English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Begini Cara Trading EURUSD & Analisa Teknikal dengan Mudah!
Beladdina Annisa · 47.4K Views

Sebagai salah satu pasangan mata uang paling populer di dunia, EUR/USD selalu jadi favorit bagi para trader forex, baik pemula maupun profesional. Pasangan mata uang ini melibatkan euro (EUR) sebagai mata uang dasar dan dolar Amerika Serikat (USD) sebagai mata uang kuotasi. 

Karena melibatkan dua ekonomi terbesar dunia Zona Euro dan Amerika Serikat pergerakan EUR/USD sangat aktif, likuid, dan dipengaruhi oleh banyak faktor ekonomi global.

Kenapa EUR/USD Jadi Favorit Trader?

1. Likuiditas dan Volume Perdagangan Tinggi

EUR/USD memiliki volume transaksi terbesar di pasar forex. Artinya, Anda bisa membuka dan menutup posisi dengan sangat cepat tanpa takut tidak ada lawan transaksi. Hal ini membuat spread menjadi lebih kecil, dan eksekusi trading lebih efisien.

2. Volatilitas Terukur

Meskipun aktif, EUR/USD tidak terlalu ekstrem seperti GBP/JPY atau pasangan eksotis. Volatilitas harian rata-rata sekitar 60–100 pips, cukup ideal untuk scalping maupun swing trading tanpa risiko fluktuasi liar yang berbahaya.

3. Banyak Sumber Data dan Analisis

Sebagai pasangan utama, EUR/USD memiliki sumber berita dan analisis fundamental yang sangat lengkap, mulai dari data ekonomi AS, Eropa, pidato bank sentral, hingga indikator ekonomi makro seperti GDP, CPI, dan NFP. Ini memudahkan trader untuk mengintegrasikan analisa fundamental ke dalam strategi mereka.

Jika Anda seorang trader pemula yang baru saja mengenal trading, maka penting untuk familiar dengan platform trading. Untuk mengantisipasi kerugian, Anda bisa mencoba program Welcome Reward dari Dupoin dimana Dupoin menyediakan reward hingga $100 dengan melakukan aktivitas trading di akun promo Welcome Reward.

Klik Banner untuk informasi lebih lanjut terkait program Welcome Reward.

CTA Banner_Welcome Reward

Perhatikan Teknikal Trading EURUSD

Salah satu tools gratis yang bisa digunakan adalah tradingview. Anda bisa mempelajari terlebih dahulu terkait apa itu analisa teknikal trading dan fungsinya? Dibawah ini adalah tampilan candlestick dengan time frame 1 jam, diambil di tanggal 16/07/2025. 

Gambar 1. Candlestick EURUSD interval 1h (tradingview)

Secara umum, tren harga pada chart EUR/USD menunjukkan kecenderungan bearish atau menurun. Hal ini terlihat dari pola harga yang membentuk lower high dan lower low, yaitu harga tertinggi dan terendah yang terus menurun. 

Puncak penurunan terjadi pada tanggal 15, ketika harga mengalami sell-off tajam yang ditandai oleh munculnya candlestick merah besar yang menembus area support sebelumnya. 

Penurunan tajam ini diiringi oleh volume yang sangat tinggi, yang menunjukkan adanya tekanan jual yang besar, kemungkinan dipicu oleh rilis data ekonomi penting atau sentimen fundamental lainnya. Ini disebut sebagai breakout ke bawah yang tervalidasi oleh volume, yang memperkuat sinyal bahwa tren turun masih dominan.

Setelah penurunan tersebut, harga mencoba rebound atau memantul kembali ke atas. Hal ini ditandai dengan munculnya beberapa candlestick hijau berurutan. Namun, volume yang muncul saat harga naik tersebut justru lebih rendah dibandingkan volume saat turun, yang mengindikasikan bahwa minat beli belum sekuat tekanan jual sebelumnya. Ini mengisyaratkan bahwa rebound ini kemungkinan hanya retracement sementara, bukan pembalikan tren yang sesungguhnya.

Gambar 2. Candlestick EURUSD interval 1d (tradingview)

Pada grafik EUR/USD timeframe harian ini, kita bisa melihat bahwa secara umum tren harga sedang mengalami kenaikan sejak pertengahan Maret hingga akhir Juni. Pergerakan harga membentuk pola higher high dan higher low, yang merupakan ciri khas dari tren naik (bullish). 

Namun, sejak awal Juli, harga mulai mengalami koreksi atau penurunan sementara. Ini adalah hal yang normal dalam tren naik, karena pasar butuh waktu untuk bernapas sebelum melanjutkan kenaikannya. Saat ini, harga sedang mendekati area support penting di sekitar 1.16000–1.16200. Jika harga berhasil memantul di area ini, maka peluang untuk kembali naik cukup besar. 

Sebaliknya, jika harga menembus support tersebut, maka trader perlu lebih hati-hati karena bisa jadi itu sinyal awal perubahan arah tren. Untuk trader pemula, disarankan tidak terburu-buru masuk posisi, melainkan menunggu konfirmasi pantulan seperti pola candlestick bullish (misalnya pin bar atau engulfing) sebelum memutuskan entry buy. Ini bisa membantu mengurangi risiko dan membuat keputusan trading lebih bijak.

1. Indikator Teknikal EUR/USD

Anda harus bisa memahami makna harga dari tampilan header Investing, seperti EUR/USD 1,1620 +0,0018 (+0,16%), yang menunjukkan harga saat ini dari pasangan EUR/USD.

  • 1,1620: Harga instrumen saat ini.

  • +0,0018: Perubahan harga absolut dari penutupan sebelumnya.

  • (+0,16%): Perubahan harga dalam persentase dari penutupan sebelumnya.

Pada bagian indikator memberikan informasi rangkuman terkait BUY atau SELL. Ada beberapa indikator yang ditampilkan, seperti:

1. STOCH(9,6) – Stochastic Oscillator (periode 9 dan 6)

Stochastic mengukur momentum dengan membandingkan harga penutupan terhadap kisaran harga dalam periode waktu tertentu.
Nilai berkisar antara 0 hingga 100.

  • Di atas 80: Overbought (jenuh beli)

  • Di bawah 20: Oversold (jenuh jual)

Nilai 75.735 berada di atas 50 dan mendekati area overbought, menandakan momentum beli yang kuat tapi belum ekstrem. Platform menafsirkan ini sebagai sinyal “Beli”.

2. STOCHRSI(14) – Stochastic RSI (periode 14)

Gabungan antara Stochastic dan RSI. Digunakan untuk mengukur apakah RSI berada di level overbought atau oversold.

  • Di atas 80: Overbought

  • Di bawah 20: Oversold

Nilai 81.288 berada di atas 80, menunjukkan kondisi overbought. Artinya, ada potensi pembalikan atau koreksi dalam waktu dekat. Platform menyebutnya sebagai sinyal “Beli Berlebih” (Overbought Buy).

spread rendah mulai dari 0.0

3. MACD(12,26) – Moving Average Convergence Divergence

Mengukur kekuatan tren dan perubahan arah tren dengan membandingkan dua moving average (MA) eksponensial.

  • Ketika MACD memotong signal line dari atas: Sinyal jual

  • Ketika MACD memotong signal line dari bawah: Sinyal beli

Nilai -0.001 menandakan MACD berada sedikit di bawah garis sinyal — sinyal ini diasumsikan sebagai potensi “Jual” menurut platform.

4. ADX(14) – Average Directional Index (periode 14)

Indikator yang mengukur kekuatan tren, tanpa memedulikan arahnya.

  • Di atas 25: Tren yang kuat

  • Di bawah 20: Tidak ada tren signifikan

Nilai 47.783 menunjukkan tren yang sangat kuat, dan karena sebagian besar indikator lainnya mengarah ke atas, ini mendukung sinyal “Beli”.

5. Williams %R (periode 14)

Menunjukkan apakah harga saat ini mendekati level tertinggi atau terendah dalam periode tertentu.

  • Di atas -20: Overbought

  • Di bawah -80: Oversold

Nilai -28.127 berada di antara -20 dan -80, mendekati area jenuh beli namun belum ekstrem. Masih dianggap sebagai sinyal “Beli”.

6. CCI(14) – Commodity Channel Index

Mengukur deviasi harga terhadap rata-ratanya.

  • Di atas 100: Overbought

  • Di bawah -100: Oversold

Nilai 102.9467 menunjukkan harga sudah agak jauh di atas rata-rata, dan memberikan sinyal “Beli”, namun juga mendekati kondisi overbought.

Penting untuk Diingat:

  • Ini Bukan Jaminan: Indikator teknikal adalah alat bantu, bukan peramal. Mereka didasarkan pada data harga historis dan tidak menjamin pergerakan harga di masa depan.

  • Kerangka Waktu: Tidak disebutkan kerangka waktu (misalnya, 5 menit, 1 jam, harian) untuk analisis ini. Sinyal bisa sangat berbeda di berbagai kerangka waktu.

  • Konfirmasi: Selalu disarankan untuk mengonfirmasi sinyal dari satu indikator dengan indikator lain, atau dengan analisis fundamental.

  • Manajemen Risiko: Bahkan dengan sinyal "Sangat Beli", manajemen risiko (penggunaan stop loss dan take profit) tetap krusial.

2. Indikator Moving Average 

Gambar di atas menampilkan rangkuman sinyal dari indikator Moving Average (MA) baik dalam versi sederhana (Simple MA) maupun eksponensial (Exponential MA) pada berbagai periode waktu, dengan data terbaru per 16 Juli 2025 pukul 09:15 GMT. 

Hasil analisis menunjukkan bahwa dari total 12 kombinasi MA, terdapat 9 sinyal jual dan hanya 3 sinyal beli, sehingga platform menyimpulkan bahwa kondisi saat ini mengarah ke sinyal “Jual” secara keseluruhan.

Pada MA jangka pendek seperti MA5, baik versi sederhana maupun eksponensial, keduanya memberikan sinyal jual. Ini menandakan tekanan harga dalam waktu sangat dekat masih cenderung melemah. 

Namun, pada MA10 (baik sederhana maupun eksponensial), muncul sinyal beli, menunjukkan adanya sedikit dorongan kenaikan jangka pendek. Begitu juga dengan MA20 sederhana yang menunjukkan sinyal beli, meskipun versi eksponensialnya justru memberi sinyal jual.

Untuk MA jangka menengah dan panjang seperti MA50, MA100, dan MA200, semuanya kompak menunjukkan sinyal jual, baik versi sederhana maupun eksponensial. Ini menandakan bahwa secara tren besar (medium to long-term), harga saat ini berada di bawah rata-rata pergerakan historisnya, atau dengan kata lain tren menurun masih dominan.

Secara keseluruhan, kondisi moving average ini menunjukkan bahwa meskipun ada sedikit dorongan beli dalam jangka sangat pendek, tren utama masih berada dalam tekanan turun, dan trader disarankan untuk berhati-hati sebelum mengambil posisi beli tanpa konfirmasi tambahan.

Apa Arti Angka di Belakang "MA"?

MA5, MA10, MA20, MA50, MA100, MA200: Angka di belakang MA menunjukkan jumlah periode yang digunakan untuk menghitung rata-ratanya.

  • Jika ini adalah grafik harian, MA5 berarti rata-rata harga penutupan selama 5 hari terakhir.

  • Jika ini adalah grafik 1 jam, MA5 berarti rata-rata harga penutupan selama 5 jam terakhir.

  • Semakin kecil angkanya (misal MA5 atau MA10), semakin cepat MA bereaksi terhadap perubahan harga (lebih pendek).

  • Semakin besar angkanya (misal MA100 atau MA200), semakin lambat dan halus MA bereaksi terhadap perubahan harga (lebih panjang), dan ini lebih baik untuk melihat tren jangka panjang.

Cara Menggunakan Informasi Ini untuk Pemula:

image.png

1. Kenali Arah Tren

Hasil dari MA jangka menengah hingga panjang (MA50, MA100, MA200) semuanya memberikan sinyal jual.

  • Ini berarti tren besar saat ini cenderung turun (bearish).

  • Sebagai pemula, jangan melawan tren. Lebih aman ikut arah mayoritas.

2. Perhatikan Jangka Pendek vs Jangka Panjang

MA jangka pendek seperti MA10 dan MA20 menunjukkan sinyal beli, tapi ini hanya untuk jangka waktu yang sangat pendek.

  • Artinya, meskipun tren besar turun, bisa saja ada pantulan sementara atau koreksi ke atas.

  • Kalau kamu ingin masuk posisi buy, pastikan itu hanya untuk target singkat dan tetap pasang stop loss ketat.

3. Hindari Entry Tanpa Konfirmasi

Ketika MA5, MA50, hingga MA200 semua menunjukkan jual, kamu tidak disarankan asal masuk posisi beli hanya karena ada sedikit sinyal dari MA10 atau MA20.

Gunakan indikator tambahan (seperti RSI, MACD, atau pola candlestick) untuk memastikan sinyalnya valid.

4. Gunakan MA Sebagai Dinamis Support/Resistance

MA bisa kamu anggap seperti garis support/resistance dinamis.

  • Jika harga menembus MA ke bawah, itu sinyal lemah.

  • Jika harga memantul dari MA ke atas, bisa jadi tanda rebound jangka pendek.

5. Gabungkan dengan Manajemen Risiko

Meskipun sinyal beli muncul di MA10 dan MA20, tren panjang masih turun.

  • Gunakan lot kecil dulu, dan jangan lupa pasang Stop Loss di bawah swing low terbaru.

  • Target profit jangan terlalu jauh — sesuaikan dengan jangka pendek.

Singkatnya, tabel Moving Average ini adalah "ramalan" singkat tentang tren harga berdasarkan perhitungan rata-rata. Meskipun sebagian besar "Beli" untuk EURUSD, penting untuk memahami bahwa ini hanyalah salah satu alat bantu dalam trading.

3. Pivot Point

Gambar di atas menampilkan level-level Pivot Points EUR/USD berdasarkan beberapa metode perhitungan populer seperti Klasik, Fibonacci, Camarilla, Woodie’s, dan DeMark’s. Secara umum, semua metode menempatkan level Pivot Point harian di kisaran 1.1623–1.1624, yang artinya area ini menjadi titik keseimbangan harga atau zona netral antara buyer dan seller. 

Jika harga bergerak di atas pivot point ini, maka ada potensi penguatan menuju resistance (R1, R2, R3); sebaliknya, jika bergerak di bawahnya, maka ada peluang pelemahan menuju support (S1, S2, S3). Dalam hal ini, level resistance pertama (R1) dari metode klasik berada di 1.1628, sementara support pertama (S1) di sekitar 1.1620–1.1622. 

Karena posisi harga saat ini berada sangat dekat dengan pivot, trader disarankan menunggu konfirmasi arah breakout sebelum entry. Jika harga naik melewati R1, itu bisa menjadi sinyal beli jangka pendek. Namun jika menembus S1, bisa menjadi sinyal jual. Level-level ini sangat bermanfaat untuk trader intraday dalam menentukan titik entry, stop loss, dan target profit secara lebih objektif.

Mengapa Pivot Points Penting untuk Trader Pemula?

  1. Mudah Dipahami: Anda tidak perlu menghitungnya sendiri; platform sudah memberikannya.

  2. Sebagai Panduan: Memberi Anda gambaran awal tentang di mana harga mungkin akan berbalik arah atau melambat.

  3. Untuk Menentukan Target dan Stop Loss: Trader sering menggunakan Pivot Points untuk menentukan di mana mereka akan mengambil keuntungan (Take Profit) atau di mana mereka akan membatasi kerugian (Stop Loss).

Komponen-Komponen dalam Tabel Pivot Points Anda:

image.png

Pada tabel Anda, ada beberapa baris (klasik, Fibonacci, Camarilla, dll.) yang mewakili berbagai cara perhitungan Pivot Points. Namun, kolom-kolomnya memiliki arti yang sama:

  • Pivot Points (PP): Ini adalah titik poros utama. Jika harga diperdagangkan di atas Pivot Point, ini menunjukkan sentimen bullish (cenderung naik). Jika harga diperdagangkan di bawah Pivot Point, ini menunjukkan sentimen bearish (cenderung turun).

  • R1, R2, R3 (Resistance Levels): Ini adalah level-level resistance yang semakin kuat.

    • R1 (Resistance 1): Resistensi pertama yang mungkin dihadapi harga jika bergerak naik dari Pivot Point.

    • R2 (Resistance 2): Jika harga menembus R1, R2 adalah rintangan berikutnya.

    • R3 (Resistance 3): Rintangan yang lebih kuat lagi jika harga terus naik.

    • Semakin tinggi angkanya (R1 < R2 < R3), semakin kuat potensi resistance yang mungkin akan menghentikan kenaikan harga.

  • S1, S2, S3 (Support Levels): Ini adalah level-level support yang semakin kuat.

    • S1 (Support 1): Dukungan pertama yang mungkin ditemukan harga jika bergerak turun dari Pivot Point.

    • S2 (Support 2): Jika harga menembus S1, S2 adalah dukungan berikutnya.

    • S3 (Support 3): Dukungan yang lebih kuat lagi jika harga terus turun.

    • Semakin rendah angkanya (S1 > S2 > S3), semakin kuat potensi support yang mungkin akan menghentikan penurunan harga.

Berbagai Metode Perhitungan Pivot Points:

Setiap baris di tabel Anda adalah metode perhitungan Pivot Points yang berbeda. Perhitungannya sedikit berbeda, sehingga menghasilkan level-level yang sedikit bervariasi.

  • Klasik: Ini adalah metode yang paling umum dan sering digunakan.

  • Fibonacci: Menggunakan rasio Fibonacci (seperti 0.382, 0.618) dalam perhitungannya. Trader yang menggunakan Fibonacci sering menyukai metode ini.

  • Camarilla: Dikenal karena level-levelnya yang lebih dekat ke harga penutupan, sering digunakan oleh day trader.

  • Woodie's: Memberikan bobot lebih pada harga penutupan.

  • DeMark's: Memiliki metode perhitungan yang unik dan fokus pada rentang harga. Perhatikan bahwa DeMark's tidak selalu memiliki S2, S3, R2, R3.

Penting untuk Diingat oleh Pemula:

  • Bukan Jaminan: Pivot Points adalah potensi level support/resistance, bukan jaminan bahwa harga akan berhenti di sana. Harga bisa menembus level-level ini.

  • Konfirmasi: Selalu lebih baik untuk mengonfirmasi sinyal dari Pivot Points dengan indikator teknikal lain (seperti RSI, MACD, atau Moving Average) atau dengan melihat grafik untuk pola harga.

  • Bukan Satu-satunya Alat: Pivot Points hanyalah salah satu alat dalam kotak peralatan seorang trader. Jangan hanya mengandalkan ini saja.

Dengan memahami Pivot Points, trader pemula memiliki gambaran yang lebih baik tentang kemungkinan area di mana harga bisa berbalik arah atau mengalami kesulitan, membantu dalam perencanaan trading mereka.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

 

Need Help?
Click Here