English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Biar Gak Boncos! Pahami Konsep Rebalancing Portofolio Investasi
Beladdina Annisa · 40.4K Views

Membangun portofolio investasi bukan berarti “beli lalu lupa saja”. Seiring waktu, aset Anda bisa bergeser dari alokasi awal akibat pergerakan pasar. Inilah saatnya melakukan rebalancing portofolio penyesuaian ulang agar risiko tetap seimbang dan tujuan investasi tetap tercapai..

Apa Itu Rebalancing Portofolio?

Rebalancing adalah proses menyesuaikan kembali proporsi aset dalam portofolio agar sesuai dengan alokasi awal yang telah Anda tetapkan sesuai profil risiko dan tujuan investasi. 

Misalnya, bila awalnya Anda menargetkan 60% saham dan 40% obligasi, tapi karena saham naik tajam otomatis jadi 80%, rebalancing berarti Anda perlu jual sebagian saham dan beli obligasi agar kembali ke komposisi 60/40.

Mengapa penting? Karena seiring waktu, pergerakan harga aset bisa menggeser rasio, meningkatkan risiko atau mengurangi potensi pertumbuhan jika dibiarkan.

Mengapa Rebalancing Penting?

image.png

Berikut adalah beberapa alasan utama mengapa rebalancing sangat penting untuk portofolio Anda:

1. Mengelola Risiko

Seiring waktu, kinerja aset yang berbeda dalam portofolio Anda akan bervariasi. Misalnya, saham mungkin berkinerja sangat baik, membuat porsinya dalam portofolio Anda lebih besar dari yang seharusnya. Tanpa rebalancing, diversifikasi portofolio Anda menjadi lebih "berat" di aset yang berisiko tinggi.

Contoh: Anda memulai dengan alokasi 60% saham dan 40% obligasi. Setelah satu tahun, saham naik drastis, membuat porsi saham Anda menjadi 75%. 

Dengan rebalancing, Anda akan menjual sebagian saham yang sudah untung dan membeli kembali obligasi yang porsinya mengecil. Ini mengembalikan portofolio ke tingkat risiko yang Anda inginkan.

Rebalancing mencegah portofolio Anda menjadi terlalu berisiko dan membantu Anda menjaga tingkat risiko yang sudah Anda tentukan sejak awal.

2. Mengunci Keuntungan

Rebalancing memaksa Anda untuk menjual aset yang telah berkinerja baik dan membeli aset yang harganya relatif lebih rendah. Ini adalah strategi yang secara tidak langsung mendorong Anda untuk "membeli rendah dan menjual tinggi."

Logika: Ketika saham Anda naik nilainya, Anda menjual sebagian darinya. Ini adalah cara yang cerdas untuk mengunci keuntungan sebelum kemungkinan harga saham tersebut terkoreksi. Pada saat yang sama, Anda membeli aset lain yang harganya mungkin sedang turun, sehingga Anda mendapatkan diskon.

3. Menjaga Kedisiplinan Investor

Banyak investor, terutama pemula, cenderung mengikuti emosi pasar. Mereka terburu-buru membeli aset yang sedang naik daun dan enggan menjual aset yang sedang merosot. Perilaku ini sangat berbahaya.

Rebalancing memberikan struktur dan aturan yang jelas. Ini memaksa Anda untuk mengambil keputusan secara logis, bukan emosional. Dengan adanya jadwal rebalancing (misalnya, setiap 6 bulan atau setahun sekali), Anda tidak akan tergoda untuk bereaksi berlebihan terhadap pergerakan pasar harian atau bulanan.

4. Mencegah Keputusan Emosi

Pasar yang fluktuatif sering memicu investor melakukan tindakan impulsif—rebalancing membantu tetap di jalur strategi tanpa tergoda menjual di bawah tekanan.

5. Menyesuaikan dengan Tujuan

Jika tujuan investasi atau toleransi risiko berubah (misalnya mendekati pensiun), rebalancing adalah saat tepat untuk menyesuaikan alokasi sesuai fase baru.

Kapan Waktu Tepat Rebalancing?

image.png

Ada tiga pendekatan utama untuk rebalancing:

a. Interval Waktu Tetap (Calendar-Based)

Banyak profesional merekomendasikan melakukan rebalancing setiap 6–12 bulan. Cara ini mudah diikuti dan menghindarkan dari penilaian berlebihan.

b. Berdasarkan Tolerance Band

Anda bisa menetapkan batas deviasi, misalnya rebalancing hanya ketika alokasi menyimpang lebih dari ±5% dari target. Ini lebih fleksibel dan responsif terhadap pasar.

c. Saat Kehidupan Berubah

Jika ada perubahan besar dalam investasi, seperti pensiun, menikah, atau perlu uang untuk investasi properti, rebalancing bisa diperlukan segera terlepas dari jadwal biasa.

Cara Rebalancing Portofolio

image.png

Berikut adalah cara praktis rebalancing portofolio dalam tiga langkah sederhana.

Langkah 1: Tentukan Alokasi Ideal Anda

Sebelum melakukan rebalancing, Anda harus tahu ke mana arah yang Anda tuju. Tentukan persentase ideal untuk setiap jenis aset di portofolio Anda. Alokasi ini harus disesuaikan dengan profil risiko dan tujuan finansial Anda.

Contoh Alokasi:

  • Investor Agresif: 80% saham, 20% obligasi.
  • Investor Moderat: 60% saham, 40% obligasi.
  • Investor Konservatif: 20% saham, 80% obligasi.

Dokumentasikan alokasi ideal ini di catatan atau spreadsheet Anda agar mudah diingat. Alokasi ini akan menjadi "kompas" Anda saat melakukan rebalancing.

Langkah 2: Evaluasi Portofolio Anda Secara Berkala

Anda tidak perlu memantau portofolio setiap hari. Kapan waktu yang tepat untuk rebalancing? Terdapat dua pendekatan umum:

  • Berdasarkan Waktu: Lakukan evaluasi secara rutin, misalnya setiap enam bulan atau satu tahun sekali. Pendekatan ini disiplin dan mengurangi godaan untuk bertindak impulsif.

  • Berdasarkan Persentase: Rebalancing saat alokasi aset menyimpang dari target ideal Anda dalam persentase tertentu (misalnya, lebih dari 5%). Contohnya, jika alokasi saham ideal Anda 60% dan kini sudah menjadi 68%, saatnya untuk rebalancing.

Pilih salah satu metode yang paling sesuai dengan gaya investasi Anda.

Langkah 3: Lakukan Penyesuaian

image.png

Setelah Anda mengevaluasi dan menemukan ada penyimpangan, saatnya untuk melakukan penyesuaian. Ada dua cara utama untuk melakukannya:

Metode 1: Jual Aset yang Naik, Beli Aset yang Turun

Ini adalah cara rebalancing yang paling umum. Identifikasi aset yang porsinya melebihi alokasi ideal Anda (karena harganya naik) dan jual sebagian. Gunakan hasil penjualan itu untuk membeli aset lain yang porsinya mengecil (karena harganya turun).

Contoh: Portofolio Anda memiliki 75% saham dan 25% obligasi, sementara target Anda adalah 60% saham dan 40% obligasi.

  • Jual saham Anda hingga porsinya menjadi 60%.

  • Gunakan uang hasil penjualan saham untuk membeli obligasi hingga porsinya menjadi 40%.

Metode 2: Menggunakan Dana Baru

Jika Anda memiliki dana segar untuk diinvestasikan, Anda bisa menggunakannya untuk rebalancing tanpa harus menjual aset apa pun. Alokasikan dana baru tersebut ke aset yang porsinya lebih kecil dari alokasi ideal Anda.

Contoh: Anda memiliki alokasi 75% saham dan 25% obligasi, sementara target ideal Anda 60% saham dan 40% obligasi.

  • Anda memiliki dana baru Rp10 juta.

  • Daripada membaginya sesuai alokasi ideal, investasikan seluruh dana tersebut ke obligasi hingga alokasi portofolio Anda kembali mendekati target.

Dengan mengikuti tiga langkah praktis ini, Anda bisa menjaga portofolio Anda tetap sehat, mengelola risiko, dan mengunci keuntungan secara disiplin tanpa harus ribet.

Alternatif tanpa menjual:

  • Anda bisa beri investasi baru ke aset yang underweight saja, tanpa jual aset lain

  • Gunakan dividen dan reinvestasikan ke aset yang kekurangan porsi.

spread rendah mulai dari 0.0

Perhatikan biaya dan pajak:

  • Broker saham/ETF sering tanpa komisi, tapi mungkin ada biaya untuk obligasi atau rebalancing melalui mutual fund.

  • Rebalancing berarti menjual, bisa timbul capital gain—pertimbangkan timing untuk pajak atau manfaatkan tax-loss harvesting.

Kalau Anda tidak mau portofolio “boncos” karena terlalu berat ke satu jenis aset atau sudah tidak sesuai tujuan rebalancing adalah jawabannya. Dengan melakukan penyesuaian berkala dan disiplin, Anda menjaga portofolio tetap proporsional, risiko terkontrol, dan peluang cuan jangka panjang tetap terbuka. 

Gunakan strategi yang sesuai jadwalkan atau berdasarkan deviasi, lalu lakukan langkah rebalancing dengan perhatian pada biaya dan pajak. Investasi sukses adalah soal konsistensi dan kontrol, bukan sekadar beli dan lupakan.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here