English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Prediksi Harga Emas Bisa Mencapai 2,6 Juta, Mungkinkah?
Beladdina Annisa · 373.6K Views

Harga emas sedang mencetak rekor tertinggi di pasar dunia. Belakangan muncul prediksi-prediksi yang mengatakan emas bisa menyentuh Rp2,63 juta/gram jauh di atas kisaran saat ini. Artikel ini mengulas faktor-faktor yang mendukung dan menghambat, serta skenario-skenario yang memungkinkan harga emas sampai di level tersebut.

Kenaikan Harga Emas dan Rekor Terkini

Harga emas dunia di pasar spot telah menorehkan rekor: pada tanggal 12 September 2025, ditutup di sekitar US$ 3.642,40 per troy ons (sekitar Rp1,92 juta/gram) dan sempat mencatat harga intraday lebih tinggi yaitu US$3.673,95/ons menurut artikel dari Bloomberg Technoz.

Beberapa prediksi analis menunjukkan bahwa kenaikan tidak berhenti sampai situ: misalnya, Goldman Sachs memperkirakan harga emas bisa mendekati US$5.000 per troy ons dalam skenario tertentu, yang apabila diterjemahkan ke rupiah bisa mencapai Rp2,63 juta/gram.

Faktor-faktor Pendukung Kenaikan Harga Emas

image.png

Beberapa faktor yang menyebabkan prediksi tinggi seperti Rp2,63 jutaan dianggap mungkin:

1. Kebijakan Moneter AS (The Fed)

Ekspektasi terhadap pemangkasan suku bunga, pelemahan dolar AS, dan potensi kebijakan yang lebih longgar dapat mendorong emas sebagai aset safe haven. Goldman Sachs sendiri menyebut bahwa jika The Fed dipengaruhi oleh tekanan politik atau kehilangan independensinya, emas bisa sangat diuntungkan. 

2. Inflasi dan Ketidakpastian Ekonomi Global

Inflasi yang tetap tinggi, ketegangan geopolitik, serta risiko resesi mendorong investor mencari aset yang lebih aman. Emas tradisionalnya menjadi pilihan utama di situasi seperti ini.

3. Permintaan dari Bank Sentral

Ada kecenderungan bank-bank sentral di berbagai negara meningkatkan cadangan emas mereka sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan risiko mata uang. Apabila permintaan institusi seperti ini meningkat signifikan, tekanan ke atas terhadap harga emas bisa sangat nyata.

4. Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS

Karena harga emas internasional dikutip dalam dolar, maka pelemahan rupiah terhadap dolar bisa memperbesar harga emas dalam rupiah. Ini salah satu mekanisme yang membuat harga emas di Indonesia bisa jauh lebih tinggi dibanding nilai asingnya setelah dikonversi.

5. Skenario Ekstrem atau Rasio Geser Aset

Goldman Sachs menyebut jika 1% aset Treasury swasta AS berpindah ke emas, maka harga emas bisa naik dari proyeksi dasar menuju US$5.000/ons.

Hambatan dan Risikonya Kenaikan Harga Emas

Walau banyak faktor yang mendukung, ada pula tantangan yang harus diperhatikan:

1. Kebijakan The Fed Hawkish

Jika inflasi tinggi dan The Fed memutuskan menaikkan suku bunga daripada menurunkan, maka emas bisa terkoreksi karena biaya peluang (opportunity cost) dari aset-aset menghasilkan bunga menjadi relatif lebih menarik.

2. Stabilitas nilai tukar & inflasi domestik Indonesia

Jika rupiah menguat atau inflasi dalam negeri naik terlalu tinggi, margin kenaikan emas dalam rupiah bisa tertahan atau justru tertekan.

3. Pasokan dan produksi emas

Jika produksi emas meningkat atau ditemukan penambahan suplai yang besar, maka tekanan pasokan bisa menahan kenaikan harga ekstrem.

4. Ketidakpastian geopolitik – baik pendorong maupun penghambat

situasi konflik atau kebijakan perang dagang bisa mendongkrak harga, tetapi juga bisa menciptakan risiko besar yang membuat investor menarik diri (flight to cash), mengakibatkan volatilitas tinggi.

Skenario yang Memungkinkan Emas di Harga Rp2,63 Juta /gram

image.png

Agar prediksi Rp2,63 juta/gram tercapai, beberapa syarat harus terpenuhi secara bersamaan:

  1. Harga emas global menyentuh US$5.000/ons, yang merupakan skenario cukup ekstrem menurut Goldman Sachs.

  2. Rupiah harus tetap melemah terhadap dolar, atau setidaknya tidak mengalami apresiasi signifikan yang akan menahan konversi.

  3. Tekanan inflasi tetap tinggi sehingga pemerintah/pasar terpaksa melonggarkan kebijakan moneter atau mengurangi ketegangan fiskal.

  4. Sentimen geopolitik dan ekonomi global tetap negatif atau sangat tidak pasti, menjaga permintaan akan safe haven tetap tinggi.

  5. Pembelian emas oleh institusi besar dan bank-bank sentral terus bertambah, bukan hanya sebagai spekulasi, tetapi sebagai pendorong permintaan riil.

Apakah Harga Emas Rp2,63 Juta Rasional?

Berdasarkan data dan prediksi yang ada:

Ya, Rp2,63 juta/gram bukan hal yang mustahil dalam skenario optimistis ekstrem. Ada prediksi dari lembaga-lembaga besar yang mendukung kemungkinan harga emas global mendekati US$5.000/ons jika kondisi tertentu terutama dari sisi ekonomi dan kebijakan terpenuhi.

Namun, skenario tersebut juga berada di ujung atas ekstremitasnya. Banyak variabel yang harus selaras: kebijakan moneter, stabilitas kurs, permintaan institusi, dan situasi geopolitik.

Untuk investor, artinya ada potensi keuntungan besar jika memegang emas dalam jangka panjang dan jika prediksi ini benar. Tapi juga harus siap menghadapi risiko tinggi, termasuk koreksi harga, biaya simpan & distribusi, serta pengaruh kurs jika rupiah menguat.

Apakah Harga Emas Naik atau Turun di Tahun 2025?

image.png

Berdasarkan analisis dari berbagai lembaga keuangan, harga emas diperkirakan akan naik pada tahun 2025, jika adanya faktor pendukung yang sudah dijelaskan. Sebagai contoh J.P. Morgan Research memperkirakan harga rata-rata emas akan mencapai $3.675 per ons pada kuartal terakhir tahun 2025, sementara Goldman Sachs bahkan menaikkan perkiraan mereka menjadi $3.700 pada akhir tahun.

Berapa Perkiraan Harga Emas 2026?

Perkiraan untuk tahun 2026 juga menunjukkan tren kenaikan. J.P. Morgan Research memproyeksikan harga emas akan bergerak menuju $4.000 per ons pada kuartal kedua tahun 2026. Sementara itu, Deutsche Bank juga telah menaikkan perkiraan harga emas mereka, memproyeksikan harga rata-rata $4.000 per ons pada tahun 2026.

Beberapa analis bahkan melihat potensi harga emas untuk mencapai $4.500 atau bahkan $5.000 per ons jika kondisi ekonomi global memburuk dan ketidakpastian terus meningkat.

Akankah Emas Mencapai $3.000 per ons pada Tahun 2025?

Berdasarkan data terkini, emas telah mencapai dan melampaui level $3.000 per ons pada tahun 2025. Faktanya, beberapa analis telah memperkirakan emas akan mencapai $3.700 per ons pada akhir tahun 2025. Level $3.000 per ons telah menjadi target penting, dan kini perhatian pasar beralih ke target yang lebih tinggi, seperti $4.000 per ons.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Trading Forex dan Emas

Apa Prediksi Masa Depan Emas?

Berikut prediksi emas di masa depan:

image.png

image.png

Berdasarkan grafik dan data diatas yang dikutip dari Investing berikut adalah analisis pergerakan harga emas berjangka (Gold Futures)

Grafik menunjukkan pergerakan harga emas berjangka pada tanggal 19 September 2025. Terlihat jelas bahwa harga emas sedang berada dalam tren menurun (bearish) secara harian. Hal ini dikonfirmasi oleh data berikut:

  • Perubahan Harian: Harga turun sebesar $29,08, atau -0,78% dari harga penutupan sebelumnya.

  • Pembukaan vs. Penutupan: Harga pembukaan di $3.694,6, sementara harga saat ini berada di $3.688,72. Ini menunjukkan tren penurunan yang konsisten sepanjang hari tersebut.

  • Rendah Harian: Harga emas sempat menyentuh level terendah harian di $3.667,6 sebelum akhirnya terkoreksi naik sedikit.

Baca Juga: 9 Resiko Trading Emas Perlu Anda Ketahui dari Sekarang!

Meskipun dalam tren harian menunjukkan penurunan, data historis menunjukkan tren yang berbeda. Dalam jangka waktu yang lebih panjang, emas berjangka berada dalam tren naik (bullish) yang sangat kuat.

  • Perubahan 1 Bulan: Naik +9,21%

  • Perubahan 3 Bulan: Naik +8,25%

  • Perubahan 6 Bulan: Naik +20,21%

  • Perubahan 1 Tahun: Naik +43,28%

  • Perubahan 5 Tahun: Naik +88,88%

Mengapa Pergerakan Ini Terjadi?

Penurunan harga emas dalam satu hari ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, terutama jika dikaitkan dengan kondisi pasar global.

1. Penguatan Dolar AS

Emas dan dolar AS memiliki hubungan yang berlawanan. Ketika dolar menguat, harga emas cenderung turun karena emas menjadi lebih mahal bagi investor yang menggunakan mata uang lain. Penguatan dolar bisa dipicu oleh data ekonomi AS yang positif atau kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve.

2. Sentimen Pasar Risk-On

Jika sentimen pasar global sedang optimistis (risk-on), investor cenderung memindahkan dananya dari aset "aman" seperti emas ke aset yang lebih berisiko namun berpotensi memberikan imbal hasil lebih tinggi, seperti saham. Sentimen ini bisa muncul dari berita positif tentang pertumbuhan ekonomi atau resolusi geopolitik.

3. Profit Taking

Setelah mengalami kenaikan signifikan dalam jangka panjang, wajar jika sebagian investor mengambil keuntungan (profit taking). Mereka menjual sebagian posisi emas mereka, yang bisa menyebabkan harga turun dalam jangka pendek.

4. Data Ekonomi

Rilis data ekonomi penting, seperti data inflasi atau pengumuman kebijakan bank sentral, dapat memicu volatilitas dan penurunan harga emas.

Meskipun harga turun dalam sehari, data jangka panjang menunjukkan bahwa emas masih merupakan aset yang sangat diminati. Penurunan ini kemungkinan besar adalah koreksi sementara dalam tren naik yang lebih besar.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here