

Market Analysis
Ketika Anda ingin memulai dunia trading, baik itu forex, saham, maupun aset digital lainnya, salah satu aspek penting yang sering dilupakan adalah rasio utang. Banyak orang terlalu fokus pada strategi teknikal dan fundamental, tapi lupa bahwa kondisi finansial pribadi juga menentukan kesuksesan dalam trading. Rasio utang yang terlalu tinggi bisa menjadi penghambat bahkan bumerang bagi keuangan Anda.
Pertanyaan yang sering muncul adalah: berapa persen rasio utang yang baik? Apakah ada batas tertentu agar keuangan tetap sehat? Artikel ini akan membahas secara lengkap tentang rasio utang, cara menghitungnya, dan berapa persen idealnya agar tidak memberatkan kondisi finansial Anda, terutama sebelum memutuskan untuk trading.
Klik Banner untuk informasi lebih lanjut terkait program Welcome Reward.
Apa Itu Rasio Utang?
Secara sederhana, rasio utang adalah perbandingan antara jumlah utang yang Anda miliki dengan total pendapatan atau aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar beban utang dalam kehidupan finansial Anda.
Jika rasio utang Anda terlalu tinggi, artinya sebagian besar penghasilan hanya habis untuk membayar cicilan. Hal ini membuat ruang untuk menabung, investasi, apalagi trading, menjadi sangat terbatas. Sebaliknya, jika rasio utang terlalu rendah atau bahkan tidak ada, maka Anda memiliki fleksibilitas lebih untuk mengalokasikan dana ke instrumen investasi yang berisiko sekalipun.
Rasio utang ini sering digunakan oleh bank, lembaga keuangan, bahkan analis pribadi untuk menilai apakah seseorang tergolong “sehat” secara finansial atau justru dalam kondisi rawan karena utang menumpuk.
Cara Menghitung Rasio Utang
Menghitung rasio utang ideal tidak sulit. Ada dua metode yang umum digunakan:
-
Debt to Income Ratio (DTI)
DTI mengukur berapa persen pendapatan bulanan yang digunakan untuk membayar cicilan.
Rumus:
Contoh: Penghasilan Rp10 juta, cicilan Rp3 juta → DTI = 30%.
-
Debt to Asset Ratio (DAR)
DAR membandingkan total utang dengan total aset.
Rumus:
Contoh: Total aset Rp500 juta, utang Rp100 juta → DAR = 20%.
Dari dua metode ini, DTI lebih sering digunakan untuk menilai kesehatan keuangan sehari-hari, terutama sebelum Anda masuk ke dunia trading.
Rasio Utang yang Ideal: Tidak Boleh Lebih dari Berapa Persen?
Pertanyaan yang paling banyak ditanyakan adalah: berapa persen rasio utang yang sehat?
Menurut para pakar keuangan pribadi, batas aman rasio utang adalah maksimal 30–35% dari penghasilan bulanan. Artinya, jika penghasilan Anda Rp10 juta, maka cicilan utang sebaiknya tidak lebih dari Rp3 juta per bulan.
Mengapa angka 30–35% menjadi acuan?
-
Memberi ruang finansial: Dengan cicilan maksimal 1/3 dari gaji, Anda masih memiliki 2/3 bagian untuk kebutuhan hidup, menabung, dan investasi.
-
Mengurangi risiko gagal bayar: Jika lebih dari itu, pengeluaran Anda akan terlalu berat dan berisiko gagal membayar cicilan.
-
Mencegah stress finansial: Utang yang terlalu besar bisa menyebabkan tekanan psikologis, sehingga Anda tidak bisa fokus, termasuk dalam trading.
Jika rasio utang Anda sudah mencapai 40% atau lebih, itu tanda bahaya. Kondisi ini sering disebut dengan debt trap atau jebakan utang, di mana hampir seluruh penghasilan hanya habis untuk membayar kewajiban.
Mengapa Rasio Utang Penting Saat Mau Trading?
Anda mungkin bertanya, apa hubungannya rasio utang dengan trading? Jawabannya: sangat besar. Trading membutuhkan modal, tapi modal tersebut sebaiknya berasal dari dana yang benar-benar siap dipakai, bukan dari dana pinjaman atau uang kebutuhan sehari-hari.
Beberapa alasan mengapa Anda perlu memperhatikan rasio utang sebelum trading:
-
Trading punya risiko tinggi
Tidak ada jaminan profit di pasar. Jika modal berasal dari utang, risiko kerugian bisa semakin besar karena Anda tetap harus membayar cicilan meski sedang rugi. -
Menghindari tekanan emosional
Trading butuh ketenangan. Jika Anda membawa beban utang berlebihan, emosi Anda cenderung tidak stabil. Hal ini bisa membuat keputusan trading menjadi tidak rasional. -
Mencegah kerugian berlipat
Jika trading gagal, Anda bukan hanya kehilangan modal, tapi juga tetap menanggung kewajiban utang. Ini seperti jatuh tertimpa tangga. -
Membangun fondasi keuangan yang sehat
Trading sebaiknya dilakukan saat kondisi keuangan relatif stabil, sehingga hasilnya bisa menjadi tambahan, bukan malah menjadi masalah baru.
Baca juga: Memahami Risk to Reward Trading, Strategi Penting untuk Keberhasilan di Pasar Keuangan
Strategi Mengatur Rasio Utang Agar Tetap Sehat
Kalau ternyata rasio utang Anda sudah tinggi, jangan panik. Ada beberapa langkah yang bisa Anda lakukan untuk memperbaikinya sebelum benar-benar terjun ke dunia trading.
-
Hitung ulang utang Anda
Catat semua cicilan, mulai dari KPR, kendaraan, kartu kredit, hingga pinjaman online. Dari sini, Anda akan tahu seberapa besar total utang Anda dibanding penghasilan. -
Prioritaskan utang berbunga tinggi
Fokuslah melunasi utang dengan bunga besar terlebih dahulu, seperti kartu kredit atau pinjaman konsumtif. -
Tambahkan sumber penghasilan
Jika memungkinkan, cari penghasilan tambahan, misalnya freelance, usaha kecil, atau investasi yang lebih aman, untuk membantu menurunkan rasio utang. -
Jangan tambah utang baru
Selama rasio utang masih tinggi, hindari menambah cicilan baru, apalagi untuk hal konsumtif. -
Gunakan metode 50/30/20
Prinsip ini membagi penghasilan menjadi: 50% kebutuhan pokok, 30% lifestyle, dan 20% tabungan/investasi. Dengan cara ini, Anda bisa menjaga pengeluaran agar tetap terkendali.
Rasio Utang Sebelum dan Sesudah Trading
Bayangkan ada dua orang dengan kondisi berbeda:
-
Andi memiliki penghasilan Rp10 juta per bulan. Cicilan utangnya hanya Rp2 juta, sehingga rasio utangnya 20%. Ia memutuskan trading dengan modal Rp1 juta dari tabungan. Jika rugi, Andi masih bisa hidup tenang karena rasio utangnya rendah.
-
Budi juga berpenghasilan Rp10 juta, tapi cicilan utangnya Rp5 juta. Rasio utangnya 50%. Ia memutuskan untuk mengambil pinjaman tambahan Rp5 juta untuk modal trading. Jika tradingnya gagal, Budi harus membayar cicilan lama plus utang baru. Akibatnya, kondisi finansialnya semakin berat.
Dari contoh ini jelas terlihat bahwa rasio utang yang sehat sangat menentukan kemampuan seseorang dalam menghadapi risiko trading.
Klik Banner untuk informasi lebih lanjut terkait program Swap Promo.
Sebelum Anda mulai trading, ada satu hal yang harus dicek: rasio utang. Jangan sampai semangat mencari profit justru membuat Anda terjebak dalam masalah keuangan yang lebih besar.
Rasio utang yang baik sebaiknya tidak lebih dari 30–35% dari penghasilan bulanan. Jika lebih dari itu, sebaiknya Anda menunda trading dulu, perbaiki kondisi finansial, dan fokus melunasi cicilan. Setelah keuangan lebih stabil, barulah Anda bisa masuk ke dunia trading dengan tenang.
Ingat, trading membutuhkan modal yang benar-benar siap “hilang”. Jangan pernah gunakan utang sebagai modal trading. Pastikan keuangan Anda sehat, sehingga trading bisa menjadi peluang, bukan beban.
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!