

Market Analysis
Salah satu tantangan paling umum yang dihadapi trader pemula adalah menentukan apakah tren yang sedang berlangsung cukup kuat untuk diikuti, atau justru sudah kehabisan tenaga. Memahami kekuatan tren sangat penting untuk menghindari sinyal palsu dan mengoptimalkan entry point dalam trading.
Salah satu alat teknikal yang bisa membantu menjawab pertanyaan itu adalah Trend Strength Index (TSI). Indikator ini tidak hanya menunjukkan arah tren, tetapi juga seberapa kuat tren tersebut berlangsung. Dengan bantuan TSI, Anda bisa mendapatkan wawasan yang lebih dalam tentang momentum pasar dan membuat keputusan trading yang lebih objektif.
Artikel ini akan mengulas secara menyeluruh tentang Trend Strength Index, dari definisi dasar hingga strategi trading praktis yang bisa langsung Anda terapkan, khususnya jika Anda masih baru di dunia trading.
Definisi Trend Strength Index
Trend Strength Index (TSI) adalah indikator teknikal berbasis momentum yang digunakan untuk mengukur kekuatan tren harga suatu aset. TSI menggabungkan price momentum dan moving average smoothing untuk menghasilkan sinyal tren yang lebih halus dan stabil dibandingkan indikator lain seperti RSI atau MACD.
Berbeda dengan indikator tren lainnya yang hanya menunjukkan arah (naik atau turun), TSI memberikan informasi tambahan berupa intensitas atau kekuatan tren. TSI biasanya diplot dalam rentang -100 hingga +100, dengan level nol (0) sebagai titik netral.
Fungsi Trend Strength Index
TSI memiliki berbagai fungsi penting dalam analisis teknikal, khususnya bagi trader yang mengandalkan tren dalam pengambilan keputusan:
1. Mengukur Kekuatan Momentum
Nilai TSI yang tinggi menunjukkan bahwa tren saat ini kuat. Sebaliknya, nilai TSI rendah menunjukkan bahwa tren mulai melemah atau pasar sedang sideways.
2. Menentukan Arah Tren
-
TSI > 0: Tren bullish
-
TSI < 0: Tren bearish
Namun, dibanding hanya mengandalkan nilai positif atau negatif, trader sebaiknya memperhatikan juga kemiringan kurva TSI dan crossing level 0 untuk validasi arah.
3. Menghindari Sinyal Palsu
Dengan smoothing ganda, TSI cenderung lebih lambat tapi juga lebih akurat. Cocok untuk swing trader yang ingin menghindari noise pada time frame pendek.
4. Sebagai Konfirmasi Entry dan Exit
TSI bisa menjadi alat konfirmasi tambahan sebelum membuka posisi. Jika TSI menunjukkan pembalikan arah, ini bisa digunakan sebagai sinyal exit atau open posisi sebaliknya.
Sejarah Trend Strength Index
Trend Strength Index dikembangkan oleh William Blau, seorang analis teknikal dan penulis buku “Momentum, Direction, and Divergence” (1995). Blau dikenal karena pendekatannya yang fokus pada sinyal momentum yang lebih bersih dan efisien.
TSI adalah salah satu inovasinya untuk memperbaiki keterbatasan indikator momentum seperti MACD dan RSI, terutama dalam konteks volatilitas tinggi dan noise pasar.
Konsep dasar dari TSI adalah mengukur perubahan harga dalam periode waktu tertentu, kemudian menghaluskannya dengan dua kali exponential moving average (EMA). Hasil akhirnya adalah kurva yang stabil namun tetap responsif terhadap perubahan signifikan.
Rumus Trend Strength Index
TSI dibangun menggunakan dua lapis smoothing terhadap perbedaan harga. Rumus dasarnya dapat dijabarkan sebagai berikut:
Komponen TSI
Trend Strength Index (TSI) mengukur kekuatan tren dengan membandingkan double‐smoothed momentum harga terhadap double‐smoothed absolute momentum. Komponen dasarnya adalah:
-
Δ_Closeₜ = Closeₜ − Closeₜ₋₁
-
EMA₁ = EMA(Δ_Close, P₁)
-
EMA₂ = EMA(EMA₁, P₂)
-
EMAabs₁ = EMA(|Δ_Close|, P₁)
-
EMAabs₂ = EMA(EMAabs₁, P₂)
Langkah‐Langkah Perhitungan TSI
-
Hitung perubahan harga per periode:
Δ_Closeₜ = Closeₜ − Closeₜ₋₁ -
Terapkan exponential moving average (EMA) pertama pada Δ_Close dengan periode P₁:
EMA₁ₜ = EMA(Δ_Close, P₁) -
Smooth lagi EMA₁ dengan periode P₂ untuk mendapatkan double‐smoothed momentum:
EMA₂ₜ = EMA(EMA₁, P₂) -
Lakukan hal serupa pada absolute momentum:
EMAabs₁ₜ = EMA(|Δ_Close|, P₁)
EMAabs₂ₜ = EMA(EMAabs₁, P₂)
Formula Trend Strength Index
Dengan
Contoh Parameter Umum
-
P₁ (periode smoothing pertama): 25
-
P₂ (periode smoothing kedua): 13
Dengan formula di atas, TSI akan memberikan nilai di sekitar nol ketika momentum kecil, meningkat positif seiring tren naik yang kuat, dan menurun negatif saat tekanan jual mendominasi.
Strategi Trading Menggunakan Trend Strength Index
Meskipun TSI bukan indikator yang memberikan sinyal entry/exit secara tunggal, ia sangat berguna jika dikombinasikan dengan indikator lain atau price action. Berikut beberapa strategi yang dapat digunakan:
1. Crossover Level 0
Ini adalah strategi paling umum untuk TSI:
-
Buy Signal: TSI memotong ke atas garis 0 → indikasi awal tren naik.
-
Sell Signal: TSI memotong ke bawah garis 0 → indikasi awal tren turun.
Strategi ini cocok untuk swing trader yang mencari momen pembalikan arah tren.
2. Crossover dengan Signal Line
Beberapa platform menambahkan signal line pada TSI (biasanya EMA dari TSI itu sendiri). Crossover antara TSI dan signal line juga bisa dijadikan sinyal:
-
Buy: TSI > Signal line
-
Sell: TSI < Signal line
Strategi ini mirip dengan MACD crossover, tapi lebih halus karena smoothing ganda.
3. Divergence antara Harga dan TSI
-
Bullish Divergence: Harga membuat lower low, TSI membuat higher low → potensi pembalikan ke atas.
-
Bearish Divergence: Harga membuat higher high, TSI membuat lower high → potensi pembalikan ke bawah.
Strategi divergence sangat efektif untuk mengantisipasi akhir tren atau false breakout.
4. Kombinasi dengan Moving Average atau Support/Resistance
TSI juga efektif jika digunakan sebagai konfirmasi terhadap breakout support/resistance atau MA crossover.
Contoh:
-
Harga menembus resistance dan TSI berada di atas 0 → validasi tren naik.
-
Harga memantul dari MA dan TSI ikut naik → peluang entry buy.
Contoh Trend Strength Index
Kasus 1: Saham C
-
Time frame: Daily
-
Harga menembus resistance di 105
-
TSI naik dari -15 ke +20 dan melintasi garis 0
Analisis:
Breakout harga dikonfirmasi oleh TSI yang bergerak positif. Ini bisa menjadi sinyal valid untuk entry buy dengan target ke resistance berikutnya
Kasus 2: EUR/USD
-
Time frame: 4 jam
-
TSI menunjukkan bearish divergence (harga naik, TSI turun)
-
Beberapa jam kemudian, harga berbalik arah dan turun tajam
Analisis:
TSI berhasil mendeteksi pelemahan tren meskipun harga masih naik. Divergence ini memberi sinyal awal reversal dan peluang short.
Kasus 3: DAX
-
Time frame: 1 jam
-
TSI crossover di area -10 ke atas 0
-
Harga DAX naik 3% dalam 5 jam setelah sinyal
Analisis:
Crossover TSI dari bawah ke atas garis netral memberi sinyal kuat bahwa momentum beli mulai masuk. Trader yang entry awal bisa mendapatkan profit singkat yang signifikan.
Trend Strength Index (TSI) adalah indikator momentum yang sangat berguna untuk mengukur kekuatan tren dan menyaring sinyal palsu. Diciptakan oleh William Blau, TSI memberikan pendekatan teknikal yang lebih stabil berkat smoothing ganda, sehingga cocok untuk berbagai strategi, terutama swing dan position trading.
Meski bukan indikator “ajaib”, TSI sangat powerful jika dikombinasikan dengan analisa lain seperti MA, candlestick pattern, dan support/resistance.
Ingatlah: dalam trading, disiplin dan pemahaman struktur pasar jauh lebih penting daripada sekadar mengikuti sinyal mentah. Dan dengan TSI, Anda bisa membaca pasar dengan lebih logis dan percaya diri.
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!