

Market Analysis
Bagi banyak trader forex, memahami volatilitas pasar adalah kunci sukses dalam trading. Salah satu indikator yang sering digunakan untuk mengukur volatilitas adalah Average True Range (ATR). Namun, meskipun indikator ini populer, tidak semua trader memahami cara menggunakannya dengan benar.
Pada artikel ini, Anda akan belajar tentang pengertian, cara membaca hingga kesalahan umum dalam penggunaan ATR. Simak panduan lengkap ini agar trading Anda lebih terarah dan terukur!
Apa Itu Indikator ATR?
Indikator ATR adalah alat analisis teknikal yang digunakan untuk mengukur tingkat volatilitas pasar. ATR tidak menunjukkan arah tren, melainkan hanya mengukur seberapa besar pergerakan harga dalam periode tertentu. Semakin tinggi nilai ATR, semakin besar volatilitas pasar, dan sebaliknya.
Cara Kerja Indikator ATR
Indikator Average True Range (ATR) dikembangkan oleh J. Welles Wilder pada 1978 untuk mengukur volatilitas pasar. ATR tidak memberi sinyal arah harga, melainkan seberapa besar pergerakan harga (range) yang “nyata” terjadi dalam suatu periode. Berikut cara kerjanya:
1. Menghitung True Range (TR)
True Range adalah nilai range “nyata” setiap periode, yaitu nilai tertinggi dari:
-
High – Low (range candle saat ini)
-
High – Close sebelumnya (jika ada gap ke atas)
-
Low – Close sebelumnya (jika ada gap ke bawah)
Rumus per periode:
TR = max( High − Low, |High − Close sebelumnya|, |Low − Close sebelumnya| )
Contoh:
Jika hari ini High = 1.1250, Low = 1.1200, dan Close kemarin = 1.1230, maka
-
High−Low = 0.0050
-
|High−Close sebelumnya| = |1.1250−1.1230| = 0.0020
-
|Low−Close sebelumnya| = |1.1200−1.1230| = 0.0030
TR = max(0.0050, 0.0020, 0.0030) = 0.0050
2. Menghitung ATR (Rata-Rata True Range)
Setelah mendapatkan TR untuk tiap periode, ATR dihitung dengan rata-rata bergerak eksponensial (Wilder’s smoothing), tidak simple moving average, sehingga formula ATR periode n:
ATR₁ = Rata-rata(TR periode 1…n)
ATRₓ = (ATR₍x-1₎ × (n−1) + TRₓ) ÷ n
Catatan:
-
ATR₁: ATR pertama (periode ke-n) biasanya dihitung sebagai rata-rata sederhana TR selama n periode pertama (mis. 14).
-
ATRₓ: ATR selanjutnya menggunakan smoothing Wilder, membuat ATR lebih responsif terhadap perubahan volatilitas.
Umumnya trader memakai periode 14: ATR₁ adalah rata-rata TR periode 1–14, lalu ATR₁₅ dihitung dengan smoothing menggunakan TR₁₅, dan seterusnya.
3. Interpretasi dan Penggunaan
Mengukur Volatilitas
-
ATR Tinggi berarti range harga besar → volatilitas tinggi.
-
ATR Rendah berarti range kecil → volatilitas rendah.
Menentukan Stop Loss & Take Profit
-
Banyak trader menempatkan stop-loss beberapa kali ATR dari entry, misalnya 1.5×ATR di bawah harga beli untuk buy trade.
-
Memastikan level stop mengikuti volatilitas, menghindari stop terlalu dekat saat pasar ramai bergerak.
Konfirmasi Breakout
Saat harga menembus support/resistance disertai kenaikan ATR, menandakan breakout valid (bukan false breakout).
Filter Sinyal
Pada strategi berbasis sinyal lain (MA crossover, RSI), Anda bisa memilih hanya masuk saat ATR di atas nilai minimum, memastikan tren cukup kuat.
Manajemen Posisi
Sesuaikan ukuran lot: di pasar dengan ATR tinggi, gunakan lot lebih kecil agar risiko tetap terkendali.
4. Tips Menggunakan Indikator ATR
-
Kombinasikan dengan Timeframe Lebih Besar: Cek ATR di chart 4-jam atau harian untuk gambaran volatilitas jangka menengah.
-
Pantau Perubahan ATR: ATR yang naik secara bertahap menunjukkan fase market expansion, sedangkan ATR menurun menandakan konsolidasi.
-
Gunakan Default 14 Periode: Periode 14 adalah standar Wilder, tapi Anda bisa eksperimen dengan 10 atau 20 untuk sensitivitas berbeda.
Cara Setting Indikator ATR pada MetaTrader 4/5
-
Buka Platform MetaTrader 4 atau MetaTrader 5
-
Pilih Pair Mata Uang (Contoh: EUR/USD)
-
Klik Insert > Indicators > Oscillators > Average True Range (ATR)
-
Atur Period ATR (Default: 14)
-
Klik OK
Rekomendasi Setting:
-
Time Frame: H1 atau Time frame H4 (untuk intraday trading)
-
Period ATR: 14 (default), tetapi bisa disesuaikan dengan preferensi dan strategi
Cara Membaca Indikator ATR
-
Nilai ATR Tinggi: Volatilitas pasar tinggi → harga bergerak cepat dan jarak antar level support/resistance besar.
-
Nilai ATR Rendah: Volatilitas rendah → harga cenderung sideways atau bergerak dalam range sempit.
Contoh:
-
Jika ATR pada EUR/USD menunjukkan 0.0020 (20 pips), artinya harga rata-rata bergerak 20 pips per candle pada time frame yang dipilih.
-
Jika ATR meningkat dari 0.0015 ke 0.0030, ini menandakan volatilitas meningkat.
Strategi Trading Menggunakan Indikator ATR
Berikut beberapa strategi trading menggunakan indikator ATR yang bisa Anda terapkan:
1. Strategi Breakout dengan ATR
-
Amati nilai ATR sebelum breakout. Jika ATR meningkat, kemungkinan breakout lebih kuat.
-
Entry buy ketika harga menembus resistance dengan ATR tinggi.
-
Entry sell ketika harga menembus support dengan ATR tinggi.
Contoh Praktis:
-
EUR/USD berada dalam range 1.1000 – 1.1020 dengan ATR 0.0020.
-
Jika ATR meningkat menjadi 0.0030 dan harga breakout di 1.1025 → entry buy.
-
Stop loss bisa ditentukan berdasarkan 1x ATR (misalnya 30 pips).
2. Scalping dengan ATR dan Moving Average
-
Gunakan ATR sebagai pengukur volatilitas, dan Moving Average (MA) sebagai filter tren.
-
Buy ketika harga di atas MA dan ATR meningkat.
-
Sell ketika harga di bawah MA dan ATR meningkat.
Setting:
-
ATR (14) dengan MA 50 (Exponential) pada time frame M5 atau M15.
-
Hindari scalping saat ATR rendah karena volatilitas minim.
3. Menentukan Stop Loss dengan ATR
ATR sangat berguna untuk menentukan stop loss yang lebih akurat dan dinamis. Caranya adalah dengan mengalikan nilai ATR dengan faktor tertentu, misalnya 1.5 atau 2.
Rumus Stop Loss dengan ATR:
-
Stop Loss Buy = Entry Price – (ATR x Faktor)
-
Stop Loss Sell = Entry Price + (ATR x Faktor)
Contoh Praktis:
-
Anda entry buy EUR/USD di 1.1000 dengan ATR 0.0015 (15 pips).
-
Jika menggunakan faktor 2, maka Stop Loss = 1.1000 - (0.0015 x 2) = 1.0970.
4. ATR sebagai Filter Trend
-
Ketika ATR meningkat dan harga di atas MA → tren bullish kuat.
-
Ketika ATR meningkat dan harga di bawah MA → tren bearish kuat.
-
Ketika ATR rendah, hindari trading atau gunakan strategi sideways.
5. ATR sebagai Target Profit
Selain stop loss, ATR juga bisa digunakan untuk menentukan target profit. Misalnya, target profit adalah 1x atau 2x nilai ATR dari entry.
Contoh:
-
Entry buy EUR/USD di 1.1000 dengan ATR 0.0015 (15 pips).
-
Target Profit = 1.1000 + (0.0015 x 2) = 1.1030.
Kesalahan Umum dalam Menggunakan ATR
Tidak Memperhatikan Time Frame: ATR pada time frame H1 berbeda dengan H4. Gunakan ATR pada time frame yang sesuai dengan strategi tradingmu.
Salah Memahami Fungsi ATR: Banyak pemula mengira ATR adalah indikator arah harga, padahal ATR hanya menunjukkan volatilitas.
Terlalu Mengandalkan ATR Tanpa Konfirmasi: ATR sebaiknya digunakan bersama indikator lain seperti Moving Average, RSI, atau MACD.
Kapan Waktu Terbaik Menggunakan ATR?
-
Saat pasar aktif (sesi London dan New York)
-
Saat berita penting dirilis (volatilitas meningkat)
-
Pada pair dengan spread rendah dan volatilitas tinggi (GBP/USD, EUR/USD, XAU/USD)
Contoh Praktis Trading dengan ATR
Skenario:
-
Pair: GBP/USD
-
Time Frame: H1
-
ATR: 0.0020 (20 pips)
-
Entry buy di 1.2000 dengan stop loss dan target profit berbasis ATR.
Setup Trading:
-
Stop Loss = 1.2000 - (0.0020 x 2) = 1.1960 (40 pips)
-
Target Profit = 1.2000 + (0.0020 x 3) = 1.2060 (60 pips)
Indikator ATR adalah alat yang sangat berguna dalam trading forex, terutama untuk mengukur volatilitas dan menentukan level stop loss serta target profit. Namun, ATR harus digunakan dengan bijak, terutama dalam kondisi pasar yang berbeda.
Rangkuman Penggunaan ATR:
-
ATR mengukur volatilitas, bukan arah harga
-
Gunakan ATR pada time frame sesuai strategi (M15, H1, H4)
-
Gunakan ATR untuk stop loss dan target profit dinamis
Kombinasikan ATR dengan indikator lain untuk hasil optimal
Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!