English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Prospek Trading USD/JPY 2025: Analisis Kebijakan BOJ
Beladdina Annisa · 45.3K Views

Pasangan mata uang USD/JPY adalah salah satu pasangan utama (major pair) yang menjadi favorit para trader global. Popularitasnya bukan hanya karena likuiditas dan spread rendah, tetapi juga karena sensitivitas tinggi terhadap perbedaan kebijakan moneter antara Federal Reserve (The Fed) dan Bank of Japan (BOJ). 

Memasuki tahun 2025, USD/JPY berada di bawah sorotan tajam pasar karena Jepang mulai keluar dari kebijakan moneter ultra-longgar setelah lebih dari satu dekade. Apa dampaknya terhadap prospek trading pasangan ini?

USD/JPY: Antara Dolar Kuat dan Yen Lemah

Dalam beberapa tahun terakhir, pasangan USD/JPY menunjukkan tren naik yang konsisten. Kekuatan dolar AS, didorong oleh kenaikan suku bunga The Fed, berhadapan dengan kelemahan yen akibat kebijakan suku bunga negatif BOJ. 

Namun tahun 2024 menjadi titik balik. Jepang mengalami inflasi yang tak bisa lagi diabaikan, memaksa BOJ melakukan perubahan arah. Bahkan, mulai terlihat sinyal bahwa Jepang tidak bisa mempertahankan kebijakan ultra-loose monetary policy selamanya.

USD/JPY sempat menembus angka psikologis 150 di tahun sebelumnya, mendorong intervensi pemerintah Jepang untuk menstabilkan nilai tukar. Tahun 2025 diprediksi menjadi fase penyesuaian besar, dan trader harus siap menghadapi kondisi yang lebih fluktuatif dari biasanya.

Baca Juga: Mengenal Saham Tesla: Profil, Strategi, dan Peluang Tradingnya!

Arah Kebijakan BOJ dari Super Dovish Menuju Normalisasi

image.png

Bank of Japan selama bertahun-tahun mempertahankan kebijakan ultra-longgar, termasuk suku bunga negatif dan kontrol kurva imbal hasil (Yield Curve Control/YCC). Namun pada akhir 2024, tekanan inflasi domestik, ditambah pelemahan yen yang mengganggu harga impor, membuat BOJ mulai mempertimbangkan perubahan arah.

Beberapa perubahan besar dari BOJ yang patut diperhatikan trader:

Pengurangan YCC (Yield Curve Control): BOJ mulai membiarkan imbal hasil obligasi pemerintah 10 tahun bergerak lebih bebas, membiarkan naik secara bertahap.

Penghapusan Suku Bunga Negatif: Untuk pertama kalinya sejak 2016, BOJ memberikan sinyal akan menghapus suku bunga negatif apabila inflasi inti tetap di atas 2%.

Fokus Baru ke Keseimbangan Inflasi dan Upah: BOJ tidak hanya melihat inflasi, tetapi juga memastikan bahwa pertumbuhan upah berkelanjutan terjadi sebelum mengetatkan kebijakan secara agresif.

Kombinasi faktor-faktor ini menunjukkan bahwa tahun 2025 adalah masa transisi penting bagi BOJ. Jika Jepang benar-benar mengarah ke suku bunga positif, maka ini akan menjadi katalis besar bagi penguatan yen dan penurunan USD/JPY.

welcome reward

Faktor Penggerak USD/JPY di Tahun 2025

Ada lima faktor utama yang akan memengaruhi prospek pasangan USD/JPY di 2025:

1. Perbedaan Suku Bunga The Fed dan BOJ

Ini adalah motor utama pergerakan USD/JPY. Jika Fed mempertahankan suku bunga tinggi dan BOJ baru mulai menaikkan, maka gap suku bunga masih menguntungkan dolar. Namun bila BOJ mulai agresif, tren bisa berbalik.

3. Intervensi Mata Uang oleh Jepang

Pemerintah Jepang terbukti tak segan melakukan intervensi langsung di pasar forex jika yen melemah terlalu tajam. Ini membuat USD/JPY rawan koreksi mendadak.

4. Data Ekonomi Domestik Jepang

Inflasi, pertumbuhan PDB, dan kenaikan gaji di sektor swasta akan menjadi indikator utama keputusan BOJ.

5. Kondisi Ekonomi AS

Jika AS mengalami perlambatan ekonomi atau tekanan resesi, maka The Fed mungkin akan menurunkan suku bunga lebih cepat, memicu pelemahan dolar dan menguatkan yen.

6. Ketegangan Geopolitik Global

Yen sering berperan sebagai mata uang safe haven. Saat konflik geopolitik meningkat, investor cenderung membeli yen, mendorong USD/JPY turun.

Baca Juga: Trading EUR/USD di Tengah Volatilitas Global & Geopolitik Memanas

Strategi Trading USD/JPY 2025

image.png

  1. Swing Trading Berdasarkan Perbedaan Suku Bunga
    Trader dapat mengambil posisi jangka menengah berdasarkan tren suku bunga The Fed dan BOJ. Misalnya, jika suku bunga AS mulai turun dan Jepang menunjukkan tren kenaikan, maka posisi short USD/JPY bisa menjadi pilihan.

  2. Scalping di Tengah Volatilitas Tinggi
    Pasangan ini akan sangat volatile menjelang pengumuman kebijakan moneter, trading saat rilis CPI, atau saat intervensi yen terjadi. Scalping bisa menjadi strategi efektif, namun membutuhkan disiplin eksekusi tinggi.

  3. Trading Breakout Pasca Data Ekonomi Penting
    Rilis data inflasi atau pengumuman suku bunga dari BOJ dan The Fed sering kali mendorong breakout signifikan. Gunakan strategi pending order untuk menangkap pergerakan tersebut.

  4. Hindari Overexposure Saat Potensi Intervensi
    Intervensi yen sering terjadi secara tiba-tiba dan tajam. Sebaiknya gunakan leverage rendah atau hindari trading saat ada potensi intervensi.

  5. Analisa Sentimen Pasar
    Selain teknikal dan fundamental, trader harus membaca sentimen pasar melalui posisi net spekulan pada laporan COT (Commitments of Traders) atau melihat net long/short di broker besar.

Risiko Utama dalam Trading USD/JPY

Intervensi Pemerintah Jepang: Langkah ini bisa memicu penurunan tajam USD/JPY dalam waktu singkat, membuat stop loss mudah tersentuh.

Volatilitas yang Tidak Terduga: Pasangan ini bisa bergerak lebih dari 100 pips hanya dalam hitungan menit pasca rilis data penting, membuat trader rawan terkena slippage.

Ketergantungan pada Faktor Eksternal: Yen sangat sensitif terhadap perkembangan global. Konflik di kawasan Asia Timur atau perang dagang bisa mengganggu tren yang sudah terbentuk.

Perubahan Sudut Pandang BOJ Secara Mendadak: Sejarah mencatat bahwa BOJ terkadang mengubah nada kebijakan dengan sangat cepat, membuat prediksi pasar menjadi meleset.

Baca Juga: Mengenal Apa Itu 24-Hour Volume dalam Trading, Cara dan Strateginya

Outlook USD/JPY 2025: Bullish atau Bearish?

image.png

Outlook USD/JPY untuk tahun 2025 sangat tergantung pada kecepatan dan agresivitas perubahan kebijakan BOJ. Jika Jepang hanya melakukan penyesuaian ringan tanpa menaikkan suku bunga secara signifikan, maka USD/JPY masih bisa berada dalam tren naik moderat, apalagi jika The Fed menahan bunga lebih lama.

Namun, jika BOJ mengambil langkah nyata untuk menormalkan kebijakan misalnya menaikkan suku bunga positif secara konsisten dan melepaskan kontrol yield sepenuhnya maka potensi penguatan yen akan sangat besar. Dalam skenario itu, USD/JPY bisa berbalik tren menjadi bearish.

Kombinasikan Teknikal dan Fundamental

Trading USD/JPY bukan hanya soal membaca chart. Kombinasi pemahaman terhadap arah kebijakan BOJ, membaca data makro ekonomi Jepang dan AS, serta mengikuti perkembangan geopolitik akan memberi gambaran yang jauh lebih utuh.

Trader sukses di USD/JPY biasanya bukan mereka yang hanya mengandalkan sinyal teknikal semata, tapi juga memahami bagaimana bank sentral berpikir dan bereaksi terhadap tekanan domestik dan global.

Prospek trading USD/JPY pada 2025 akan sangat menarik karena adanya potensi transisi kebijakan besar-besaran dari Bank of Japan. Setelah bertahun-tahun mempertahankan kebijakan suku bunga negatif dan YCC, kini Jepang mulai bergerak ke arah normalisasi. Jika tren ini berlanjut, maka yen akan semakin kuat, dan pasangan USD/JPY akan menghadapi tekanan bearish.

Namun, dengan dolar AS masih memiliki posisi kuat dalam sistem keuangan global, dan jika The Fed tetap hawkish, maka pergerakan USD/JPY bisa tetap volatile dan penuh peluang. Trader perlu mempersiapkan strategi fleksibel, mengandalkan kombinasi teknikal dan fundamental, serta manajemen risiko ketat.

Pasangan ini bukan untuk trader yang lemah jantung tapi bagi yang siap membaca arah bank sentral, memahami risiko, dan bergerak cepat, USD/JPY adalah salah satu pasar terbaik di 2025.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

 

Need Help?
Click Here