

Market Analysis
Pada akhir Agustus 2025, demo besar-besaran mengguncang sejumlah kota di Indonesia, termasuk Jakarta. Kurang dari seminggu sejak tanggal 25 Agustus, nilai tukar rupiah nyaris tembus Rp16.500 per dolar AS level terlemah sejak awal bulan. Apa yang sebenarnya terjadi di balik pelemahan tajam ini?
Apa yang Terjadi Sejak 25 Agustus?
Dimulai pada 25 Agustus, unjuk rasa meluas ke berbagai daerah, dipicu oleh ketidakpuasan publik atas berbagai isu: kenaikan tunjangan anggota DPR, kebijakan pemotongan subsidi, kenaikan biaya pendidikan dan properti, hingga gelombang PHK masal. Ketegangan memuncak ketika seorang pengemudi ojek online meninggal tertabrak mobil taktis kepolisian, memicu demonstrasi semakin rusuh,
Bagaimana Pasar Keuangan Bereaksi?
Peristiwa ini menyebabkan pasar keuangan terkena dampaknya:
1. Aksi Jual Negeri Asing
Ketidakpastian politik memicu kekhawatiran investor asing, mendorong mereka melepas aset Indonesia melalui risiko pasar. Hal ini menyebabkan IHSG merosot 2,27% dan rupiah melemah hampir 1% hingga mencapai level Rp16.475 per dolar AS
2. Sentimen Negatif Internal dan Eksternal
Selain demo, tekanan global juga memperparah pelemahan rupiah, seperti kekhawatiran pasar dan lembaga keuangan asing terhadap krisis politik domestik
3. Intervensi Bank Indonesia
Merespons volatilitas nilai tukar, Bank Indonesia mengumumkan siap aktif intervensi di pasar spot dan non-deliverable forward (NDF). Selain itu, BI juga melakukan pembelian obligasi negara untuk menstabilkan kondisi pasar.
Timeline Fluktuasi Rupiah
Tanggal |
Peristiwa |
Pengaruh terhadap Rupiah |
25 Agustus |
Demonstrasi meluas di berbagai kota |
Meningkatkan ketidakpastian pasar |
28–29 Agustus |
Aksi kerusuhan intens; IHSG turun ~2%; Rupiah melemah hingga Rp16.499 |
Pelemahan signifikan; titik terendah mingguan |
29 Agustus |
BI umumkan intervensi aktif di pasar Forex dan obligasi |
Mulai stabilisasi nilai tukar |
1 September |
BI dan pemerintah yakin fundamental ekonomi masih solid |
Rupiah pulih tipis; ditopang intervensi dan stimulus |
Mengapa Rupiah Rentan Saat Demo?
Nilai tukar rupiah seringkali melemah saat terjadi demonstrasi besar karena demonstrasi dianggap sebagai indikator ketidakstabilan politik dan sosial di dalam negeri. Kondisi ini memicu sentimen negatif di kalangan investor, baik domestik maupun asing.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa rupiah rentan melemah saat terjadi demo:
1. Kekhawatiran Investor
Demonstrasi besar, terutama yang berpotensi ricuh, menciptakan persepsi bahwa kondisi politik di Indonesia tidak stabil. Investor, yang sangat sensitif terhadap risiko, akan melihat situasi ini sebagai sinyal bahaya.
Mereka khawatir ketidakstabilan ini akan mengganggu iklim bisnis, menghambat pertumbuhan ekonomi, dan merugikan investasi mereka. Akibatnya, mereka cenderung menarik modal mereka dari pasar Indonesia.
2. Arus Modal Keluar
Ketika investor menarik modalnya, mereka akan menjual aset-aset dalam bentuk rupiah, seperti saham dan obligasi, dan menukarkannya dengan mata uang asing yang dianggap lebih aman, seperti dolar AS. Peningkatan permintaan terhadap dolar AS dan penurunan permintaan terhadap rupiah inilah yang menyebabkan nilai tukar rupiah melemah.
3. Persepsi Risiko Ekonomi
Demonstrasi yang berkepanjangan dapat mengganggu aktivitas ekonomi, seperti perdagangan, transportasi, dan operasional bisnis.
Kerusakan fasilitas umum atau penjarahan yang terjadi selama demo juga menambah kekhawatiran akan kerugian finansial. Hal ini dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi jangka pendek, yang pada akhirnya membebani nilai tukar rupiah.
4. Spekulasi Pasar
Para pelaku pasar valuta asing (valas) juga akan bereaksi terhadap sentimen negatif ini. Mereka dapat melakukan spekulasi dengan menjual rupiah, yang semakin mempercepat pelemahan nilai tukar.
5. Faktor Eksternal
Meskipun demo menjadi pemicu utama, pelemahan rupiah juga sering kali diperparah oleh faktor eksternal, seperti kebijakan moneter bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Jika The Fed mengumumkan kenaikan suku bunga, hal itu akan membuat dolar AS semakin menarik bagi investor, yang dapat mempercepat arus modal keluar dari Indonesia dan memperlemah rupiah.
Secara keseluruhan, demonstrasi memicu ketidakpastian politik dan ekonomi yang menyebabkan investor kehilangan kepercayaan. Kombinasi antara sentimen negatif, arus modal keluar, dan potensi gangguan ekonomi inilah yang membuat rupiah menjadi rentan dan cenderung melemah saat terjadi demo besar.
Dampaknya terhadap Trader dan Investor
Berikut dampak yang terjadi saat demo terhadap para pelaku pasar:
1. Trading Forex
Trader forex bisa memanfaatkan volatilitas ini baik untuk trading jangka pendek dengan strategi breakout, maupun memanfaatkan rebound rupiah saat BI mulai intervensi.
2. Investasi Saham
Investor saham harus mencermati momentum pasar: IHSG turun tajam bisa jadi peluang beli jika mereka yakin fundamental kuat dan intervensi efektif.
3. Diversifikasi
Ketidakpastian semacam ini mengingatkan pentingnya melakukan diversifikasi portofolio aset seperti obligasi, emas, atau mata uang bebas risiko untuk menjaga portofolio.
Aset Apa yang Dimiliki Trader saat Terjadinya Demo?
Saat terjadi demonstrasi atau gejolak politik yang berpotensi memengaruhi stabilitas ekonomi, trader atau investor harus berhati-hati dan mempertimbangkan untuk beralih ke aset-aset yang dikenal sebagai safe haven.
Aset-aset ini cenderung memiliki nilai yang stabil atau bahkan meningkat di tengah ketidakpastian pasar. Berikut adalah beberapa aset yang harus dipertimbangkan oleh trader saat terjadi demo:
1. Emas
Emas adalah aset safe haven paling klasik dan populer. Nilainya cenderung memiliki korelasi negatif dengan pasar saham dan mata uang, artinya saat pasar saham dan nilai tukar rupiah melemah, harga emas sering kali naik.
Investor beralih ke emas sebagai "penyimpan nilai" karena dianggap aman dari inflasi dan gejolak ekonomi. Anda juga bisa melakukan trading XAUUSD dengan aman.
2. Mata Uang Asing
Mata uang dari negara-negara dengan ekonomi dan politik yang stabil juga sering digunakan sebagai aset safe haven. Beberapa di antaranya adalah:
-
Dolar AS (USD): Statusnya sebagai mata uang cadangan global dan ekonomi Amerika Serikat yang kuat menjadikannya pilihan utama bagi investor yang ingin mengamankan modal mereka.
-
Yen Jepang (JPY): Yen dikenal sebagai mata uang yang aman karena suku bunga rendah dan posisi Jepang sebagai kreditur terbesar di dunia.
-
Franc Swiss (CHF): Stabilitas politik dan ekonomi Swiss yang terkenal membuat franc menjadi pilihan yang andal.
3. Obligasi Pemerintah
Obligasi pemerintah dari negara-negara yang stabil, seperti Surat Berharga Negara (SBN) di Indonesia atau US Treasury di Amerika Serikat, dianggap sebagai aset yang aman. Obligasi ini memiliki risiko gagal bayar yang sangat rendah karena dijamin oleh pemerintah, sehingga memberikan imbal hasil yang stabil di tengah gejolak pasar.
4. Saham di Sektor Defensif
Meskipun pasar saham secara keseluruhan bisa tertekan, beberapa sektor yang dikenal sebagai "defensif" cenderung lebih tahan banting. Sektor-sektor ini menyediakan produk dan layanan yang tetap dibutuhkan masyarakat, terlepas dari kondisi ekonomi. Contohnya adalah:
-
Saham di sektor kebutuhan pokok (consumer staples): Makanan, minuman, dan produk rumah tangga.
-
Saham di sektor kesehatan: Farmasi dan rumah sakit.
-
Saham emiten emas atau pertambangan emas: Kenaikan harga emas dapat menguntungkan saham-saham perusahaan tambang emas.
Demo 25 Agustus menjadi pemicu utama pelemahan rupiah akibat kombinasi sentimen negatif, aksi jual asing, dan volatilitas politik. Respons cepat dari BI dengan intervensi forex dan pembelian obligasi membantu meredam pelemahan lebih lanjut.
Ini menunjukkan pentingnya pemantauan geopolitik dan respons kebijakan moneter dalam strategi trading maupun investasi. Trader yang tanggap terhadap risiko politik bisa mengambil peluang, sedangkan investor jangka panjang perlu mengedepankan diversifikasi dan evaluasi fundamental.
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!