English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Jika The Fed Turunkan Suku Bunga Lebih Cepat, Bagaimana Strategi Aman buat Investor?
Kompas · 25.5K Views

JAKARTA, KOMPAS.com – Pasar keuangan global kembali bergairah. Indeks saham Amerika Serikat (AS) mencetak rekor tertinggi baru pada akhir Juni 2025, disusul penguatan harga aset kripto. Pemicunya adalah ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed), akan menurunkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan, bahkan mungkin mulai Juli 2025.

Jika langkah tersebut benar-benar diambil, pelaku pasar memperkirakan gelombang reli lanjutan di saham dan kripto bisa terjadi. Namun, kondisi ini juga menuntut kewaspadaan tinggi dari investor.

"Jika suku bunga diturunkan lebih cepat, seperti misalnya pada Juli, ini bisa jadi kejutan yang mendorong pasar saham dan kripto kembali mencetak level tertinggi baru," ujar Fahmi Almuttaqin, analis dari platform investasi Reku, dalam keterangan tertulis di Jakarta, dikutip Rabu, (2/7/2025).

Sepanjang kuartal II 2025, indeks S&P 500 naik sekitar 10,6 persen dan Nasdaq melonjak 17,8 persen. Keduanya mencatat kinerja terbaik dalam beberapa kuartal terakhir, terutama didorong oleh saham teknologi.

Fahmi menjelaskan, penguatan ini tak lepas dari keputusan pemerintah Kanada mencabut pajak digital bagi perusahaan teknologi, serta ekspektasi bahwa The Fed akan bersikap lebih longgar dalam kebijakan moneternya.

"Investor melihat peluang pertumbuhan dari saham-saham teknologi seiring dengan menurunnya tekanan suku bunga," katanya.

Namun, bukan berarti pasar bebas dari risiko. Ketidakpastian politik di AS, khususnya terkait masa depan pimpinan The Fed, bisa menjadi sumber volatilitas.

Presiden Donald Trump dikabarkan telah menyiapkan daftar calon pengganti Ketua The Fed saat ini, Jerome Powell, meskipun masa jabatannya masih berlangsung. Nama-nama yang disebut seperti Kevin Warsh, Scott Bessent, hingga David Malpass dikenal mendukung suku bunga rendah.

“Trump bahkan dikabarkan menulis catatan langsung ke Powell, mendesaknya menurunkan suku bunga hingga 1 persen. Ini bisa menimbulkan dinamika kebijakan yang tinggi,” kata Fahmi.

Skenario penunjukan “shadow chair” atau calon pemimpin The Fed sebelum masa jabatan Powell berakhir juga berisiko menimbulkan ketidakpastian di pasar obligasi, valuta asing, maupun kripto.

 
Need Help?
Click Here