English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Belajar Cara Trading Indeks DAX & Bagaimana Teknikal Sederhana
Beladdina Annisa · 12.2K Views

Dalam dunia trading yang penuh dinamika, Indeks DAX kerap menjadi sorotan utama para trader global. Sebagai barometer kesehatan ekonomi Jerman dan salah satu indeks saham terpenting di Eropa, pergerakan DAX mencerminkan sentimen pasar terhadap perusahaan-perusahaan besar yang terdaftar di Bursa Efek Frankfurt. 

Artikel ini akan mengupas tuntas cara trading Indeks DAX, mulai dari pengenalan dasar, faktor-faktor yang mempengaruhinya, hingga aplikasi teknik analisis teknikal sederhana yang bisa Anda gunakan. 

Mengenal Indeks DAX 40

DAX (Deutscher Aktienindex) adalah indeks pasar saham blue-chip yang mewakili 40 perusahaan terbesar dan paling likuid yang terdaftar di Bursa Efek Frankfurt (Frankfurt Stock Exchange - FWB). 

Indeks ini diperdagangkan di bursa Xetra dan dihitung berdasarkan kapitalisasi pasar dan volume free-float saham perusahaan-perusahaan anggotanya. Perusahaan-perusahaan ini mencakup berbagai sektor industri, mulai dari otomotif, keuangan, hingga farmasi, menjadikannya cerminan yang komprehensif dari ekonomi Jerman.

Indeks DAX 40 bersifat performance index, yang berarti dividen yang dibayarkan oleh perusahaan-perusahaan konstituen diinvestasikan kembali ke dalam indeks. Ini berbeda dengan beberapa indeks lain yang hanya mempertimbangkan pergerakan harga saham. Sifat ini membuat DAX 40 mampu mencerminkan total return dari investasi di saham-saham Jerman.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Indeks DAX

image.png

Pergerakan Indeks DAX dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal:

1. Data Ekonomi Jerman

Laporan PDB, inflasi (CPI), tingkat pengangguran, data penjualan ritel, dan indeks sentimen bisnis (seperti Ifo Business Climate Index dan ZEW Economic Sentiment Index) dari Jerman memiliki dampak langsung pada DAX. Data yang kuat cenderung mendorong kenaikan DAX, dan sebaliknya.

2. Kebijakan Moneter ECB

Keputusan suku bunga dan kebijakan lainnya dari Bank Sentral Eropa (ECB) sangat memengaruhi sentimen pasar dan ketersediaan likuiditas, yang pada gilirannya memengaruhi pergerakan DAX.

3. Kinerja Perusahaan Anggota

Laporan keuangan, prospek pendapatan, dan berita terkait 40 perusahaan konstituen DAX, terutama yang memiliki bobot besar di indeks, dapat menyebabkan pergerakan signifikan. Contoh perusahaan dengan bobot besar adalah SAP, Siemens, Allianz, dan Volkswagen.

4. Sentimen Pasar Global

Peristiwa global seperti ketegangan geopolitik, perubahan kebijakan perdagangan internasional, atau krisis keuangan di negara lain dapat memicu gelombang sentimen risk-on atau risk-off yang berdampak pada pasar saham global, termasuk DAX.

5. Harga Komoditas

Bagi sektor-sektor tertentu dalam DAX, seperti industri atau otomotif, harga komoditas penting (misalnya minyak, logam) dapat memengaruhi biaya produksi dan profitabilitas, sehingga berdampak pada harga saham mereka dan pada akhirnya indeks.

6. Nilai Tukar Euro (EUR)

Pergerakan nilai tukar Euro, terutama terhadap Dolar AS ( trading EUR/USD), dapat memengaruhi daya saing ekspor perusahaan-perusahaan Jerman. Euro yang lebih lemah bisa menguntungkan eksportir, dan sebaliknya.

Analisa Teknikal Trading DAX

Sebelum memulai analisa teknikal Anda bisa memahami dasar-dasar analisa teknikal. Setelah itu, cobalah mempraktikkannya menggunakan platform gratis seperti TradingView. Sebagai contoh, di bawah ini adalah tampilan candlestick dengan time frame 1 jam, diambil pada 23 Juli 2025.

Gambar 1. Candlestick DAX interval 1h (tradingview)

Pada periode awal yang terlihat di grafik, harga menunjukkan pergerakan naik yang substansial, mencapai puncaknya. Setelah itu, tekanan jual mulai mendominasi, menyebabkan harga mengalami penurunan yang berkelanjutan selama beberapa periode perdagangan. Penurunan ini ditandai dengan serangkaian candlestick merah yang lebih panjang, menunjukkan momentum jual yang kuat.

Pada titik terendah dari penurunan ini, terlihat adanya pembalikan arah yang tegas. Harga mulai menunjukkan momentum bullish yang kuat, ditandai dengan serangkaian candlestick hijau yang besar, mendorong harga kembali naik dengan cepat. Ini mengindikasikan bahwa sentimen pasar telah bergeser dari pesimis menjadi lebih optimis, memicu kenaikan harga yang tajam.

Saat ini, setelah kenaikan yang signifikan, pasar tampaknya sedang mengalami koreksi minor atau konsolidasi sementara, dengan candlestick terakhir yang menunjukkan tekanan jual kembali, namun masih berada di atas level terendah sebelumnya dan di bawah puncak kenaikan saat ini. Ini bisa menjadi fase di mana pasar sedang mencari keseimbangan baru sebelum menentukan arah selanjutnya.

Secara keseluruhan, grafik ini merepresentasikan volatilitas inheren pasar keuangan, di mana periode tren turun yang panjang dapat dengan cepat digantikan oleh pembalikan tren yang kuat, menegaskan pentingnya bagi trader untuk senantiasa memantau perubahan sentimen dan momentum pasar.

Gambar 2. Candlestick DAX interval 1d (TradingView)

Pada awal periode yang terlihat, harga Indeks DAX menunjukkan tren penurunan yang cukup tajam, ditandai dengan serangkaian candlestick merah besar yang dominan. Penurunan ini mencerminkan periode pesimisme pasar atau tekanan jual yang kuat.

Setelah mencapai titik terendah yang signifikan, pasar kemudian mengalami pembalikan arah yang kuat. Ini ditandai dengan munculnya serangkaian candlestick hijau yang besar dan dominan, menandakan dimulainya tren naik yang berkelanjutan. Selama periode ini, tekanan beli jelas mendominasi, mendorong harga kembali pulih dengan cepat dan melampaui level-level sebelumnya.

Tren naik ini berlanjut dengan beberapa kali koreksi minor atau periode konsolidasi singkat, di mana candlestick merah muncul sesekali, namun tidak cukup kuat untuk membalikkan tren utama. Harga terus membentuk puncak dan lembah yang lebih tinggi, mengonfirmasi kekuatan tren bullish.

Menjelang akhir periode yang terlihat, setelah mencapai level tertinggi dalam tren naiknya, harga menunjukkan tanda-tanda konsolidasi atau sedikit pelemahan momentum. Pola Candlestick menjadi lebih kecil dan sering bergantian antara hijau dan merah, menunjukkan bahwa pasar mungkin sedang dalam fase ketidakpastian atau bersiap untuk pergerakan selanjutnya setelah kenaikan yang panjang.

Secara keseluruhan, grafik ini menggambarkan pemulihan yang mengesankan dari DAX setelah periode penurunan awal, diikuti oleh tren naik yang stabil dan kemudian fase konsolidasi. Ini menyoroti sifat dinamis pasar saham di mana perubahan sentimen dapat memicu pergeseran tren yang signifikan.

1. Indikator Teknikal DAX

Anda harus bisa memahami makna harga dari tampilan header Investing, seperti DAX 23.063,58 -116,48 (-0,50%), yang menunjukkan harga saat ini dari pasangan DAX.

  • 23.063,58: Harga instrumen saat ini.

  • -116,48: Perubahan harga absolut dari penutupan sebelumnya.

  • (-0,50%): Perubahan harga dalam persentase dari penutupan sebelumnya.

Pada bagian indikator memberikan informasi rangkuman beberapa indikator yang ditampilkan seperti:

1. RSI (14) 

Relative Strength Index dengan periode 14. RSI adalah osilator momentum yang mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. Nilainya berkisar antara 0 hingga 100.

  • Nilai: 49.09

Tindakan: Netral. Nilai RSI di sekitar 50 menunjukkan bahwa tidak ada momentum beli atau jual yang dominan. Harga tidak overbought (di atas 70) maupun oversold (di bawah 30), sehingga mengindikasikan kondisi pasar yang seimbang atau konsolidasi.

2. STOCH (9,6)

Stochastic Oscillator dengan parameter %K=9 dan %D=6. Stochastic Oscillator adalah osilator momentum yang menunjukkan posisi harga penutupan relatif terhadap range harga tertinggi dan terendah selama periode waktu tertentu.

  • Nilai: 98.509

Tindakan: Beli Berlebih. Nilai yang sangat tinggi (mendekati 100) menunjukkan bahwa aset tersebut mungkin telah overbought dan berpotensi mengalami koreksi atau pembalikan ke bawah.

3. STOCHRSI (14) 

Stochastic RSI dengan periode 14. STOCHRSI adalah osilator momentum dari RSI itu sendiri, bukan dari harga. Ini sering digunakan untuk mengidentifikasi kondisi overbought atau oversold pada RSI dengan lebih sensitif.

  • Nilai: 23.595

Tindakan: Jual Berlebih. Nilai yang rendah (di bawah 20) menunjukkan bahwa RSI aset tersebut mungkin telah oversold, mengindikasikan potensi pembalikan ke atas (sinyal beli). Namun, label "Jual Berlebih" di sini mungkin merupakan salah penulisan atau merujuk pada konteks pasar secara keseluruhan yang telah menjual berlebih dan bisa rebound. 

Jika dibaca secara harfiah, "Jual Berlebih" pada STOCHRSI yang rendah biasanya berarti pasar oversold dan siap untuk dibeli. Ini adalah ambiguitas yang sering terjadi pada rangkuman otomatis. Seharusnya menunjukkan "Beli Berlebih" atau "Terlalu Banyak Dijual" yang berarti indikator mengarah ke buy.

spread rendah mulai dari 0.0

4. MACD (12,26)

Moving Average Convergence Divergence dengan periode 12 (cepat), 26 (lambat), dan 9 (sinyal). MACD adalah indikator trend-following momentum yang menunjukkan hubungan antara dua Moving Average dari harga aset.

  • Nilai: 17.28

Tindakan: Beli. Nilai positif dari MACD biasanya menunjukkan momentum bullish, terutama jika garis MACD berada di atas garis sinyalnya. Ini mengindikasikan bahwa rata-rata pergerakan jangka pendek bergerak lebih cepat daripada rata-rata pergerakan jangka panjang.

5. ADX (14)

Average Directional Index dengan periode 14. ADX adalah indikator yang mengukur kekuatan tren, bukan arah tren.

  • Nilai: 34.523

Tindakan: Beli. Nilai ADX di atas 25 biasanya menunjukkan adanya tren yang kuat. Karena ADX tidak menunjukkan arah, sinyal "Beli" kemungkinan berasal dari komponen +DI dan -DI yang menyertainya (tidak ditampilkan di sini), di mana +DI lebih tinggi dari -DI, menunjukkan kekuatan tren naik.

6. Williams %R

Williams Percent Range. Ini adalah osilator momentum yang mirip dengan Stochastic, mengukur level overbought dan oversold. Nilainya berkisar dari 0 hingga -100.

  • Nilai: -1.514

Tindakan: Beli Berlebih. Nilai mendekati 0 (atau 100 jika skala positif) menunjukkan kondisi overbought, mengindikasikan potensi pembalikan ke bawah.

7. CCI (14) 

Mengukur deviasi harga dari rata-rata pergerakannya. Commodity Channel Index dengan periode 14. CCI adalah osilator momentum yang mengukur penyimpangan harga aset dari rata-rata statistik.

  • Nilai: -48.9075

Tindakan: Netral. Nilai CCI antara -100 dan +100 biasanya dianggap netral. Nilai di bawah -100 menunjukkan oversold, dan di atas +100 menunjukkan overbought. Jadi, nilai yang diberikan berada di zona netral.

8. ATR (14)

Average True Range dengan periode 14. ATR adalah indikator volatilitas yang mengukur range pergerakan harga rata-rata selama periode waktu tertentu.

  • Nilai: 72.5972

Tindakan: Volatilitas Tinggi. Nilai ATR yang relatif tinggi menunjukkan bahwa aset tersebut sedang bergerak dengan range harga yang besar, mengindikasikan volatilitas pasar yang tinggi. Ini penting untuk manajemen risiko, seperti penentuan ukuran stop loss.

9. Highs/Lows (14)

image.png

Indikator yang mengukur posisi harga saat ini relatif terhadap harga tertinggi dan terendah selama 14 periode.

  • Nilai: -42.8783

Tindakan: Jual. Nilai negatif yang signifikan menunjukkan bahwa harga saat ini lebih dekat ke posisi terendah dari range 14 periode, mengindikasikan tekanan jual.

10. Ultimate Oscillator

Ultimate Oscillator adalah osilator momentum yang menggunakan tiga kerangka waktu yang berbeda untuk menghasilkan sinyal overbought atau oversold yang lebih andal, mengurangi sinyal palsu.

  • Nilai: 49.057

Tindakan: Netral. Nilai di sekitar 50 menunjukkan tidak ada momentum beli atau jual yang dominan, mirip dengan RSI di tengah range-nya.

11. ROC 

Rate of Change. ROC adalah osilator momentum yang mengukur persentase perubahan harga antara harga saat ini dan harga pada sejumlah periode sebelumnya.

  • Nilai: -0.001

Tindakan: Jual. Nilai negatif menunjukkan bahwa harga saat ini lebih rendah dari harga beberapa periode yang lalu, mengindikasikan momentum jual atau tren menurun

12. Bull/Bear Power (13)

Bull Power dan Bear Power adalah indikator yang dikembangkan oleh Alexander Elder untuk mengukur kekuatan bull (pembeli) dan bear (penjual) di pasar. Indikator ini sering dihubungkan dengan Moving Average.

  • Nilai: -23.0044

Tindakan: Jual. Nilai negatif yang signifikan menunjukkan bahwa Bear Power (tekanan jual) lebih dominan dibandingkan Bull Power, mengindikasikan sentimen bearish.

Penting untuk Diingat:

  • Ini Bukan Jaminan: Indikator teknikal adalah alat bantu, bukan peramal. Mereka didasarkan pada data harga historis dan tidak menjamin pergerakan harga di masa depan.

  • Kerangka Waktu: Tidak disebutkan kerangka waktu (misalnya, 5 menit, 1 jam, harian) untuk analisis ini. Sinyal bisa sangat berbeda di berbagai kerangka waktu.

  • Konfirmasi: Selalu disarankan untuk mengonfirmasi sinyal dari satu indikator dengan indikator lain, atau dengan analisis fundamental.

  • Manajemen Risiko: Bahkan dengan sinyal "Sangat Beli", manajemen risiko (penggunaan stop loss dan take profit) tetap krusial.

2. Indikator Moving Average 

Rangkuman Moving Average ini memberikan gambaran yang menarik:

Kontradiksi Tren Jangka Pendek vs. Jangka Panjang: Ada kontradiksi yang jelas antara sinyal jangka pendek dan jangka panjang.

  • Tren Jangka Pendek (MA5, MA10, MA20) bersifat bearish, menunjukkan bahwa Indeks DAX sedang mengalami koreksi atau penurunan dalam periode waktu yang lebih singkat.

  • Tren Jangka Panjang (MA50, MA100, MA200) bersifat bullish, menunjukkan bahwa tren utama pasar masih naik atau harga berada di atas support penting dalam pandangan jangka panjang.

Kondisi Konsolidasi atau Koreksi dalam Tren Naik: Situasi ini sering terjadi ketika pasar berada dalam tren naik jangka panjang, namun sedang mengalami pullback atau koreksi dalam jangka pendek. Investor jangka panjang mungkin masih melihatnya sebagai peluang beli, sementara trader jangka pendek mungkin melihat peluang untuk posisi jual atau menunggu pullback selesai.

Pentingnya Konfirmasi: Karena adanya perbedaan sinyal antara MA jangka pendek dan panjang, trader disarankan untuk tidak hanya mengandalkan MA saja. Konfirmasi dari indikator lain (seperti yang terlihat dari rangkuman indikator teknikal sebelumnya yang menampilkan campuran sinyal) atau analisis price action akan sangat penting untuk mengambil keputusan trading yang tepat.

Secara keseluruhan, data MA ini mengindikasikan bahwa Indeks DAX sedang berada dalam fase yang menarik: di satu sisi, tren jangka panjangnya tetap positif, namun di sisi lain, ada tekanan jual yang dominan dalam waktu dekat. Ini bisa menjadi sinyal bagi trader untuk bersiap menghadapi potensi volatilitas atau menunggu kejelasan arah sebelum mengambil posisi besar.

3. Pivot Point

Tabel Pivot Points untuk Indeks DAX yang dihitung menggunakan berbagai metode berbeda. Data ini diambil pada tanggal 23 Juli 2025.

Dari tabel Pivot Points ini, beberapa poin penting dapat diambil:

a. Pivot Point Sentral

Mayoritas metode (Klasik, Fibonacci, Camarilla) memiliki Pivot Point yang sangat dekat, yaitu sekitar 23074.32. Ini menunjukkan level harga kritis di mana keseimbangan antara pembeli dan penjual kemungkinan akan ditentukan. 

Jika harga DAX bergerak di atas level ini, sentimen bullish mungkin akan mendominasi; jika di bawah, sentimen bearish mungkin lebih kuat. Woodie's dan DeMark's memiliki PP yang sedikit lebih tinggi, yang bisa mengindikasikan bias bullish minor jika dilihat dari harga penutupan sebelumnya yang lebih tinggi.

b. Variasi Level Support dan Resistance

Meskipun Pivot Points utama hampir sama, level support dan resistance sangat bervariasi antar metode.

  • Camarilla menawarkan level yang paling ketat dan dekat dengan Pivot Point, ideal untuk day trader yang mencari breakout atau fade jangka pendek.

  • Klasik dan Fibonacci memberikan range yang lebih luas, cocok untuk swing trader yang mencari target dan batas yang lebih jauh.

  • Woodie's dan DeMark's menawarkan perspektif yang sedikit berbeda berdasarkan bobot harga penutupan dan perilaku range harian.

c. Strategi Trading:

  • Trader sering akan membeli dekat level support (S1, S2, S3) dengan harapan harga akan memantul.

  • Trader akan menjual dekat level resistance (R1, R2, R3) dengan harapan harga akan berbalik turun.

d. Penembusan (Breakout)

Jika harga menembus level Pivot Point atau salah satu support/resistance dengan volume tinggi, itu bisa menjadi sinyal kuat untuk kelanjutan tren ke arah breakout.

e. Konfirmasi

Sebaiknya selalu menggunakan Pivot Points sebagai panduan bersama dengan indikator teknikal lainnya (seperti Moving Average, RSI, volume, atau price action) untuk mengkonfirmasi sinyal dan meningkatkan probabilitas trading.

Secara keseluruhan, tabel Pivot Points ini adalah alat yang sangat berguna bagi trader DAX untuk mengidentifikasi level-level harga penting di mana reaksi pasar mungkin terjadi, membantu dalam perencanaan entry, exit, dan penempatan stop loss.

Penting untuk Diingat oleh Pemula:

  • Bukan Jaminan: Pivot Points adalah potensi level support/resistance, bukan jaminan bahwa harga akan berhenti di sana. Harga bisa menembus level-level ini.

  • Konfirmasi: Selalu lebih baik untuk mengonfirmasi sinyal dari Pivot Points dengan indikator teknikal lain (seperti RSI, MACD, atau Moving Average) atau dengan melihat grafik untuk pola harga.

  • Bukan Satu-satunya Alat: Pivot Points hanyalah salah satu alat dalam kotak peralatan seorang trader. Jangan hanya mengandalkan ini saja.

Dengan memahami Pivot Points, trader pemula memiliki gambaran yang lebih baik tentang kemungkinan area di mana harga bisa berbalik arah atau mengalami kesulitan, membantu dalam perencanaan trading mereka.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here