English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Bursa Saham Asia Diperkirakan Lesu Jelang Rilis Data Inflasi AS
Bloomberg · 73.2K Views

Bloomberg, Bursa saham Asia diperkirakan dibuka melemah pada perdagangan Selasa (12/8), tertekan sentimen “risk-off” dari Wall Street menjelang rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) yang diyakini akan memengaruhi arah kebijakan suku bunga bank sentral AS atau Federal Reserve (The Fed).

Kontrak berjangka saham mengindikasikan pelemahan di Hong Kong dan Sydney, sementara Tokyo diperkirakan menguat setelah libur perdagangan. Bursa AS pada Senin kehilangan momentum setelah sempat mendekati rekor tertinggi. Imbal hasil obligasi AS bergerak fluktuatif, sementara dolar menguat.

Dengan musim laporan keuangan hampir berakhir, investor kini fokus pada data ekonomi untuk mencari petunjuk apakah The Fed akan memangkas suku bunga pada September. Indeks S&P 500 tetap di bawah level 6.400. Saham Apple Inc turun setelah mencatat pekan terbaik sejak 2020, sedangkan Intel Corp menguat menjelang pertemuan CEO-nya dengan Donald Trump.

Pasar nyaris tak bereaksi terhadap kabar bahwa Trump memperpanjang jeda tarif atas barang-barang asal China selama 90 hari. Kontrak berjangka emas bertahan di zona merah setelah Trump memastikan impor emas batangan tidak akan dikenai tarif AS. Bitcoin sempat menembus US$122.000.

Data inflasi AS yang akan dirilis Selasa diperkirakan menunjukkan kenaikan tipis, seiring ritel mulai menaikkan harga sejumlah barang yang terdampak bea masuk lebih tinggi.

“Reaksi pasar terhadap kejutan data bisa sangat besar — terutama jika angka IHK jauh lebih panas dari perkiraan, yang dapat membuat pelaku pasar percaya The Fed mungkin tak akan memotong suku bunga pada pertemuan berikutnya,” kata Chris Larkin dari E*Trade, bagian dari Morgan Stanley.

Dua wakil gubernur The Fed, Michelle Bowman dan Philip Jefferson, serta Gubernur The Fed Dallas Lorie Logan, disebut masuk bursa calon Ketua The Fed yang baru tahun depan, menurut dua pejabat pemerintah AS. Menteri Keuangan Scott Bessent dijadwalkan mewawancarai kandidat tambahan dalam beberapa pekan ke depan.

Trump juga menyatakan berharap China secara besar-besaran meningkatkan pembelian kedelai AS, meski hingga kini negara tersebut belum memesan kargo untuk musim mendatang, dan justru meningkatkan ekspor ulang komoditas itu.

Pasar lithium global yang selama ini lesu mendapat dorongan setelah CATL — produsen baterai terbesar dunia asal China — mengonfirmasi penutupan tambang Jianxiawo pada Senin, sambil menunggu perpanjangan izin operasional. Saham produsen lithium di Amerika Utara melonjak, karena investor menilai penghentian produksi dapat mengurangi surplus pasokan dan mendorong harga naik.

Di Australia, bank sentral diperkirakan mengumumkan pemangkasan suku bunga ketiga tahun ini pada Selasa, seiring tekanan inflasi mereda. Gubernur Michele Bullock diperkirakan tetap berhati-hati dalam menentukan arah kebijakan moneter.

Di AS, indeks harga konsumen (IHK) inti — yang tidak memasukkan komponen harga pangan dan energi — diproyeksikan naik 0,3% pada Juli, menurut survei Bloomberg.

“Tidak diragukan lagi, data IHK tidak akan bagus,” kata Andrew Brenner dari NatAlliance Securities. “Pertanyaan besarnya adalah ‘apakah itu penting?’ Kami rasa tidak. Inflasi akan tetap lengket dengan sedikit hambatan, tetapi pelemahan pasar kerja akan lebih menentukan arah kebijakan The Fed.”

Pasar uang memperkirakan lebih dari dua kali pemangkasan suku bunga The Fed hingga Desember, dengan probabilitas sekitar 80% bahwa penurunan suku bunga sebesar seperempat poin akan terjadi pada bulan depan.

Di panggung geopolitik, Trump merendahkan ekspektasi menjelang pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dalam upaya mengakhiri perang di Ukraina. Ia menyebut pertemuan itu sebagai ajang “penjajakan” dan berencana berkonsultasi dengan pemimpin Ukraina serta Eropa setelah pertemuan tersebut.

Need Help?
Click Here