

Market Analysis
Inflasi yang tinggi dapat menggerus daya beli dan nilai kekayaan seseorang. Dalam kondisi seperti ini, investor cenderung mencari aset safe haven untuk melindungi portofolio mereka.
Aset safe haven adalah instrumen investasi yang nilainya relatif stabil atau cenderung naik ketika kondisi ekonomi memburuk atau inflasi meningkat. Memahami jenis aset ini penting untuk menjaga stabilitas finansial, terutama saat ketidakpastian ekonomi melanda.
Apa Itu Aset Safe Haven?
Aset safe haven adalah instrumen investasi yang dianggap aman oleh investor ketika pasar sedang bergejolak. Aset ini biasanya memiliki korelasi negatif atau rendah terhadap aset berisiko seperti saham, sehingga dapat menjadi pelindung nilai di tengah krisis atau inflasi tinggi.
Safe haven tidak hanya berlaku saat krisis finansial global, tetapi juga saat terjadi gejolak domestik, pelemahan mata uang, atau kenaikan inflasi yang signifikan.
Mengapa Inflasi Membuat Aset Safe Haven Diminati?
Inflasi tinggi menyebabkan nilai uang tunai menurun karena daya beli berkurang. Simpanan dalam bentuk kas atau tabungan biasa akan tergerus nilainya jika bunga yang diperoleh tidak mampu mengimbangi inflasi.
Dalam kondisi ini, investor beralih ke aset safe haven untuk:
1. Melindungi Nilai Daya Beli
Inflasi adalah kenaikan harga barang dan jasa, yang secara efektif mengurangi daya beli mata uang. Uang yang Anda simpan di rekening tabungan, yang tidak memberikan imbal hasil yang sebanding dengan tingkat inflasi, akan kehilangan nilainya seiring waktu.
Aset safe haven, seperti emas, secara historis terbukti mampu mempertahankan atau bahkan meningkatkan nilainya selama periode inflasi tinggi. Investor mengalihkan dananya ke aset-aset ini untuk memastikan kekayaannya tidak tergerus.
2. Ketidakpastian Pasar
Inflasi yang tinggi seringkali memicu ketidakpastian di pasar keuangan, terutama pasar saham. Perusahaan dapat mengalami penurunan profitabilitas karena biaya produksi naik dan daya beli konsumen menurun.
Ketidakpastian ini membuat investor khawatir akan masa depan aset-aset berisiko dan mencari tempat yang lebih aman untuk menempatkan modal mereka.
3. Keterkaitan dengan Kebijakan Moneter
Untuk mengendalikan inflasi, bank sentral biasanya menaikkan suku bunga. Kebijakan ini dapat memengaruhi harga aset-aset lain seperti saham dan obligasi.
Aset safe haven seperti emas dan obligasi pemerintah, khususnya US Treasury, seringkali tidak terlalu terpengaruh atau bahkan diuntungkan oleh kebijakan ini, sehingga menjadikannya pilihan yang lebih menarik bagi investor.
10 Aset Safe Haven yang Bisa Diandalkan
Berikut Aset Safe Haven yang bisa Anda gunakan saat terjadinya inflasi:
1. Emas
Emas adalah salah satu safe haven klasik yang sudah diandalkan selama berabad-abad. Saat inflasi tinggi, emas sering menguat karena nilainya tidak bergantung pada mata uang tertentu.
Emas dapat diakses dalam bentuk fisik seperti batangan dan perhiasan, atau dalam bentuk digital seperti trading XAUUSD, ETF emas, maupun reksadana emas. Keunggulannya adalah sifatnya yang likuid, diakui secara global, dan memiliki rekam jejak sebagai pelindung nilai.
Investor beralih ke emas ketika pasar saham bergejolak atau inflasi melonjak karena nilainya cenderung naik atau stabil, melindungi kekayaan dari penurunan daya beli mata uang.
2. Perak
Selain emas, perak juga berfungsi sebagai safe haven, meskipun volatilitasnya cenderung lebih tinggi. Perak memiliki nilai intrinsik dan juga digunakan dalam industri, sehingga harganya dipengaruhi oleh permintaan industri dan faktor safe haven. Anda juga bisa mengakses perak digital melalui trading XAGUSD.
Meskipun perak memiliki volatilitas lebih tinggi karena fungsinya di sektor industri, ia tetap menjadi pilihan di kalangan investor yang mencari aset fisik.
3. Obligasi Pemerintah Negara Maju
Obligasi pemerintah dari negara dengan ekonomi stabil, seperti US Treasury Bonds, dianggap aman karena memiliki risiko gagal bayar yang sangat rendah. Saat inflasi tinggi, investor cenderung memilih obligasi dengan imbal hasil tetap atau TIPS (Treasury Inflation-Protected Securities) yang nilainya disesuaikan dengan inflasi.
4. Mata Uang Safe Haven
Beberapa mata uang dikenal sebagai safe haven karena stabilitas ekonomi dan politik negara penerbitnya, seperti franc Swiss (CHF), yen Jepang (JPY), dan dolar AS (USD). Trader forex sering memindahkan modal ke mata uang ini saat inflasi global meningkat.
Yen Jepang (JPY)
Yen Jepang (JPY) sering disebut sebagai mata uang safe haven. Status ini muncul karena Jepang memiliki kelebihan neraca perdagangan yang besar dan merupakan negara kreditur terbesar di dunia. Saat terjadi ketidakpastian global, investor cenderung menarik modal dari aset berisiko dan mengalihkannya ke Yen.
Franc Swiss (CHF)
Franc Swiss (CHF) dikenal sebagai mata uang safe haven karena stabilitas politik, ekonomi, dan sistem perbankan Swiss yang kuat. Bank sentral Swiss (SNB) juga terkenal dengan kebijakan moneter yang hati-hati, yang membuat Franc menjadi tempat perlindungan yang andal di tengah gejolak pasar.
Dolar AS (USD)
Meskipun menjadi salah satu mata uang yang paling banyak diperdagangkan, Dolar AS (USD) juga berfungsi sebagai safe haven. Sebagai mata uang cadangan dunia, dolar AS memiliki likuiditas yang sangat tinggi. Saat krisis, investor global sering beralih ke dolar untuk keamanan dan kemudahan transaksi.
Baca Juga: Tarif Trump Menggerakkan Pasar, Bagaimana Nasib Saham AAPL?
5. Properti
Di beberapa kondisi, properti, terutama di lokasi strategis dan permintaan tinggi, dapat dianggap sebagai safe haven. Nilainya cenderung meningkat seiring dengan inflasi, menjadikannya pelindung nilai yang baik. Namun, properti memiliki risiko likuiditas yang rendah, artinya tidak mudah diubah menjadi uang tunai dalam waktu singkat.
6. Komoditas Energi
Minyak mentah dan gas alam termasuk komoditas yang nilainya dapat meningkat saat inflasi tinggi, terutama jika inflasi dipicu oleh kenaikan biaya energi. Bagi investor, memiliki eksposur ke sektor energi dapat menjadi strategi diversifikasi portofolio.
7. Saham Sektor Tertentu
Tidak semua saham jatuh saat inflasi naik. Perusahaan di sektor utilitas, energi, dan bahan pokok konsumen sering kali mempertahankan kinerja baik karena produknya tetap dibutuhkan meski harga naik.
8. Indeks Saham
Beberapa investor menganggap indeks saham dari negara-negara yang sangat stabil, seperti indeks S&P 500 atau DAX, sebagai safe haven dalam jangka panjang. Meskipun sangat volatil dalam jangka pendek, indeks ini mewakili ekonomi yang kuat dan memiliki potensi pertumbuhan yang solid dalam jangka panjang.
Cara Memilih Aset Safe Haven yang Tepat
Berikut adalah cara memilih aset safe haven yang tepat:
1. Menyesuaikan dengan Profil Risiko
Tidak semua aset safe haven memiliki risiko yang sama. Emas cenderung stabil, sedangkan perak dan komoditas energi bisa lebih fluktuatif. Pilih sesuai toleransi risiko Anda.
2. Diversifikasi Portofolio
Mengandalkan satu jenis safe haven bisa berisiko jika pasar bergerak tidak sesuai ekspektasi. Diversifikasi antara emas, obligasi, dan mata uang safe haven dapat memberikan perlindungan lebih seimbang.
3. Memantau Faktor Fundamental
Pergerakan aset safe haven juga dipengaruhi oleh faktor fundamental global seperti suku bunga, kebijakan moneter, dan ketegangan geopolitik. Pemahaman terhadap faktor ini membantu mengambil keputusan tepat waktu.
Baca Juga: Ini Pengaruh Retail Investor & Smart Money di Pasar Forex
Strategi Trading dan Investasi Saat Inflasi Tinggi
Berikut strategi trading dan investasi yang tepat saat terjadinya inflasi tinggi:
1. Buy and Hold pada Aset Safe Haven Utama
Strategi ini cocok untuk investor yang ingin menjaga nilai kekayaan dalam jangka panjang, seperti memegang emas fisik atau obligasi pemerintah.
2. Trading Jangka Pendek di Pasar Forex
Trader forex dapat memanfaatkan volatilitas mata uang safe haven untuk mencari peluang profit. Misalnya, saat inflasi melonjak, permintaan pasangan mata uang USDCHF dan USDJPY sering meningkat.
3. Eksposur ke ETF dan Reksa Dana
Bagi investor yang ingin praktis, ETF atau reksa dana yang berfokus pada emas, obligasi, atau komoditas dapat menjadi pilihan.
Inflasi yang meningkat adalah tantangan besar bagi investor karena menggerus nilai uang tunai dan pendapatan tetap. Dalam situasi seperti ini, aset safe haven menjadi pelindung nilai yang efektif.
Mulai dari emas, perak, obligasi pemerintah, mata uang kuat, hingga properti dan komoditas energi, semua memiliki peran masing-masing dalam melindungi portofolio. Kuncinya adalah memilih aset sesuai profil risiko, melakukan diversifikasi, dan selalu memantau kondisi pasar.
Dengan strategi yang tepat, inflasi bukan hanya ancaman, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat posisi keuangan melalui investasi pada aset yang tahan uji waktu.
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!