

Market Analysis

JAKARTA, KOMPAS.com - Di tengah ketidakpastian ekonomi global dan meningkatnya kebutuhan hidup, membangun kekayaan dan meraih kebebasan finansial menjadi tujuan banyak orang. Salah satu cara yang semakin populer adalah melalui passive income atau penghasilan pasif.
Passive income adalah penghasilan yang diperoleh tanpa keterlibatan aktif secara terus-menerus. Meski umumnya membutuhkan investasi awal berupa waktu, uang, atau keduanya, jenis penghasilan ini memungkinkan aliran dana yang relatif stabil dengan usaha minimal di kemudian hari.
Apa Itu Passive Income?
Secara sederhana, passive income merupakan penghasilan yang tetap mengalir meskipun Anda tidak terus bekerja secara aktif. Contoh umum termasuk pendapatan dari properti sewa, bunga tabungan, dividen saham, atau royalti dari produk digital.
Berbeda dengan active income—seperti gaji atau upah dari pekerjaan tetap yang mengharuskan pertukaran waktu dengan uang—passive income memberikan fleksibilitas serta potensi penghasilan jangka panjang tanpa ketergantungan pada jam kerja.
Bagaimana Passive Income Bekerja?
Membangun passive income umumnya dimulai dari investasi awal. Misalnya, menyewakan kamar kosong melalui Airbnb membutuhkan waktu untuk membuat iklan, tetapi setelah itu, penghasilan bisa mengalir otomatis.
Investasi properti, saham dividen, atau reksa dana juga bekerja serupa. Setelah aset diakuisisi dan sistem dikelola, penghasilan dari sewa atau dividen dapat dinikmati dengan pemantauan berkala dan penyesuaian sesekali, seperti menyeimbangkan portofolio atau memperbaiki properti.
Jenis-Jenis Sumber Passive Income
Berikut adalah beberapa contoh sumber passive income yang dapat Anda pertimbangkan, dari yang bermodal kecil hingga besar:
1. Program Afiliasi
Anda dapat mempromosikan produk orang lain melalui link khusus dan menerima komisi dari setiap transaksi. Program afiliasi populer di Indonesia tersedia di marketplace besar, cukup bermodalkan smartphone dan internet.
2. Menjadi Reseller
Dengan modal minim, Anda bisa menjadi reseller tanpa perlu stok barang. Cukup fokus pada pemasaran dan penjualan secara daring.
Baca juga: Active Income dan Passive Income, Ini Perbedaannya
3. Dropshipping
Bisnis ini memungkinkan Anda menjual barang tanpa menyimpan inventori. Supplier akan mengirimkan produk langsung ke pembeli atas nama Anda.
4. Menjual Produk Digital
Jika Anda memiliki keahlian khusus, menulis e-book atau membuat kursus online bisa menjadi sumber penghasilan berkelanjutan. Platform seperti Amazon KDP dan Udemy memudahkan penjualan global.
5. Staking Aset Kripto
Pemilik aset kripto seperti Ethereum (ETH) dapat melakukan staking dan menerima imbal hasil sebagai bentuk partisipasi dalam jaringan blockchain.
6. Menyewakan Aset Pribadi
Barang-barang seperti kamera, alat musik, atau bahkan kendaraan yang jarang digunakan bisa disewakan untuk menghasilkan uang.
Baca juga: Cara Mendapatkan Passive Income dari Internet
7. Investasi Surat Berharga Negara (SBN)
SBN seperti SR022 yang terbit pertengahan Mei 2025 menawarkan kupon bulanan, cocok untuk penghasilan pasif jangka panjang dengan risiko rendah.
8. Investasi Saham dan Reksadana
Saham dan reksadana bisa menjadi sumber passive income. Pada saham, pendapatan pasif diperoleh dari dividen—pembagian keuntungan perusahaan kepada pemegang saham. Tak semua saham membayar dividen, tapi beberapa emiten rutin melakukannya setiap tahun.
Sementara itu, reksadana juga bisa memberikan imbal hasil secara berkala. Keunggulannya, dana dikelola oleh manajer investasi, sehingga cocok bagi investor yang ingin berinvestasi secara pasif.
9. Investasi Deposito
Deposito dapat menjadi salah satu sumber passive income karena memberikan bunga tetap tanpa memerlukan keterlibatan aktif. Meski keuntungannya relatif kecil dibanding instrumen lain, deposito tetap diminati karena risikonya yang rendah dan nilai pokok yang terjamin.
10. Peer-to-Peer (P2P)
Lending Anda dapat meminjamkan dana ke individu atau UMKM melalui platform P2P lending dan menerima bunga. Beberapa platform menawarkan skema berbasis syariah.
11. Menyewakan Properti
Kecil Ruang kosong di rumah dapat disulap menjadi warung atau tempat tinggal sewaan, memberikan pemasukan tambahan dari aset yang menganggur.
Merancang Strategi Keuangan untuk Passive Income
Agar berhasil membangun passive income, penting untuk merencanakan secara matang:
1. Tentukan Tujuan Finansial
Apakah Anda ingin menambah penghasilan untuk liburan atau mencapai pensiun dini? Tujuan yang jelas akan membantu memilih strategi yang sesuai.
2. Siapkan Anggaran Awal
Beberapa sumber passive income seperti properti memerlukan modal besar, sementara lainnya seperti afiliasi atau penjualan digital lebih menuntut waktu daripada uang.
3. Pantau Arus Kas
Evaluasi performa setiap aset secara berkala dan pertimbangkan rotasi jika hasil tidak sesuai harapan.
4. Diversifikasi dan Manajemen Portofolio
Jangan bergantung pada satu sumber. Diversifikasi membantu mengurangi risiko. Gabungkan pilihan yang konservatif seperti reksadana dengan peluang yang lebih agresif seperti properti sewa atau bisnis daring. Baca juga: Mengapa Passive Income Penting di Tengah Ketidakpastian Ekonomi?
Pahami pula toleransi risiko Anda. Pemula sebaiknya memulai dari produk investasi yang rendah risiko seperti ETF atau SBN, lalu berkembang ke yang lebih kompleks seiring bertambahnya pengalaman.
Membangun passive income tidak harus dimulai dengan modal besar. Dengan perencanaan, diversifikasi, dan adaptasi terhadap tren baru, Anda bisa menciptakan sumber penghasilan yang mendukung tujuan finansial Anda.
Mulailah dari yang kecil, kembangkan seiring waktu, dan nikmati kebebasan yang datang bersamanya.