English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Memahami Indikator Volume: Dasar, Fungsi & Peluang Trading
Beladdina Annisa · 32.5K Views

Dalam dunia trading, banyak trader terlalu fokus pada pergerakan harga dan lupa bahwa volume adalah “tenaga” di balik setiap pergerakan tersebut. Tanpa volume, pergerakan harga bisa jadi menyesatkan atau tidak valid. Itulah sebabnya indikator volume menjadi salah satu alat analisis teknikal yang tak boleh diabaikan.

Volume menunjukkan seberapa besar aktivitas perdagangan yang terjadi dalam periode tertentu, dan dapat memberikan petunjuk apakah sebuah tren kuat, lemah, atau bahkan menipu. Ketika volume mendukung pergerakan harga, tren tersebut lebih dapat diandalkan. Sebaliknya, jika volume rendah, maka trader perlu berhati-hati terhadap potensi sinyal palsu.

Dalam artikel ini, kita akan mengulas secara mendalam apa itu indikator volume, fungsinya, cara membacanya, strategi trading yang bisa diterapkan, serta contoh indikator volume yang populer di kalangan trader.

Apa itu Indikator Volume?

Indikator volume adalah alat analisis teknikal yang mengukur jumlah transaksi atau aktivitas perdagangan suatu aset dalam jangka waktu tertentu. Volume bisa merujuk pada jumlah saham, kontrak, atau lot yang diperdagangkan tergantung jenis pasar yang dianalisis (saham, forex, atau emas).

Indikator volume saham, biasanya merujuk pada jumlah saham yang berpindah tangan. Di pasar forex, meskipun data volume tidak setransparan bursa saham, sebagian besar platform menggunakan tick volume (jumlah perubahan harga) sebagai alternatif pengganti volume asli.

Indikator volume tidak berdiri sendiri, tapi menjadi pelengkap dalam mengonfirmasi kekuatan tren, pembalikan arah, hingga validitas breakout atau breakdown.

Fungsi Indikator Volume

image.png

Indikator volume memiliki berbagai fungsi penting dalam analisa teknikal, di antaranya:

1. Memvalidasi Kekuatan Tren

Volume yang meningkat seiring harga bergerak naik atau turun mengonfirmasi bahwa momentum tren didukung oleh partisipasi pasar yang kuat. Ketika harga naik disertai lonjakan volume, bias bullish cenderung lebih dapat diandalkan. 

Sebaliknya, penurunan harga dengan volume tinggi mengindikasikan tekanan jual yang kuat. Tanpa konfirmasi volume, pergerakan harga besar bisa jadi sekadar fluktuasi sesaat tanpa kesinambungan.

2. Mengidentifikasi Breakout dan Breakdown

Saat harga menembus level resistance atau support penting, volume tinggi akan menegaskan bahwa breakout atau breakdown tersebut valid. Breakout dengan volume rendah seringkali ditandai sebagai false breakout harga bisa kembali ke rentang semula karena partisipasi pasar yang minim. Dengan memantau volume, trader dapat memilih untuk hanya mengikuti breakout yang didukung aksi beli atau jual nyata.

3. Mendeteksi Divergensi Price‐Volume

Divergensi terjadi ketika harga membuat titik tertinggi (high) baru tetapi volume tidak mengikutinya, atau harga membentuk titik terendah (low) baru dengan volume yang menurun. Kondisi ini sering kali mengindikasikan pelemahan tren dan potensi pembalikan. Sebagai contoh, kenaikan harga tanpa dukungan volume bisa menjadi sinyal warning bahwa tren naik kehilangan tenaga.

4. Menilai Sentimen Pasar

Perubahan volume secara tiba‐tiba dalam periode tertentu dapat mencerminkan sentimen pasar, apakah pelaku pasar bullish atau bearish. Volume tinggi pada candle hijau menunjukkan antusiasme beli, sedangkan volume tinggi pada candle merah menandakan kepanikan atau tekanan jual. Pola ini membantu trader membaca kondisi psikologis pasar secara real time.

welcome reward

5. Konfirmasi Support dan Resistance

Area support atau resistance yang ditembus dengan volume tinggi akan berpeluang menjadi level baru yang signifikan. Harga yang mendekati level ini namun disertai volume rendah kemungkinan hanya akan memantul kembali. Dengan volume sebagai filter, trader dapat lebih percaya diri menempatkan entry dan stop loss di dekat level–level kunci.

6. Mendeteksi Akumulasi dan Distribusi

Pergerakan harga di rentang sempit namun dengan volume yang besar menunjukkan fase akumulasi (penimbunan) oleh pelaku pasar besar atau fase distribusi (penjualan terorganisir). Identifikasi fase ini dapat memberi sinyal awal perubahan tren sebelum pergerakan harga yang lebih luas terjadi. Traders sering mengamati volume kontekstual di area sideways untuk menangkap peluang dari akumulasi atau distribusi.

Komponen Indikator Volume

image.png

Indikator volume biasanya tampil dalam bentuk histogram (batang vertikal) di bagian bawah grafik harga. Namun, indikator ini juga dapat dimodifikasi atau digunakan bersamaan dengan perhitungan tambahan seperti:

1. Volume Bar

Volume Bar merepresentasikan aktivitas perdagangan pada tiap periode waktu grafik dalam bentuk batang vertikal. Setiap batang menggambarkan total volume jumlah saham, kontrak, atau unit instrumen yang tereksekusi selama periode tersebut. Semakin tinggi batang, semakin besar partisipasi pasar di periode itu. 

Dengan memantau Volume Bar secara berkelanjutan, trader bisa menangkap momen lonjakan minat beli atau jual. Misalnya, terjadinya gap harga yang diikuti Volume Bar tinggi menunjukkan bahwa pergerakan harga memiliki dukungan kuat dari pelaku pasar, sehingga breakout atau breakdown lebih mungkin berlanjut. 

Sebaliknya, pergerakan harga yang signifikan dengan Volume Bar rendah sering kali berpotensi sebagai false move karena minimnya konfirmasi likuiditas.

2. Moving Average Volume

Moving Average Volume adalah garis rata-rata dari nilai volume yang di-overlay di atas histogram Volume Bar. Trader biasanya menggunakan periode 20, 50, atau 100 untuk menyaring fluktuasi harian yang bersifat acak. 

Dengan demikian, sinyal terkait lonjakan atau penurunan volume akan terlihat lebih jelas bila dibandingkan dengan rata-rata historis. Ketika Volume Bar naik secara signifikan di atas Moving Average Volume, hal ini menandakan momentum pasar yang kuat dan dapat memicu sinyal masuk posisi. 

Sebaliknya, jika Volume Bar berada konsisten di bawah rata-rata, itu memberi indikasi bahwa partisipasi pasar sedang lemah dan volatilitas cenderung terbatas.

3. Volume Oscillator

Volume Oscillator mengukur selisih persentase antara dua Moving Average Volume periode pendek dan periode panjang dan memplot hasilnya sebagai garis osilator di atas atau di bawah garis nol. Rumus umumnya adalah selisih nilai MA pendek dan MA panjang dibagi MA panjang, lalu dikali 100. 

Nilai positif pada osilator menunjukkan bahwa volume jangka pendek meningkat relatif terhadap jangka panjang, sinyal bahwa tren mungkin menguat. Nilai negatif menandakan pelemahan volume, memberi peringatan bahwa tren sedang kehilangan tenaga. 

Trader dapat menggunakan Volume Oscillator untuk mengidentifikasi momen awal perubahan momentum volume, sekaligus mengkonfirmasi keandalan breakout atau breakdown.

Baca juga: Mengenal Apa Itu Advance Decline Line dan Cara Kerjanya dalam Trading

4. On Balance Volume (OBV)

On Balance Volume (OBV) adalah indikator kumulatif yang menambahkan volume pada hari ketika harga penutupan naik dan mengurangkan volume pada hari ketika harga turun. 

Hasilnya adalah sebuah garis yang bergerak naik atau turun mengikuti aliran tekanan beli dan jual. Prinsip dasar OBV adalah bahwa perubahan volume mendahului perubahan harga; dengan demikian, jika OBV membuat puncak lebih tinggi sementara harga tidak mengikutinya, ini bisa menjadi tanda akumulasi dan potensi breakout harga ke atas. 

Sebaliknya, bila OBV membentuk lembah yang lebih rendah sementara harga tidak turun, itu mengindikasikan distribusi dan potensi koreksi harga. Integrasi OBV dalam analisis membantu trader mendeteksi divergensi price-volume dan memverifikasi validitas tren.

5. Chaikin Money Flow (CMF)

Chaikin Money Flow (CMF) mengombinasikan data harga dan volume untuk mengukur kekuatan aliran uang masuk (accumulation) atau keluar (distribution) selama periode tertentu, umumnya 20 atau 21 hari. 

CMF menghitung Money Flow Multiplier berdasarkan posisi harga penutupan relatif terhadap rentang high-low, lalu dikalikan volume dan dirata-rata dengan volume total periode tersebut. Nilai CMF yang positif (di atas nol) menunjukkan akumulasi pelaku pasar besar menumpuk posisi beli sementara nilai negatif (di bawah nol) menandakan distribusi atau tekanan jual. 

CMF berguna untuk mengonfirmasi breakout harga; breakout yang disertai CMF positif lebih dapat dipercaya daripada yang tidak diikuti aliran masuk uang. Trader juga mengawasi divergensi antara CMF dan harga sebagai sinyal peringatan pembalikan tren.

Cara Membaca Indikator Volume

image.png

Untuk membaca indikator volume secara efektif, Anda perlu memahami hubungan antara volume dan harga:

1. Harga Naik + Volume Naik = Tren Naik Kuat
Kombinasi ini menandakan partisipasi pasar yang solid dan memperkuat keandalan tren naik.

2. Harga Naik + Volume Turun = Potensi Reversal
Menunjukkan minat beli mulai melemah. Hati-hati terhadap potensi pembalikan arah.

3. Harga Turun + Volume Naik = Tekanan Jual Kuat
Sinyal bahwa tren turun memiliki kekuatan dan partisipasi pasar tinggi.

4. Harga Turun + Volume Turun = Potensi Sideways
Pasar kurang yakin dan arah pergerakan belum jelas. Hindari entry besar saat kondisi ini.

5. Breakout + Volume Tinggi = Valid
Breakout harga yang disertai dengan lonjakan volume umumnya diikuti oleh pergerakan signifikan.

Volume tidak hanya memberitahu “berapa banyak” transaksi, tapi juga “seberapa yakin” pelaku pasar dalam mengambil keputusan.

Baca juga: Profil IBM untuk Trader: Kenali Peluang Trading & Risikonya

Strategi Trading Menggunakan Indikator Volume

image.png

Berikut beberapa strategi populer yang memanfaatkan indikator volume:

1. Volume Breakout Strategy

Breakout harga dari level resistance atau support yang diikuti oleh lonjakan volume bisa menjadi sinyal kuat untuk entry.

Contoh:

Harga saham DIS menembus resistance di 1.000 dengan volume dua kali lipat dari rata-rata. Ini bisa menjadi sinyal beli.

2. Divergence Volume dan Harga

Jika harga mencetak higher high tetapi volume menurun, itu bisa menandakan potensi bearish reversal.

Sebaliknya, jika harga mencetak lower low tapi volume justru meningkat, ada peluang bullish reversal.

3. Volume Climax Reversal

Volume yang sangat tinggi di puncak tren bisa menjadi tanda climax, di mana pelaku pasar besar sudah mulai exit posisi. Ini bisa jadi sinyal pembalikan arah.

4. Konfirmasi Entry dari Pola Teknikal

Gunakan volume untuk mengonfirmasi pola seperti double top & double bottom, triangle, dan lainnya. Misalnya, breakout dari triangle dengan volume tinggi cenderung valid.

Indikator untuk Melengkapi Indikator Volume

image.png

Agar sinyal trading menjadi lebih kuat dan akurat, indikator volume sebaiknya digunakan bersamaan dengan alat teknikal lainnya. Beberapa indikator pelengkap yang cocok di antaranya:

1. Moving Average

Gabungan MA atau Moving Average dan volume membantu mengonfirmasi tren jangka panjang dan validitas breakout.

2. RSI

Saat indikator RSI (Relative Strength Index) menunjukkan overbought dan volume menurun, waspadai potensi pembalikan arah.

3. MACD

MACD (Moving Average Convergence Divergence) dapat menunjukkan momentum yang sejalan atau bertentangan dengan volume. Keduanya bisa digunakan untuk mencari divergence.

4. Bollinger Bands

Jika harga menyentuh upper/lower band dengan volume tinggi, ini bisa menjadi sinyal potensi breakout atau reversal.

5. Price Action

Volume menjadi jauh lebih kuat jika dikombinasikan dengan candlestick pattern seperti engulfing, pin bar, atau doji.

Indikator volume adalah alat yang penting untuk memahami kekuatan dan validitas pergerakan harga. Meskipun sering diabaikan, volume sebenarnya menyimpan banyak petunjuk tersembunyi tentang perilaku pasar. Dengan memahami dasar-dasar indikator volume, cara membaca, serta strategi yang tepat, Anda bisa meningkatkan akurasi entry dan exit dalam trading.

Tidak hanya untuk trader profesional, indikator volume juga sangat cocok bagi pemula karena visualnya sederhana dan mudah dipahami. Namun, seperti semua indikator teknikal, volume tidak bisa digunakan sendirian. Kombinasikan dengan alat teknikal lainnya serta disiplin manajemen risiko agar hasil trading Anda makin optimal.

Sudah siap memanfaatkan indikator volume dalam strategi trading Anda? Yuk, mulai analisis volume hari ini dan temukan peluang trading yang selama ini mungkin Anda lewatkan!

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here