

Market Analysis
Apakah Anda pernah bertanya-tanya negara mana yang paling gencar memborong emas? Jawabannya mungkin tidak semudah menebak antara Tiongkok atau India. Faktanya, lanskap pembelian emas global terus berubah mengikuti dinamika geopolitik, kondisi ekonomi, dan strategi cadangan devisa tiap negara.
Mari kita telusuri siapa saja yang berada di posisi terdepan dalam perburuan logam mulia ini, dan apa alasannya mereka begitu tertarik untuk menambah pundi-pundi emasnya.
Mengapa Negara Membeli Emas?
Sebelum masuk ke daftar negara, penting bagi Anda untuk memahami alasan utama di balik aksi beli besar-besaran terhadap emas oleh bank sentral:
-
Diversifikasi Cadangan Devisa
Emas dianggap sebagai aset aman (safe haven) yang nilainya tidak tergantung pada mata uang manapun, termasuk dolar AS. Dengan menambahkan emas dalam cadangan devisa, negara bisa mengurangi risiko dari fluktuasi mata uang asing. -
Lindung Nilai terhadap Inflasi
Di tengah tekanan inflasi global yang tinggi, emas menjadi pelindung nilai yang terbukti efektif dari waktu ke waktu. -
Krisis Geopolitik dan Ketidakpastian Ekonomi
Perang, konflik dagang, dan ketegangan politik sering kali membuat harga emas melonjak, menjadikannya aset pelindung yang ideal.
Baca juga: 10 Alasan Kenapa Anda Harus Trading Emas Sekarang!
Negara yang Paling Banyak Membeli Emas (Update Kuartal I 2025)
Menurut laporan dari World Gold Council dan disampaikan CNBC Indonesia, berikut adalah negara-negara teratas pembeli emas selama kuartal I tahun 2025:
1. Polandia
Polandia menjadi negara yang paling agresif dalam membeli emas pada kuartal pertama tahun ini. Bank sentral Polandia (NBP) menambahkan emas dalam jumlah besar sebagai bagian dari strategi nasional memperkuat stabilitas ekonomi dan mengurangi eksposur terhadap mata uang asing.
Langkah ini mengejutkan banyak pihak karena sebelumnya Tiongkok biasanya berada di peringkat atas. Namun, peralihan ini mencerminkan komitmen Eropa Timur dalam menjaga kedaulatan ekonomi melalui logam mulia.
2. Tiongkok
Walau bukan yang terbanyak, People's Bank of China (PBOC) tetap aktif dalam pembelian emas. Pada April 2025 saja, Tiongkok menambah sekitar 70.000 troy ons emas (setara sekitar 2,17 ton). Dalam enam bulan terakhir, total pembelian mencapai hampir 30 ton. Meskipun melambat dibandingkan tahun sebelumnya, China tetap menjadi pemain utama di pasar emas global.
Langkah ini diyakini sebagai bentuk strategi jangka panjang Tiongkok dalam mendiversifikasi cadangan, mengurangi ketergantungan terhadap dolar AS, dan meningkatkan ketahanan finansial dalam menghadapi tensi geopolitik.
3. India
India tetap menjadi pembeli signifikan emas, meskipun sebagian besar permintaan berasal dari sektor swasta dan rumah tangga untuk keperluan budaya dan pernikahan. Namun, bank sentral India juga terus menambah cadangan emas dalam beberapa tahun terakhir.
4. Singapura
Negara kecil namun strategis ini tercatat secara konsisten menambah cadangan emasnya sejak 2023. Bank sentral Singapura melihat emas sebagai pelindung dari volatilitas pasar global, terutama setelah pandemi dan ketegangan di Laut China Selatan.
5. Kazakhstan dan Turki
Kedua negara ini juga masuk dalam daftar pembeli emas teratas, meskipun volumenya tidak sebesar negara lain. Turki, misalnya, menggunakan emas untuk memperkuat mata uang lira yang rentan terhadap depresiasi.
Tren Global: Penurunan Volume, Bukan Minat
Menurut World Gold Council, total pembelian emas oleh bank sentral pada Q1 2025 mencapai 244 ton, turun sekitar 21% dibandingkan kuartal yang sama tahun sebelumnya. Meski terjadi penurunan kuantitas, minat negara terhadap emas tetap tinggi.
Penurunan ini tidak mencerminkan hilangnya minat, melainkan lebih kepada strategi jangka panjang dan penyesuaian waktu pembelian. Negara-negara besar seperti Rusia dan Arab Saudi masih mempertahankan cadangan emas dalam jumlah tinggi.
Implikasi untuk Investor Retail
Bagi Anda sebagai investor individu, fenomena ini memberikan sinyal penting:
-
Jika negara-negara besar membeli emas, mengapa Anda tidak?
Tindakan bank sentral menjadi indikator kuat bahwa emas adalah aset strategis yang harus dipertimbangkan dalam portofolio Anda. -
Waktu adalah kunci
Saat pembelian global menurun, bisa jadi ini adalah momen ideal untuk masuk sebelum harga kembali melonjak. -
Emas bukan hanya tentang keuntungan
Lebih dari itu, emas memberikan stabilitas dan perlindungan dalam jangka panjang, terutama dalam situasi global yang tidak pasti.
Emas tetap menjadi primadona di mata bank sentral dunia. Pada kuartal I tahun 2025, Polandia mengambil alih posisi Tiongkok sebagai negara yang paling royal membeli emas. Meskipun pembelian global mengalami sedikit penurunan dari sisi volume, logam mulia ini masih menjadi tulang punggung strategi cadangan devisa banyak negara.
Bagi Anda yang sedang mempertimbangkan investasi jangka panjang, tren ini layak dijadikan referensi. Ingat, ketika negara mulai menumpuk emas, itu adalah sinyal kuat bahwa logam kuning ini masih punya peran vital dalam menjaga stabilitas ekonomi dan juga dalam membentengi kekayaan Anda.
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!