English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Kesalahan yang Sering Terjadi Saat Menggunakan Pola Ross Hook!
Beladdina Annisa · 68.1K Views

Jika Anda sudah mulai mempelajari pola-pola price action dalam trading, pasti Anda akan menemukan nama Ross Hook. Pola ini cukup populer, terutama di kalangan trader yang menggunakan strategi trend-following karena mampu menunjukkan titik kelanjutan tren yang potensial. 

Tapi kenyataannya, banyak trader justru salah menggunakannya, sehingga hasil trading malah jauh dari harapan. Padahal, Ross Hook termasuk pola yang cukup efektif—asal digunakan dengan pemahaman yang benar. 

Melalui artikel ini, Anda akan diajak untuk mengulas kembali pengertian dasar pola Ross Hook, serta kesalahan umum yang sering dilakukan trader saat menggunakannya. Dengan memahami hal-hal ini, Anda bisa memperbaiki strategi dan meningkatkan kualitas entry Anda ke level berikutnya.

Apa Itu Pola Ross Hook?

Pola Ross Hook pertama kali diperkenalkan oleh Joe Ross, seorang trader legendaris yang terkenal dengan konsep Law of Charts. Pola ini muncul setelah terbentuknya pola 1-2-3 dan merupakan kelanjutan dari tren yang sedang berlangsung.

Ciri khas Ross Hook adalah:

  • Muncul setelah breakout dari titik 2 pada pola 1-2-3

  • Diikuti oleh koreksi kecil (retracement) sebelum harga melanjutkan arah tren

  • Menjadi titik entry yang dianggap lebih aman karena sudah ada konfirmasi tren

Ross Hook biasanya digunakan untuk mencari entry buy dalam tren naik, dan entry sell dalam tren turun, dengan risiko yang relatif lebih kecil.

Kesalahan Umum Saat Menggunakan Pola Ross Hook

image.png

Meski terlihat simpel, penggunaan Ross Hook sering disalahpahami. Berikut ini beberapa kesalahan umum yang sering terjadi:

1. Tidak Menunggu Konfirmasi Pola 1-2-3 Terbentuk

Banyak trader terlalu terburu-buru dan menganggap semua swing high/low adalah Ross Hook. Padahal, Ross Hook hanya valid jika pola 1-2-3 sudah terbentuk sebelumnya.

Solusi:
Pastikan Anda mengenali titik 1, 2, dan 3 dengan jelas sebelum mencari Ross Hook. Tanpa pola dasar ini, pola kelanjutannya tidak valid.

2. Entry Sebelum Koreksi Terbentuk

Ross Hook adalah pola kelanjutan yang muncul setelah retracement kecil. Entry terlalu dini, apalagi langsung saat breakout titik 2, berisiko besar terkena fakeout.

Solusi:
Tunggu koreksi setelah breakout dan perhatikan terbentuknya higher low (dalam tren naik) atau lower high (dalam tren turun) sebagai titik valid Ross Hook.

3. Tidak Memperhatikan Volume

Volume sering diabaikan, padahal volume breakout dan volume saat retracement sangat penting dalam validasi Ross Hook. Tanpa volume yang mendukung, tren bisa berbalik.

Solusi:

  • Pastikan volume meningkat saat breakout titik 2

  • Volume menurun saat koreksi

  • Lalu volume meningkat kembali saat harga melanjutkan tren

4. Salah Menempatkan Stop Loss

image.png

Trader pemula sering menempatkan stop loss terlalu dekat dengan titik entry, padahal Ross Hook adalah pola yang memberi ruang untuk retracement.

Solusi:
Tempatkan stop loss di bawah (untuk buy) atau di atas (untuk sell) dari titik Ross Hook, atau sedikit di luar area retracement terakhir.

5. Menggunakan Time Frame Terlalu Kecil

Pola Ross Hook kurang optimal jika digunakan pada time frame sangat kecil seperti M1 atau M5 karena noise pasar terlalu tinggi.

Solusi:
Gunakan Ross Hook di time frame H1 atau H4 agar formasi pola lebih jelas dan tidak mudah terpancing sinyal palsu.

6. Tidak Memiliki Target Exit yang Jelas

Banyak trader hanya fokus pada titik entry, tetapi tidak punya rencana take profit. Ini menyebabkan profit tidak maksimal atau bahkan hilang kembali.

Solusi:
Tentukan target minimal 1:2 dari risk, atau gunakan Fibonacci extension atau struktur harga sebelumnya sebagai acuan exit.

7. Terlalu Mengandalkan Pola Tanpa Manajemen Risiko

Meski Ross Hook adalah pola kuat, bukan berarti bisa mengabaikan manajemen risiko. Tanpa money management yang tepat, satu kesalahan bisa menghapus banyak profit.

Solusi:
Tentukan ukuran lot yang sesuai, gunakan trailing stop bila perlu, dan tetap disiplin dalam strategi yang sudah Anda susun.

Contoh Praktik Ross Hook

image.png

Misalnya, di grafik USD/JPY (H1), Anda melihat:

  • Titik 1: 148.50 (swing high)

  • Titik 2: 147.20 (low baru)

  • Titik 3: 147.90 (retracement gagal menembus titik 1)

  • Breakout titik 2 hingga 146.80 → terbentuk downtrend

  • Harga naik ke 147.30 (retracement ringan) → Ross Hook terbentuk

Anda bisa entry sell saat harga mulai turun lagi dari 147.30, dengan stop loss di atasnya dan target di sekitar 146.00.

Tips Agar Sukses Menggunakan Ross Hook

  • Gunakan time frame menengah atau besar (H1 ke atas)

  • Tunggu retracement dengan sabar

  • Gabungkan dengan indikator konfirmasi seperti volume atau EMA

  • Gunakan risk-reward minimal 1:2

  • Simpan jurnal trading untuk evaluasi pola yang Anda gunakan

Ross Hook adalah salah satu pola kelanjutan tren yang cukup handal, asalkan Anda memahami cara penggunaannya dengan benar. Kesalahan seperti terburu-buru entry, tidak menunggu retracement, atau mengabaikan manajemen risiko bisa membuat strategi ini tidak efektif.

Dengan memahami struktur pola 1-2-3, bersabar menunggu konfirmasi, serta menerapkan strategi dan money management yang disiplin, Anda bisa memanfaatkan Ross Hook sebagai titik entry berkualitas tinggi dalam tren yang sedang berlangsung.

Sudah siap mencoba pola Ross Hook di grafik Anda? Jangan lupa, evaluasi setiap posisi Anda dan terus tingkatkan akurasi strategi dari waktu ke waktu. Semoga profit konsisten selalu menyertai langkah Anda di pasar!

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here