English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Harga Emas Dunia Naik di Tengah Melemahnya Dollar AS
Kompas · 529.7K Views

KOMPAS.com - Harga emas dunia menguat pada akhir perdagangan Rabu (20/8/2025) waktu setempat atau Jumat (22/8/2025) pagi WIB, didukung oleh pelemahan dollar Amerika Serikat (AS) dan penantian pasar terhadap simposium Jackson Hole.

Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot naik 0,9 persen menjadi 3.344,37 dollar AS per ons, bangkit dari level terendah sejak 1 Agustus.

Begitu pula, harga emas berjangka AS naik 0,9 persen ke level 3.388,5 dollar AS per ons.

Indeks dollar AS (DXY) melemah 0,05 persen ke level 98,22.

Kondisi ini membuat harga emas menjadi lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga meningkatkan minat investor terhadap emas.

Sementara itu, dalam risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juli yang baru dirilis, menunjukkan bahwa ada perbedaan antara para pejabat bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), terkait kebijakan suku bunga.

Hanya dua gubernur yang mendukung pemangkasan suku bunga, saat keputusan The Fed pada bulan lalu adalah mempertahankan suku bunga acuan di 4,25-4,50 persen.

Namun, rilisnya data ketenagakerjaan yang lebih lemah dari perkiraan setelah pertemuan FOMC tersebut justru seakan menguatkan pandangan kedua gubernur. “Pelaku pasar tampaknya mengabaikan risalah ini karena dianggap basi, mengingat data tenaga kerja yang mengejutkan muncul setelahnya,” ujar Tai Wong, trader logam independen.

Kini, sorotan pasar tertuju pada pidato Ketua The Fed Jerome Powell dalam simposium ekonomi tahunan di Jackson Hole pada Jumat mendatang.

Jika ada sinyal arah kebijakan yang dovish alias pelonggaran kebijakan suku bunga, tentu akan menjadi sentimen positif bagi emas.

"Jika Powell bersikap dovish, maka itu positif bagi emas. Emas bisa menembus level 3.350 dollar AS per ons dan berpeluang menguji kembali level 3.400 dollar AS,” kata Bob Haberkorn, analis pasar di RJO Futures.

Menurut alat FedWatch CME, pelaku pasar saat ini memperkirakan peluang 83 persen adanya pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada September mendatang.

Emas yang tidak memberikan imbal hasil dibandingkan obligasi dan saham, biasanya akan diminati saat penurunan suku bunga atau di lingkungan suku bunga rendah

Emas juga menjadi aset lindung nilai atau safe haven di tengah gejolak ekonomi dan geopolitik.

Goldman Sachs pun memproyeksi harga emas akan mencapai level 4.000 dollar AS per ons di pertengahan 2026, dengan alasan permintaan bank sentral yang kuat, aliran dana ke ETF akibat pelonggaran The Fed, serta probabilitas 30 persen resesi AS dalam 12 bulan ke depan

Need Help?
Click Here