoptimalkan tradingmu.

1. Mengabaikan Jenis Spread (Fixed vs. Variable)

Kesalahan: Banyak trader baru hanya terpaku pada angka spread terendah tanpa memperhatikan apakah itu fixed (tetap) atau variable (mengambang).

  • Fixed Spread menjanjikan konsistensi biaya, tapi seringkali lebih tinggi di luar jam pasar utama.

  • Variable Spread bisa sangat rendah saat volatilitas rendah, tapi melebar tajam saat rilis berita.

Dampak: Jika Anda tidak tahu karakter broker, tiba-tiba spread melebar saat NFP atau rilis data CPI, posisi stop-loss bisa tersentuh dan menimbulkan kerugian.

Solusi:

  • Pelajari jenis spread di brosur broker.

  • Coba akun demo saat news release untuk melihat bagaimana spread berperilaku.

  • Sesuaikan strategi: pilih fixed jika suka kepastian, atau variable tapi hindari trading saat berita.

2. Menempatkan Stop-Loss Terlalu Dekat Spread

Kesalahan: Menetapkan stop-loss hanya beberapa pip di bawah level entry, tanpa memperhitungkan spread.

  • Misal, spread 1,5 pip, tapi stop-loss hanya 2 pip; berarti harga cuma perlu bergerak 0,5 pip berlawanan untuk terkena stop.

Dampak: Sering terkena stop-loss “gara-gara spread”, bukan benar-benar pergerakan pasar.

Solusi:

  • Selalu tambahkan buffer spread ke jarak stop-loss.

  • Gunakan rumus: Jarak Stop = (Stop Ideal) + Spread

  • Pertimbangkan penggunaan stop-loss berbasis ATR atau indikator volatilitas.

3. Trading Saat Spread Melebar 

image.png

Kesalahan: Iseng entry di jam rilis data ekonomi atau sesi pasar yang sepi, saat spread sering melebar.

  • Contoh: trading EUR/USD tepat saat Fed Rate Decision atau menjelang weekend.

Dampak: Spread melebar 3–5x lipat bisa merusak rasio risk–reward dan menyebabkan slippage.

Solusi:

  • Cek kalender ekonomi, hindari entry 5–10 menit sebelum dan sesudah rilis.

  • Aktifkan alert spread di platform.

  • Jika tetap ingin trading news, gunakan limit order dengan guard pada lebar spread maksimum.

4. Tidak Memantau Spread pada Instrumen Minor atau Exotic

Kesalahan: Fokus hanya pada major pairs, lalu ketika coba trading exotic (mis. USD/TRY, EUR/ZAR), tidak sadar spread bisa 50–200 pip!

Dampak: Biaya trading jadi sangat mahal, profit sulit menutupi biaya spread.

Solusi:

  • Lihat daftar spread semua instrumen sebelum transaksi.

  • Batasi trading pada 3–5 instrumen yang Anda kuasai.

  • Jika ingin diversifikasi, pilih indeks atau komoditas yang spread-nya wajar.

5. Mengabaikan Perubahan Spread pada Akun Swap-Free atau Micro

Kesalahan: Berpindah ke akun micro trading atau swap-free demi promosi, tapi tidak mengecek spread tambahan yang dikenakan.

Dampak: Walau bebas swap, broker bisa menambah spread lebih lebar—biaya total malah naik.

Solusi:

  • Bandingkan spread normal vs. spread akun khusus.

  • Hitung total biaya:
    Biaya = Spread +Swap 

  • Pilih akun yang memberikan biaya terendah sesuai gaya trading.

Bagaimana Cara Mengelola Spread dengan Efektif?

image.png

Untuk menghindari kesalahan fatal di atas, berikut adalah beberapa tips untuk mengelola spread dengan lebih baik:

1. Gunakan Broker dengan Spread Rendah

  • Bandingkan spread antar broker sebelum membuka akun.

  • Pertimbangkan broker dengan akun ECN atau STP yang biasanya memiliki spread lebih rendah.

  • Hindari broker dengan spread tetap tinggi.

2. Pilih Pair Mayor dengan Spread Rendah

  • Fokus pada pair mayor seperti EUR/USD, GBP/USD, USD/JPY, dan USD/CHF.

  • Hindari pair minor atau exotic yang memiliki spread tinggi.

3. Trading pada Waktu Aktif 

  • Spread biasanya lebih rendah saat likuiditas tinggi.

  • Hindari trading saat pergantian sesi (Tokyo-London, London-New York).

4. Gunakan Strategi yang Mempertimbangkan Spread

  • Jika scalping, pastikan target profit lebih besar dari spread.

  • Gunakan strategi breakout atau trend following untuk mengimbangi biaya spread.

  • Gunakan indikator ATR (Average True Range) untuk mengetahui volatilitas dan menyesuaikan target profit.

5. Perhatikan Kalender Ekonomi

  • Hindari trading saat rilis berita besar jika Anda tidak memiliki strategi news trading.

  • Jika tetap ingin trading saat berita, gunakan pending order untuk menghindari spread melebar.

Contoh Praktis Menggunakan Spread dengan Efisien

Skenario:

  • Pair: EUR/USD

  • Broker: ECN (Spread 0,5 pips, komisi $3 per lot)

  • Time Frame: M5 (Scalping)

  • Target Profit: 10 pips

  • Stop Loss: 5 pips

Hasil Trading:

  • Dengan spread rendah, target profit 10 pips dapat tercapai dengan lebih mudah.

  • Biaya spread dan komisi total sekitar 1 pip, sehingga profit bersih tetap optimal.

Spread adalah bagian tak terpisahkan dari trading, tetapi juga bisa menjadi penghalang profit jika tidak dikelola dengan baik. Dengan memahami 5 kesalahan fatal penggunaan spread dan cara menghindarinya, Anda bisa trading dengan lebih efisien.

CTA Banner_Deposit Reward.jpg

Checklist Penggunaan Spread Aman:

  • Pilih broker dengan spread rendah dan transparan.

  • Fokus pada pair mayor dengan spread rendah.

  • Gunakan strategi trading yang mempertimbangkan spread.

  • Hindari trading saat spread melebar (berita besar).

  • Gunakan akun demo untuk latihan tanpa risiko.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

 

Need Help?
Click Here