

Market Analysis
Selisih suku bunga The Fed & BI menciptakan peluang carry trade untuk pendapatan di tahun 2025, pasar keuangan global menghadirkan tantangan berat bagi para pelaku trading, termasuk trader Indonesia.
Namun, di balik tekanan ekonomi global, terdapat peluang emas dari strategi carry trade, khususnya pada pasangan mata uang USD/IDR. Dalam strategi ini, trader memanfaatkan perbedaan suku bunga antara dua negara untuk meraih keuntungan, dengan harapan volatilitas pasar tetap terkontrol.
Apa itu Strategi Carry Trade?
Carry trade adalah strategi yang digunakan trader atau investor untuk meminjam mata uang dengan suku bunga rendah (low-yield currency), lalu menginvestasikannya ke mata uang yang menawarkan suku bunga lebih tinggi (high-yield currency). Selisih bunga inilah yang menjadi keuntungan utama.
Misalnya, jika suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) berada di level 6,25% dan suku bunga The Fed di kisaran 5,50%, maka perbedaan sekitar 75 basis poin tersebut bisa dimanfaatkan. Dalam konteks ini, IDR (Rupiah) menjadi high-yield currency, sedangkan USD (Dolar AS) menjadi low-yield currency, asalkan arah tren stabil.
Namun, dalam prakteknya, carry trade lebih umum dilakukan dengan membeli mata uang bersuku bunga tinggi (seperti IDR) menggunakan mata uang bersuku bunga rendah (seperti USD), lalu menyimpan posisi tersebut selama tren stabil, demi mendapatkan keuntungan bunga sekaligus potensi apresiasi nilai tukar.
Baca Juga: 13 Trader Terkaya di Dunia dan Strategi Rahasia Mereka!
Outlook Ekonomi Global 2025: Peluang di Tengah Ketidakpastian
Mengutip laporan dari CNBC Indonesia, tahun 2025 diprediksi masih penuh tantangan berat bagi investor dan pelaku pasar keuangan. Perlambatan pertumbuhan ekonomi global, tekanan inflasi, dan ketidakpastian arah kebijakan bank sentral masih menjadi isu utama. Namun, itulah mengapa strategi carry trade tetap relevan karena saat kondisi ekonomi stagnan dan pasar mencari arah, selisih suku bunga justru bisa menjadi sumber pendapatan pasif yang konsisten.
Indonesia termasuk negara yang masih mempertahankan suku bunga tinggi sebagai respons terhadap tekanan inflasi. BI terus menjaga stabilitas nilai tukar dan likuiditas dalam negeri, meski dibayangi potensi pelemahan ekspor dan konsumsi. Di sisi lain, Federal Reserve (The Fed) menghadapi tekanan domestik akibat risiko resesi ringan dan perlambatan sektor tenaga kerja, yang membuat ruang untuk menaikkan suku bunga menjadi terbatas.
Alasan The Fed Naik-Turunkan Suku Bunga: Kunci Carry Trade
Kebijakan suku bunga The Fed sangat dipengaruhi oleh dua indikator utama: inflasi dan ketenagakerjaan. Jika inflasi terlalu tinggi, The Fed cenderung menaikkan suku bunga untuk menekan permintaan dan menurunkan tekanan harga. Sebaliknya, bila pasar tenaga kerja melemah atau pertumbuhan ekonomi melambat, penurunan suku bunga menjadi pilihan agar ekonomi tetap hidup.
Pada tahun 2025, diperkirakan The Fed akan lebih berhati-hati dalam mengambil kebijakan suku bunga. Ini membuka celah lebar bagi carry trader untuk mengambil posisi long pada IDR terhadap USD, mengingat potensi stabilnya suku bunga tinggi dari BI dan stagnannya suku bunga dari The Fed. Hal ini menciptakan peluang selisih suku bunga (interest rate differential) yang menguntungkan.
Kenapa USD/IDR Menarik untuk Carry Trade?
USD/IDR menarik untuk carry trade karena ada beberapa faktor:
1. Stabilitas Makroekonomi Indonesia
Meskipun menghadapi tekanan global, BI tetap menjaga stabilitas makro. Inflasi terkontrol, cadangan devisa kuat, dan defisit transaksi berjalan membaik. Ini membuat investor global merasa aman untuk memegang Rupiah.
2. Suku Bunga BI Relatif Tinggi
BI mempertahankan suku bunga tinggi guna menjaga nilai tukar dan menahan laju inflasi. Keputusan ini menjadikan IDR sebagai mata uang menarik untuk carry trade.
3. Tren Dolar AS Mulai Melemah
Dengan potensi stagnasi atau bahkan pemangkasan suku bunga The Fed, daya tarik Dolar AS berkurang. Ini memberi ruang bagi IDR untuk menguat dalam jangka menengah, sehingga trader tidak hanya mendapatkan bunga tetapi juga capital gain.
4. Likuiditas Pasangan USD/IDR di Pasar Domestik
Pasangan USD/IDR cukup likuid di Indonesia, baik di pasar spot maupun derivatif. Trader bisa mengeksekusi strategi ini tanpa harus khawatir soal eksekusi harga dan slippage tinggi.
Baca Juga: Menguasai Triple EMA: Strategi untuk Identifikasi Tren Akurat
Jangan Lupa Risiko Carry Trade
Walau menggiurkan, carry trade tetap memiliki risiko yang tidak bisa dianggap remeh:
Volatilitas Nilai Tukar: Jika terjadi gejolak global (misalnya perang dagang baru atau krisis geopolitik), IDR bisa melemah tajam, menimbulkan kerugian besar walaupun trader mendapat bunga.
Kebijakan Moneter yang Mendadak: Keputusan mendadak dari BI atau The Fed bisa mengubah seluruh outlook pasar. Misalnya, jika BI tiba-tiba menurunkan suku bunga karena tekanan ekonomi, maka daya tarik IDR bisa hilang seketika
Risiko Likuiditas dan Slippage: Pada saat volatilitas tinggi, bisa saja spread pasangan USD/IDR melebar, dan risiko eksekusi menjadi lebih tinggi.
Risiko Leverage: Banyak trader menggunakan leverage untuk carry trade. Ini meningkatkan potensi untung, tapi juga kerugian, terutama jika pasar berbalik arah.
Tips Menjalankan Strategi Carry Trade USD/IDR 2025
-
Pantau Rilis Data Makro dan Pernyataan Bank Sentral: Suku bunga sangat sensitif terhadap inflasi, pengangguran, dan pertumbuhan ekonomi. Trader harus rajin mengikuti kalender ekonomi dan analisa fundamental.
-
Pilih Broker yang Menyediakan Swap Positif: Tidak semua broker memberikan bunga yang adil. Pastikan broker Anda memberikan bunga (swap) positif untuk posisi beli IDR/jual USD.
-
Gunakan Manajemen Risiko yang Ketat: Tetapkan stop-loss dan ukuran lot yang sesuai dengan modal Anda. Jangan hanya fokus pada bunga kendalikan juga risiko kurs.
-
Gabungkan Analisa Teknikal dan Fundamental: Gunakan indikator seperti RSI, Moving Average, atau Bollinger Bands untuk mencari titik masuk dan keluar terbaik, sambil tetap mengikuti arah tren ekonomi.
-
Diversifikasi Portofolio: Jangan hanya mengandalkan USD/IDR. Anda bisa kombinasikan dengan pasangan lain seperti AUD/JPY atau NZD/CHF yang juga populer dalam carry trade.
Outlook USD/IDR: Apakah Akan Stabil?
Kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS tahun 2025 masih cukup dipengaruhi oleh ekspektasi arah suku bunga kedua negara. Dengan asumsi BI tetap menjaga suku bunga tinggi dan The Fed stagnan atau menurunkan, maka ada ruang bagi penguatan IDR.
Namun demikian, tekanan global dari perlambatan Tiongkok, risiko geopolitik, dan harga komoditas masih bisa memicu fluktuasi jangka pendek. Oleh karena itu, strategi carry trade pada USD/IDR harus dilakukan dengan kesiapan menghadapi volatilitas.
Baca Juga: Leverage Berapa yang Cocok untuk Akun Mikro Lot?
Apakah Strategi Carry Trade Ini Layak?
Strategi carry trade USD/IDR di tahun 2025 memiliki potensi tinggi untuk mendatangkan keuntungan, asalkan dijalankan dengan pemahaman yang matang terhadap kondisi pasar. Selisih suku bunga antara The Fed dan Bank Indonesia menjadi titik sentral yang bisa dimanfaatkan, namun trader tetap harus waspada terhadap fluktuasi kurs dan potensi perubahan kebijakan yang mendadak.
Di tengah ketidakpastian global, carry trade menawarkan alternatif pendapatan pasif dari bunga swap. Namun seperti halnya strategi lainnya, keberhasilan datang dari kesiapan menghadapi risiko dan kemampuan membaca arah pasar.
Jika Anda adalah trader yang cermat membaca peluang dan disiplin dalam manajemen risiko, maka carry trade USD/IDR bisa menjadi pilihan strategi andalan di tahun 2025.
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!