English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Investasi Lebih Terukur dengan Modern Portfolio Theory, Begini Caranya!
Beladdina Annisa · 58.6K Views

Pernah dengar teori bahwa investasi bukan soal memilih saham paling “hits”, melainkan tentang menyusun kombinasi aset agar risiko & return seimbang? Itulah inti dari Modern Portfolio Theory (MPT). Artikel ini akan membantu Anda memahami siapa penciptanya, konsepnya, dan bagaimana Anda bisa menerapkannya agar investasi Anda lebih terukur.

Pencipta Modern Portfolio Theory

Modern Portfolio Theory (MPT) atau Teori Portofolio Modern adalah kerangka kerja investasi yang diciptakan oleh ekonom peraih Nobel, Harry Markowitz, pada tahun 1952. Konsep ini mengubah cara investor berpikir, dari fokus pada aset tunggal menjadi mengelola portofolio secara keseluruhan.

Inti dari MPT adalah bahwa investor tidak boleh hanya melihat risiko dan imbal hasil dari satu aset saja, tetapi harus mempertimbangkan bagaimana aset-aset tersebut saling berhubungan dalam sebuah portofolio untuk mencapai imbal hasil optimal dengan risiko yang bisa diterima.

Konsep Modern Portfolio Theory

image.png

Beberapa konsep penting yang menjadi fondasi MPT:

a. Diversifikasi 

Daripada menaruh semua “telur” di satu keranjang (misalnya hanya saham), lebih bijak jika Anda membagi alokasi aset ke beberapa jenis agar risk spesifik aset kurang efeknya bila salah satu aset turun drastis.

Diversifikasi bukan hanya soal membeli banyak aset, melainkan membeli aset yang memiliki korelasi rendah atau negatif. Korelasi: Mengukur seberapa erat pergerakan harga dua aset.

  • Korelasi Positif (+1): Aset bergerak ke arah yang sama. Diversifikasi portofolio tidak efektif.

  • Korelasi Negatif (-1): Aset bergerak ke arah yang berlawanan. Diversifikasi sangat efektif.

  • Korelasi Nol (0): Aset tidak saling berhubungan. Dengan menggabungkan aset yang memiliki korelasi rendah atau negatif (misalnya, saham dan obligasi), risiko keseluruhan portofolio bisa lebih rendah daripada rata-rata risiko masing-masing aset.

b. Risiko dan Imbal Hasil

Dalam MPT, imbal hasil adalah keuntungan yang diharapkan, sedangkan risiko diukur dengan standar deviasi. MPT menyajikan konsep Garis Alokasi Modal (Capital Allocation Line) dan Batas Efisien (Efficient Frontier).

Batas Efisien (Efficient Frontier): Garis ini mewakili kombinasi portofolio terbaik yang menawarkan imbal hasil tertinggi untuk tingkat risiko tertentu, atau risiko terendah untuk tingkat imbal hasil tertentu. Portofolio di atas garis ini tidak mungkin dicapai, sedangkan portofolio di bawahnya tidak efisien.

Garis Alokasi Modal (Capital Allocation Line): Garis ini menunjukkan hubungan antara imbal hasil dan risiko dari portofolio yang terdiri dari aset bebas risiko (misalnya, obligasi pemerintah) dan portofolio di batas efisien. Garis ini membantu investor memilih kombinasi ideal antara aset berisiko dan aset bebas risiko yang sesuai dengan preferensi mereka.

Capital Allocation Line dan Efficient Frontier.png

Dalam grafik ini, Investor rasional tidak akan memilih portofolio di bawah garis merah, karena kurang efisien.

Garis biru (CAL) adalah jalur pilihan investor:

  • Dekat titik risk-free → strategi konservatif (risiko kecil, return rendah).

     

  • Mendekati tangency portfolio → strategi seimbang (optimal).

  • Lebih jauh di kanan → bisa dicapai dengan leverage (meminjam untuk meningkatkan return, tapi risikonya juga naik).

Jadi, grafik ini menunjukkan cara menggabungkan investasi bebas risiko dengan portofolio berisiko agar investor bisa mendapatkan kombinasi return dan risiko terbaik.

c. Korelasi antar Aset 

Keuntungan dari diversifikasi besar sebagian tergantung pada korelasi antar aset. Bila aset-aset dalam portofolio Anda bergerak kurang sinkron (korelasi rendah atau bahkan negatif), maka ketika satu aset turun, aset lain mungkin tidak ikut atau malah naik, sehingga portofolio secara keseluruhan lebih stabil.

Baca Juga: Pengertian Market Value Added, Fungsi, dan Contoh Perhitungannya

Cara Menerapkan Modern Portfolio Theory

Menerapkan Modern Portfolio Theory tidak sesulit kedengarannya. Prinsip utamanya adalah membangun portofolio yang optimal, yaitu portofolio yang memberikan imbal hasil tertinggi untuk tingkat risiko tertentu, atau risiko terendah untuk tingkat imbal hasil tertentu. 

Kuncinya adalah memilih aset yang memiliki korelasi rendah. Berikut adalah langkah-langkah praktis untuk menerapkan MPT dalam investasi Anda.

Langkah 1: Tentukan Tujuan dan Profil Risiko Anda

Sebelum memilih aset, Anda harus tahu siapa diri Anda sebagai investor. Tentukan tujuan finansial (misalnya, dana pensiun dalam 20 tahun) dan profil risiko Anda (agresif, moderat, atau konservatif). Ini akan menjadi panduan untuk alokasi aset Anda.

  • Investor Agresif: Punya toleransi risiko tinggi. Bisa mengalokasikan porsi besar ke saham, yang menawarkan imbal hasil lebih tinggi tapi juga lebih berisiko.

  • Investor Konservatif: Prioritasnya adalah keamanan modal. Lebih banyak alokasi ke aset yang stabil seperti obligasi.

Langkah 2: Pilih Berbagai Kelas Aset

MPT bekerja dengan menggabungkan aset dari berbagai kategori. Pilihlah beberapa kelas aset yang berbeda untuk dimasukkan ke dalam portofolio Anda.

  • Saham: Menawarkan pertumbuhan modal jangka panjang. Pilih saham dari berbagai sektor atau negara.

  • Obligasi: Menawarkan pendapatan tetap dan berfungsi sebagai penyeimbang yang stabil.

  • Emas atau Komoditas: Aset safe haven yang cenderung berkinerja baik saat pasar tidak stabil.

  • Properti: Memberikan pendapatan sewa dan pertumbuhan nilai.

Langkah 3: Hitung Korelasi Antar Aset

Ini adalah inti dari MPT. Anda perlu memilih aset yang tidak bergerak ke arah yang sama.

  • Korelasi Positif (mendekati +1): Dua aset bergerak ke arah yang sama. Jika Anda memiliki saham MAR dan WMT yang berkorelasi positif, risiko portofolio tidak berkurang signifikan.

  • Korelasi Negatif (mendekati -1): Dua aset bergerak berlawanan. Ini adalah "pasangan" aset terbaik untuk MPT. Contoh klasik adalah saham dan obligasi. Ketika saham turun, obligasi sering kali naik.

  • Korelasi Rendah (mendekati 0): Dua aset tidak berhubungan. Ini juga baik untuk diversifikasi.

Anda bisa mencari data historis korelasi aset secara online. Tujuan Anda adalah membangun portofolio yang risikonya lebih rendah dari rata-rata risiko aset di dalamnya.

Baca Juga: Fenomena Delisting Saham Menjadi Sinyal Bahaya atau Justru Baik?

Langkah 4: Tentukan Bobot Setiap Aset

image.png

Setelah memilih aset, tentukan bobot (persentase) setiap aset dalam portofolio Anda. Bobot ini harus mencerminkan profil risiko dan korelasi yang sudah Anda hitung.

Contoh Portofolio Moderat:

  • 60% Saham: Alokasikan ke berbagai sektor untuk mengurangi risiko spesifik perusahaan.
  • 30% Obligasi: Berfungsi sebagai penyeimbang saat saham turun.
  • 10% Emas: Melindungi dari inflasi dan gejolak ekonomi.

Langkah 5: Lakukan Rebalancing Secara Berkala

Seiring waktu, kinerja aset akan membuat persentase alokasi Anda berubah. Misalnya, jika saham Anda naik drastis, porsinya bisa menjadi 75%, padahal target Anda hanya 60%.

Rebalancing adalah proses mengembalikan alokasi ke persentase awal. Ini memaksa Anda untuk menjual sebagian aset yang sudah untung dan membeli aset yang harganya relatif rendah. 

Ini adalah cara cerdas untuk mengunci keuntungan dan menjaga risiko portofolio tetap pada tingkat yang diinginkan.

Dengan mengikuti lima langkah ini, Anda bisa menerapkan prinsip MPT untuk membangun portofolio yang kokoh, seimbang, dan lebih efisien.

Kelebihan dan Keterbatasan MPT

image.png

Berikut kelebihan dan kekurangan menggunakan Modern Portfolio Theory dalam investasi:

Kelebihan:

  • Memberikan pendekatan matematis / kuantitatif agar risiko & return bisa diukur & diseimbangkan.

  • Memaksa investor berpikir dalam konteks portofolio keseluruhan, bukan hanya “apa saham bagus hari ini”.

  • Diversifikasi yang bermakna: tidak hanya banyak aset, tapi aset-aset yang korelasinya “tidak sama” agar stabilitas meningkat.

  • Banyak aplikasi & layanan robo-advisor yang sudah mengimplementasikan MPT sehingga pemula bisa ter bantu.

Keterbatasan / Kritik:

  • Asumsi risiko dihitung dari variansi/standar deviasi, yang menganggap fluktuasi negatif dan positif sebagai hal yang sama meski psikologinya berbeda.

  • Data historis tidak selalu mencerminkan masa depan, korelasi antar aset bisa berubah ketika kondisi pasar ekstrem.

  • Bila investor sangat peka terhadap kerugian besar (loss aversion), maka metrik variansi mungkin kurang cocok.

Tips Memaksimalkan Modern Portfolio Theory

  • Gunakan data historis cukup panjang tapi relevan, jangan terlalu “mutakhir” tapi juga jangan terlalu jadul sehingga tidak relevan.

  • Tambahkan aset alternatif atau internasional bila memungkinkan agar diversifikasi makin luas (termasuk reksa dana luar, saham asing, atau aset non-korelasi jika tersedia).

  • Perhatikan biaya (fee) dalam setiap kelas aset, karena biaya yang tinggi bisa menggerus kelebihan return.

  • Gunakan tools / platform yang menyediakan simulasi portofolio dan grafik efficient frontier agar visualisasi risk & return portofolio jadi lebih jelas.

Jangan lupa psikologi: tetap sabar saat pasar turun, karena sebagian portofolio Anda dibuat agar tahan fluktuasi.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here