English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Apa Itu Underlying Asset? Memahami Dasar, Fungsi, dan Contohnya
Beladdina Annisa · 191.7K Views

Di dunia investasi dan trading, istilah underlying asset sering digunakan, terutama dalam konteks instrumen derivatif seperti kontrak berjangka, opsi, atau reksa dana. Namun, tidak semua investor pemula memahami konsep ini secara jelas. Memahami apa itu underlying asset penting untuk mengerti bagaimana suatu instrumen keuangan mendapatkan nilainya dan apa saja faktor yang mempengaruhi pergerakannya.

Pengertian Underlying Asset

Underlying asset adalah aset dasar atau aset acuan yang menentukan nilai suatu instrumen keuangan turunan (derivatif). Instrumen derivatif ini tidak memiliki nilai intrinsik yang berdiri sendiri, melainkan nilainya bergantung pada harga atau kinerja underlying asset tersebut.

Contohnya, kontrak berjangka emas (gold futures) memiliki underlying asset berupa emas fisik. Pergerakan harga kontrak berjangka akan mengikuti pergerakan harga emas di pasar spot.

Underlying asset dapat berupa berbagai jenis aset, mulai dari aset fisik hingga instrumen keuangan lain, tergantung produk derivatif yang digunakan.

Fungsi Underlying Asset

image.png

Berikut Fungsi Underlying Asset yang harus Anda pahami:

1. Sebagai Acuan dalam Perdagangan

Underlying asset menjadi patokan bagi investor dan trader untuk menentukan strategi. Misalnya, jika underlying asset menunjukkan tren naik, investor mungkin mengambil posisi beli pada kontrak derivatifnya.

2. Sebagai Dasar Penentu Nilai Instrumen Derivatif

Ini adalah fungsi paling fundamental. Harga dari sebuah instrumen derivatif, seperti kontrak berjangka (futures) atau opsi (options), sepenuhnya ditentukan oleh harga dan pergerakan dari underlying asset-nya. 

Misalnya, nilai sebuah kontrak futures untuk emas akan berubah seiring dengan naik atau turunnya harga emas itu sendiri di pasar. Tanpa adanya aset dasar ini, instrumen derivatif tidak akan memiliki nilai atau acuan yang jelas.

3. Menjadi Tolok Ukur Risiko

Risiko yang melekat pada instrumen derivatif sangat dipengaruhi oleh risiko dari underlying asset-nya. Aset dasar yang memiliki volatilitas tinggi, seperti mata uang kripto atau komoditas, akan membuat derivatifnya juga memiliki risiko yang tinggi. 

Sebaliknya, derivatif yang didasarkan pada aset stabil, seperti obligasi pemerintah, cenderung memiliki risiko yang lebih rendah. Memahami karakteristik risiko aset dasar adalah kunci untuk mengelola risiko portofolio secara keseluruhan.

4. Memberikan Akses ke Berbagai Pasar

Underlying asset memungkinkan Anda untuk berinteraksi dengan berbagai pasar global tanpa perlu memiliki aset fisiknya. Contohnya, Anda bisa trading minyak mentah atau emas melalui kontrak derivatif tanpa harus menyimpan fisik minyak atau emas.

Fungsi ini sangat penting untuk diversifikasi portofolio dan memungkinkan trader untuk berspekulasi pada pergerakan harga di pasar yang sulit diakses secara langsung.

spread rendah mulai dari 0.0

5. Memungkinkan Aktivitas Hedging 

Hedging adalah strategi untuk melindungi nilai aset dari potensi kerugian di masa depan. Underlying asset menjadi acuan utama dalam strategi ini. 

Misalnya, seorang produsen kopi yang khawatir harga kopi akan turun bisa menggunakan kontrak futures untuk menjual kopi di masa depan dengan harga yang sudah ditetapkan saat ini. Dalam hal ini, kopi adalah aset dasar yang dilindungi dari fluktuasi harga.

6. Memfasilitasi Aktivitas Spekulasi 

Fungsi ini memungkinkan para spekulan untuk mendapatkan keuntungan dari prediksi pergerakan harga underlying asset. 

Spekulan bisa mengambil posisi long (beli) jika mereka yakin harga aset dasar akan naik, atau posisi short (jual) jika mereka yakin harganya akan turun. Melalui derivatif, spekulan bisa melakukannya dengan modal yang lebih kecil berkat penggunaan leverage, meskipun risiko yang dihadapi juga lebih besar.

Jenis-Jenis Underlying Asset

image.png

Berikut Jenis-Jenis Underlying Asset yang bisa Anda perhatikan:

1. Aset Fisik

Aset fisik seperti emas, minyak mentah, perak, dan komoditas pertanian sering dijadikan underlying asset dalam kontrak berjangka.

2. Instrumen Keuangan

Saham, obligasi, dan mata uang asing juga sering menjadi underlying asset dalam produk derivatif seperti opsi saham, kontrak berjangka mata uang, atau credit default swaps.

3. Indeks Pasar

Indeks seperti S&P 500, Dow Jones, atau IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) dapat menjadi underlying asset bagi kontrak derivatif indeks.

4. Aset Digital

Di era modern, cryptocurrency seperti Bitcoin atau Ethereum mulai digunakan sebagai underlying asset untuk kontrak berjangka dan opsi kripto.

Contoh Underlying Asset dalam Produk Keuangan

image.png

Ini contoh dari Underlying Asset yang bisa Anda pertimbangkan:

1. Opsi Saham 

Dalam opsi saham, underlying asset adalah saham perusahaan tertentu. Misalnya, kontrak opsi beli (call option) AAPL memiliki underlying asset berupa saham Apple Inc.

2. Gold Futures

Kontrak ini memiliki underlying asset berupa emas batangan dengan ukuran tertentu, biasanya dinyatakan dalam troy ounce.

3. CFD (Contract for Difference)

Contract for Difference dapat memiliki underlying asset berupa saham, komoditas, indeks, atau mata uang. Nilai CFD mengikuti pergerakan harga underlying asset yang dipilih.

4. Reksa Dana Indeks

Underlying asset reksa dana indeks adalah saham-saham yang masuk dalam indeks acuan. Misalnya, reksa dana indeks S&P 500 memiliki underlying asset berupa 500 saham perusahaan yang masuk dalam indeks tersebut.

Mengapa Underlying Asset Penting Dipahami?

Memahami underlying asset membantu investor mengetahui apa yang sebenarnya mempengaruhi harga instrumen yang mereka perdagangkan. Misalnya, jika Anda membeli kontrak berjangka minyak, Anda perlu memahami faktor-faktor yang mempengaruhi harga minyak global seperti kebijakan OPEC, cadangan minyak AS, dan situasi geopolitik.

Selain itu, memahami underlying asset juga membantu mengukur risiko. Instrumen derivatif dengan underlying asset yang volatil, seperti cryptocurrency, memiliki risiko lebih tinggi dibanding instrumen dengan underlying asset yang stabil, seperti obligasi pemerintah.

Risiko yang Berkaitan dengan Underlying Asset

Perhatikan juga risiko yang mungkin berkatain dengan Underlying Asset:

1. Risiko Harga

Perubahan harga underlying asset dapat memicu kerugian besar, terutama pada instrumen derivatif dengan leverage tinggi.

2. Risiko Likuiditas

Beberapa underlying asset mungkin tidak likuid, sehingga sulit untuk menjual instrumen terkait dengan harga wajar.

3. Risiko Pasar

Faktor eksternal seperti kondisi ekonomi global, kebijakan moneter, atau ketegangan politik dapat mempengaruhi harga underlying asset.

Hubungan Underlying Asset dan Derivatif

image.png

Instrumen derivatif adalah kontrak yang nilainya bergantung pada underlying asset. Hubungan ini membuat derivatif menjadi alat yang fleksibel untuk investasi, spekulasi, atau lindung nilai. Namun, hubungan ini juga berarti bahwa risiko pada underlying asset akan langsung mempengaruhi instrumen derivatif terkait.

Trader yang hanya berfokus pada derivatif tanpa memahami pergerakan underlying asset berisiko mengambil keputusan yang keliru. Oleh karena itu, analisis fundamental dan teknikal terhadap underlying asset sangat penting.

Underlying asset adalah komponen fundamental dalam dunia investasi, terutama pada instrumen derivatif. Aset ini menjadi acuan nilai dan menentukan pergerakan harga kontrak turunan. Memahami apa itu underlying asset, fungsinya, serta contoh-contohnya membantu investor membuat keputusan yang lebih tepat dan mengelola risiko dengan lebih baik.

Baik untuk tujuan hedging maupun spekulasi, pengetahuan tentang underlying asset adalah modal dasar yang tidak boleh diabaikan. Semakin Anda memahami sifat dan karakteristik underlying asset, semakin besar peluang Anda untuk sukses di pasar keuangan.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here