English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Waspada! 5 Kesalahan Fatal Penggunaan Stop Loss & Take Profit
Beladdina Annisa · 79.5K Views

Stop loss dan take profit adalah dua alat penting dalam trading yang dirancang untuk melindungi modal dan mengunci keuntungan. Stop loss berfungsi untuk membatasi kerugian, sementara take profit memastikan profit yang sudah didapat tidak hilang. Namun, meskipun sangat berguna, banyak trader, terutama pemula, sering kali salah dalam penggunaannya.

Dalam artikel ini, Anda akan belajar tentang kesalahan fatal penggunaan stop loss dan take profit, serta cara menghindarinya. Dengan pemahaman yang tepat, Anda bisa meningkatkan profitabilitas dan menjaga modal tetap aman.

Kenapa Stop Loss dan Take Profit Sangat Penting?

  • Mengelola Risiko: Stop loss membantu Anda membatasi kerugian dalam setiap transaksi.

  • Mengunci Keuntungan: Take profit membantu Anda mendapatkan profit yang sudah ditargetkan tanpa harus terus mengawasi pasar.

  • Mengurangi Pengaruh Emosi: Dengan stop loss dan take profit, Anda tidak perlu khawatir atau terlalu sering memantau pergerakan harga.

Namun, jika digunakan dengan salah, stop loss dan take profit justru bisa menjadi jebakan. Berikut adalah 5 kesalahan fatal yang harus Anda hindari.

Contoh Praktis Stop Loss:

  • Anda membuka posisi buy EUR/USD di 1.1000.

  • Anda menetapkan stop loss di 1.0950 (50 pips di bawah harga entry).

  • Jika harga turun ke 1.0950, posisi akan ditutup secara otomatis untuk membatasi kerugian.

Contoh Praktis Take Profit:

  • Anda membuka posisi buy EUR/USD di 1.1000.

  • Anda menetapkan take profit di 1.1050 (50 pips di atas harga entry).

  • Jika harga naik ke 1.1050, posisi akan ditutup dengan profit.

5 Kesalahan Fatal Penggunaan Stop Loss & Take Profit

image.png

1. Menempatkan Stop Loss Terlalu Dekat

Kesalahan pertama yang sering dilakukan trader pemula adalah menempatkan stop loss terlalu dekat dengan harga entry. Hal ini menyebabkan stop loss mudah tersentuh bahkan oleh pergerakan harga kecil (noise pasar).

  • Kenapa Ini Berbahaya?
    Posisi trading sering kali ditutup dengan kerugian kecil, meskipun harga akhirnya bergerak sesuai prediksi.

  • Contoh: Anda buy EUR/USD di 1.1000 dengan stop loss 10 pips di 1.0990. Harga turun sedikit ke 1.0990 (stop loss kena), lalu naik ke 1.1050 (sesuai prediksi)

Solusi:

  • Gunakan stop loss yang lebih lebar berdasarkan analisis teknikal, seperti level support dan resistance.

  • Gunakan indikator ATR (Average True Range) untuk menghitung volatilitas pasar dan menentukan stop loss yang lebih bijak.

2. Tidak Memperhitungkan Spread dalam Stop Loss & Take Profit

Trader sering kali menetapkan stop loss atau take profit tanpa memperhitungkan spread. Akibatnya, posisi sering kali terkena stop loss lebih cepat dari yang seharusnya.

  • Kenapa Ini Berbahaya?
    Spread adalah biaya transaksi, dan jika tidak diperhitungkan, harga bisa menyentuh stop loss atau take profit lebih cepat.

  • Contoh: Anda buy EUR/USD di 1.1000 dengan spread 2 pips. Stop loss di 1.0980. Harga turun ke 1.0982, tetapi karena spread 2 pips, posisi langsung terkena stop loss di 1.0980.

Solusi:

  • Selalu perhitungkan spread saat menetapkan stop loss dan take profit.

  • Jika trading di time frame rendah, gunakan broker dengan spread rendah (ECN broker).

3. Menempatkan Take Profit Terlalu Jauh

image.png

Kesalahan lain adalah menetapkan take profit yang terlalu jauh dari harga entry, sehingga target sulit tercapai. Akibatnya, posisi sering kali berbalik arah sebelum mencapai take profit.

  • Kenapa Ini Berbahaya?
    Target profit yang terlalu ambisius sering kali tidak tercapai, dan akhirnya Anda kehilangan profit yang sudah ada.

  • Contoh: Anda melakukan buy saat trading GBP/USD di 1.2500 dengan take profit di 1.2700 (200 pips). Harga naik ke 1.2600 (100 pips profit), lalu berbalik turun ke 1.2400.

Solusi:

  • Gunakan rasio risiko-keuntungan (risk-to-reward ratio) yang realistis, seperti 1:2 atau 1:3.

  • Analisis support dan resistance untuk menentukan target take profit yang lebih logis.

  • Gunakan trailing stop untuk mengunci profit secara otomatis.

4. Tidak Menggunakan Stop Loss Sama Sekali

Beberapa trader, terutama pemula, percaya bahwa harga akan selalu berbalik arah sesuai prediksi mereka. Akibatnya, mereka tidak menggunakan stop loss sama sekali.

  • Kenapa Ini Berbahaya?
    Tanpa stop loss, Anda bisa mengalami kerugian besar atau bahkan margin call jika harga bergerak melawan posisi.

  • Contoh: Anda buy EUR/USD di 1.1000 tanpa stop loss. Harga terus turun hingga 1.0800, dan Anda kehilangan seluruh modal.

Solusi:

  • Selalu gunakan stop loss pada setiap transaksi, bahkan jika Anda yakin dengan analisismu.

  • Gunakan stop loss dinamis berdasarkan support dan resistance atau indikator teknikal.

 5. Memindahkan Stop Loss untuk Menghindari Kerugian

Ketika harga bergerak mendekati stop loss, banyak trader yang panik dan memindahkan stop loss lebih jauh untuk "memberi ruang" bagi harga. Ini adalah kesalahan fatal.

  • Kenapa Ini Berbahaya?
    Memindahkan stop loss tanpa alasan teknikal adalah tanda bahwa Anda trading berdasarkan emosi, bukan analisis.

  • Contoh: Anda buy USD/JPY di 110.00 dengan stop loss di 109.50. Harga turun mendekati 109.50, dan Anda memindahkan stop loss ke 109.00. Harga terus turun hingga 108.00.

Solusi:

  • Tetapkan stop loss berdasarkan analisis teknikal dan patuhi aturanmu.

  • Jangan pernah mengubah stop loss tanpa alasan yang jelas (seperti perubahan tren).

Bagaimana Cara Menggunakan Stop Loss dan Take Profit dengan Benar?

image.png

Untuk menghindari kesalahan fatal di atas, berikut adalah beberapa tips praktis yang bisa Anda terapkan:

1. Gunakan Stop Loss Berdasarkan Level Support dan Resistance

  • Tempatkan stop loss di bawah level support untuk posisi buy.

  • Tempatkan stop loss di atas level resistance untuk posisi sell.

2. Gunakan Risk-to-Reward Ratio yang Realistis

  • Pastikan rasio risiko-keuntungan minimal 1:2 atau 1:3.

  • Misalnya, jika stop loss 20 pips, target profit harus minimal 40-60 pips.

 3. Gunakan Trailing Stop untuk Mengunci Profit

  • Trailing stop akan secara otomatis mengikuti pergerakan harga dan mengunci profit.

  • Sangat berguna dalam kondisi pasar trending.

4. Analisis Volatilitas Pasar

  • Gunakan indikator ATR (Average True Range) untuk menghitung volatilitas pasar.

  • Sesuaikan stop loss dan take profit berdasarkan volatilitas.

5. Evaluasi Strategi Secara Berkala

  • Catat setiap transaksi dalam jurnal trading.

  • Analisis apakah stop loss dan take profit sudah efektif.

  • Lakukan penyesuaian jika diperlukan.

Contoh Praktis Trading dengan Stop Loss & Take Profit

Skenario:

  • Pair: EUR/USD

  • Time Frame: H4

  • Entry Buy: 1.1000

  • Stop Loss: 1.0950 (50 pips, di bawah support)

  • Take Profit: 1.1100 (100 pips, rasio 1:2)

Hasil:

  • Harga bergerak naik ke 1.1100, take profit tercapai.

  • Dengan risk-to-reward ratio 1:2, Anda mendapat profit 2x dari risiko.

Gunakan Stop Loss & Take Profit dengan Bijak

Stop loss dan take profit adalah alat penting dalam trading, tetapi jika tidak digunakan dengan benar, justru bisa menyebabkan kerugian. Dengan memahami 5 kesalahan fatal di atas dan cara menghindarinya, Anda bisa trading dengan lebih aman dan konsisten.

Checklist Penggunaan Stop Loss & Take Profit:

  • Gunakan stop loss berdasarkan support dan resistance.

  • Perhitungkan spread saat menetapkan stop loss dan take profit.

  • Gunakan rasio risiko-keuntungan yang realistis.

  • Jangan memindahkan stop loss tanpa alasan teknikal.

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here