

Market Analysis
Reli AUD/USD terhambat saat mencapai level tertinggi lima hari pada 0.6501 tadi pagi (15/5/2025). Setelah euforia pasar meluap seusai kesepakatan dagang AS-China pada akhir pekan lalu, para pakar mensinyalir trader mulai merevisi ekspektasi ke depan sehingga kurs Dolar Australia berpotensi melemah.
Pada hari Minggu, Amerika Serikat dan China sepakat untuk menurunkan tarif impor antar satu sama lain dalam tempo 90 hari ke depan. Kesepakatan itu mendorong kenaikan kurs Dolar Australia dan harga beragam aset high risk lainnya. Namun, para pakar mengingatkan bahwa kesepakatan itu cuma melonggarkan sebagian kebijakan tarif Amerika Serikat dan tidak mampu sepenuhnya memulihkan prospek ekonomi global.
Hingga saat ini, Amerika Serikat tetap mengenakan tarif dasar sebesar 10% terhadap semua barang yang masuk dari mancanegara. Mereka juga masih menerapkan tarif tambahan yang cukup tinggi untuk produk-produk tertentu seperti baja dan aluminium, ditambah tarif khusus yang berlaku untuk negara tertentu seperti China.
Tingkat tarif impor rata-rata Amerika Serikat kini masih tergolong sangat tinggi secara historis. Selain itu, Presiden AS Donald Trump dapat menaikkan ataupun menurunkan tarif sewaktu-waktu tanpa aba-aba terlebih dahulu. Ketidakpastian seperti ini biasanya berdampak bearish bagi mata uang komoditas, termasuk Dolar Australia.
“Perjanjian perdagangan belum sepenuhnya disepakati dalam semua kasus untuk mengurangi atau menghapuskan ‘tarif Hari Pembebasan’, sehingga masih ada tingkat ketidakpastian yang tinggi, yang membatasi pemulihan harga komoditas, dan juga mata uang komoditas,” kata Annabel Bishop, ekonom di Investec.
Bishop menambahkan, “Tidak ada kepastian seputar kebijakan perdagangan AS, yang dapat kembali mengalami pembatasan lebih lanjut dan lebih nyata jika pemerintah AS memutuskan bahwa hal itu diperlukan, apa pun alasannya, sehingga akan menciptakan volatilitas lebih lanjut yang memicu ketidakpastian.”
Dari dalam negeri Australia, AUD/USD juga tidak memperoleh katalis positif apa pun di antara rilis data pekan ini. Laporan upah karyawan Australia tadi pagi menunjukkan kenaikan 0.9 persen per kuartal (3.4 persen per tahun), selaras dengan perkiraan bank sentral Australia (RBA). Artinya, RBA akan menurunkan suku bunga lagi sebesar 25 basis poin sesuai proyeksi kebijakan sebelumnya.