

Market Analysis

(Vibiznews – Forex) Indeks dolar AS mencatatkan level terendah dalam 3 minggu dan berakhir turun pada akhir pekan hari Jumat terpicu ketegangan perdagangan AS-Uni Eropa.
Indeks dolar AS berakhir turun 0,79% pada 99,11.
Dolar AS merosot setelah Presiden AS Trump menyatakan akan mengenakan tarif 50% untuk barang-barang dari Uni Eropa pada tanggal 1 Juni, dengan mengatakan, “Pembahasan kami dengan mereka tentang perdagangan tidak akan membuahkan hasil.”
Dolar AS juga tertekan oleh komentar dari Presiden Chicago Fed Goolsbee, yang mengatakan pemotongan suku bunga Fed masih mungkin dilakukan dalam jangka waktu 10 bulan hingga 16 bulan.
Presiden Chicago Fed Goolsbee mengatakan ancaman tarif baru Presiden Trump “sangat menakutkan” bagi perusahaan, dan pemotongan suku bunga Fed masih mungkin terjadi dalam jangka waktu 10 bulan hingga 16 bulan.
Namun penurunan dolar AS berkurang, setelah penjualan rumah baru di AS pada bulan April secara tak terduga naik ke level tertinggi dalam 3 tahun.
Penjualan rumah baru di AS pada bulan April secara tak terduga naik +10,9% m/m ke level tertinggi dalam 3 tahun sebesar 743.000, lebih kuat dari ekspektasi penurunan -4,0% m/m menjadi 695.000.
Pada hari Minggu, Presiden AS Donald Trump menyatakan akan menunda pengenaan tarif 50% kepada Uni Eropa sampai batas waktu tanggal 9 Juli 2025.
Analyst Vibiz Research Center memperkirakan untuk perdagangan selanjutnya di awal pekan, indeks dolar AS akan mencermati perkembangan pembicaraan perdagangan AS-Uni Eropa, yang jika pernyataan Trump untuk menunda pengenaan tarif 50% kepada Uni Eropa ditunda hingga 9 Juli 2025, dapat meredakan ketegangan perdagangan AS-Uni Eropa, dapat menguatkan dolar AS.
Namun dolar AS masih dibayangi kekhawatiran fiskal, dengan adanya RUU Pajak dan Pengeluaran AS. Untuk perdagangan selanjutnya, indeks dolar AS diperkirakan bergerak dalam kisaran Support 98,79-98,46. Namun jika naik, akan bergerak dalam kisaran Resistance 99,69-100,26.