English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Mau Sukses Swing Trading? Ini 3 Indikator Favorit Trader
Ocky Satria · 408.6K Views

Mau Sukses Swing Trading  Ini 3 Indikator Favorit Trader

Dalam dunia trading forex, setiap orang memiliki karakteristik dan pendekatannya masing-masing. Bisa dibilang, tidak ada dua trader yang benar-benar memiliki gaya trading yang sama persis. Hal ini wajar, karena setiap individu memiliki perbedaan dalam hal kepribadian, tingkat emosi, serta kemampuan teknis yang dimiliki.

Salah satu kunci sukses dalam dunia trading adalah mampu menemukan dan menerapkan gaya trading yang sesuai dengan karakter diri sendiri. Misalnya saja, gaya trading A mungkin sangat efektif diterapkan oleh Anda, namun belum tentu memberikan hasil yang sama jika digunakan oleh orang lain. Itulah mengapa memilih gaya trading bukan sekadar ikut-ikutan tren, melainkan harus disesuaikan dengan keunikan masing-masing.

Secara umum, perbedaan gaya trading terletak pada dua hal utama, yaitu profil risiko dan periode waktu trading. Semakin pendek periode trading dan semakin sering Anda melakukan transaksi, maka potensi risiko yang dihadapi juga semakin besar. Tentunya, trading dengan ritme cepat seperti ini membutuhkan keahlian analisis dan eksekusi yang jauh lebih terlatih.

Sebaliknya, jika Anda memilih periode waktu trading yang lebih panjang dan jarang membuka posisi, maka risiko bisa diminimalisir. Namun tetap saja, risiko tidak bisa dihilangkan sepenuhnya. Trading dengan gaya apapun tetap mengandung risiko kerugian jika tidak dilakukan dengan benar, sabar, dan disiplin.

Salah satu gaya trading yang cukup populer di kalangan trader adalah swing trading. Gaya ini mengandalkan pergerakan harga yang berayun naik-turun untuk mendapatkan keuntungan. Biasanya, seorang swing trader akan mempertahankan posisi tradingnya mulai dari satu hari hingga beberapa minggu. Bahkan dalam beberapa kasus, posisi bisa dibiarkan terbuka lebih lama dari itu, tergantung kondisi pasar.

Baca juga: Apa Itu Swing High dan Swing Low dalam Trading?

Mengenal Swing Trading Lebih Dekat

Konsep dasar dari swing trading cukup sederhana, yaitu membeli di titik swing low dan menjual di swing high. Dengan kata lain, Anda berusaha menangkap momen pembalikan tren untuk masuk ke pasar, lalu keluar saat tren mencapai puncaknya. Strategi ini paling efektif diterapkan saat pasar sedang dalam kondisi trending, entah itu tren naik maupun tren turun.

Sebaliknya, swing trading akan terasa lebih menantang bila pasar sedang mengalami konsolidasi atau sideways. Dalam kondisi tersebut, pergerakan harga menjadi lebih datar, sehingga sulit menemukan titik entry dan exit yang potensial.

Secara teori, seorang swing trader idealnya membuka posisi sell ketika harga mencapai ayunan tertinggi, dengan target menutup posisi saat harga turun ke ayunan terendah. Sebaliknya, peluang buy diambil saat harga berada di ayunan terendah dengan target close di ayunan tertinggi. Dengan begitu, potensi keuntungan dari setiap posisi bisa dimaksimalkan.

Namun, teori ini tentu tidak bisa dijalankan sembarangan. Untuk benar-benar mendapatkan hasil optimal, Anda perlu memastikan validitas sinyal sebelum melakukan eksekusi. Inilah sebabnya, swing trading tidak menghasilkan peluang sebanyak gaya trading jangka pendek seperti scalping atau day trading.

Lalu, bagaimana cara memastikan validitas sinyal? Di sinilah peran indikator teknikal menjadi sangat penting. Dengan bantuan indikator, Anda bisa mengidentifikasi momentum, tren, maupun potensi pembalikan harga dengan lebih akurat.

Nah, berikut ini adalah 3 indikator swing trading favorit yang sering digunakan oleh para trader profesional.

1. Moving Average (MA)

Moving Average mungkin adalah salah satu indikator teknikal paling populer di dunia trading, terlepas dari gaya trading apa yang Anda pilih. Dalam konteks swing trading, Moving Average digunakan untuk membantu mengidentifikasi perubahan tren.

Indikator Swing Trading

Biasanya, swing trader menggunakan MA dengan periode 50 dan 100. Setting ini cukup responsif terhadap perubahan harga tanpa terlalu banyak noise. Namun, untuk Anda yang lebih konservatif, Moving Average periode 250 bisa dipilih. Dengan periode sepanjang itu, MA mampu merangkum seluruh pergerakan harga selama satu tahun penuh, sekaligus meminimalkan kemungkinan terkena sinyal palsu.

Bagaimana cara kerjanya? Ketika harga memotong garis Moving Average dari bawah ke atas, ini sering dianggap sebagai sinyal awal tren naik. Sebaliknya, jika harga memotong dari atas ke bawah, itu bisa menjadi sinyal tren turun.

Kelebihan Moving Average adalah kemudahan penggunaannya. Namun perlu diingat, indikator ini termasuk lagging indicator, sehingga ada sedikit keterlambatan dalam memberikan sinyal. Karena itu, penting untuk mengkombinasikannya dengan konfirmasi tambahan sebelum membuat keputusan trading.

2. Stochastic Oscillator

Banyak orang sering membandingkan Stochastic Oscillator dengan Relative Strength Index (RSI) karena fungsinya yang sama-sama menunjukkan kondisi overbought dan oversold. Namun, perlu dipahami bahwa keduanya dikembangkan dengan filosofi dan formula yang berbeda.

Stochastic lebih sering digunakan dalam swing trading karena kemampuannya dalam mengidentifikasi momentum dalam jangka menengah hingga panjang. Indikator ini dikembangkan oleh George Lane pada tahun 1950-an dan hingga kini masih menjadi favorit para trader.

Indikator Swing Trading

Aturan umumnya cukup sederhana:

  • Jika garis Stochastic berada di bawah level 20, pasar dianggap oversold.

  • Jika garis Stochastic berada di atas level 80, pasar dianggap overbought.

Namun penting untuk diingat, hanya karena indikator menunjukkan overbought atau oversold, bukan berarti harga akan langsung berbalik arah. Sering kali, tren bisa terus berlanjut walaupun indikator menunjukkan kondisi ekstrem.

Agar tidak terjebak sinyal palsu, Anda bisa menggunakan teknik tambahan seperti mencari pola divergensi antara pergerakan harga dan indikator Stochastic. Dengan begitu, Anda bisa mendapatkan sinyal entry dan exit yang jauh lebih akurat.

3. Bollinger Bands

Indikator berikutnya yang tidak kalah penting untuk swing trader adalah Bollinger Bands. Indikator ini diciptakan oleh John Bollinger pada tahun 1980-an dan hingga kini tetap menjadi salah satu alat analisis teknikal terpopuler.

Bollinger Bands terdiri dari tiga garis utama:

  • Middle Band (Moving Average)

  • Upper Band

  • Lower Band

Fungsi utama Bollinger Bands adalah untuk mengukur volatilitas pasar. Ketika jarak antara upper band dan lower band melebar, berarti volatilitas sedang tinggi. Sebaliknya, jika jaraknya menyempit, berarti volatilitas pasar sedang rendah.

Indikator Swing Trading

Selain itu, Bollinger Bands juga berguna untuk mengenali kondisi overbought dan oversold. Ketika harga menyentuh upper band, ada kemungkinan harga sedang berada di area jenuh beli. Sebaliknya, saat harga menyentuh lower band, pasar mungkin berada dalam kondisi jenuh jual.

Strategi umum menggunakan Bollinger Bands dalam swing trading adalah mencari lonjakan volatilitas dan pergerakan harga yang menembus upper atau lower band. Sering kali, penembusan ini menandakan akan terjadi pergerakan harga besar berikutnya.

Namun sama seperti indikator lainnya, Bollinger Bands tidak boleh digunakan sendirian. Kombinasikan dengan analisis price action atau indikator lain untuk meningkatkan akurasi sinyal.

Kenapa Swing Trading Begitu Diminati?

Setelah melihat bagaimana konsep dan alat bantu dalam swing trading, mungkin Anda bertanya-tanya, "Kenapa sih gaya trading ini begitu banyak diminati?"

Ada beberapa alasan logisnya:

  • Waktu Fleksibel: Swing trading tidak menuntut Anda untuk terus-menerus mantengin layar monitor seperti scalping atau day trading.

  • Rasio Risk/Reward Menarik: Karena menargetkan pergerakan harga yang lebih besar, potensi keuntungan per posisi juga lebih tinggi.

  • Stress Lebih Rendah: Dibandingkan dengan gaya trading cepat, swing trading lebih santai karena Anda tidak perlu membuat keputusan dalam hitungan detik.

  • Cocok untuk Part Timer: Bagi Anda yang punya kesibukan lain, swing trading bisa menjadi pilihan sempurna karena tidak terlalu memakan waktu.

Namun tentu saja, semua kelebihan ini tetap disertai dengan tantangan. Diperlukan kesabaran ekstra untuk menunggu sinyal yang valid, serta kemampuan mengelola emosi agar tidak tergoda keluar dari posisi terlalu cepat.

Baca juga: 10 Pair Forex Terbaik dan Stabil untuk Trader Pemula!

Pada akhirnya, baik Anda pemula maupun trader berpengalaman, memahami dan menguasai indikator-indikator seperti Moving Average, Stochastic Oscillator, dan Bollinger Bands bisa sangat membantu dalam perjalanan swing trading Anda. Namun jangan lupa, indikator hanyalah alat bantu. Keputusan trading tetap ada di tangan Anda, berdasarkan analisis menyeluruh dan manajemen risiko yang baik.

Kalau Anda ingin mulai trading dengan lebih nyaman dan aman, Dupoin bisa jadi pilihan terbaik. Sebagai broker resmi yang berlisensi OJK dan BAPPEBTI dan menggunakan akun terpisah untuk menjaga keamanan dana, Dupoin menawarkan berbagai kemudahan, termasuk welcome reward $30 (Rp 300,000) untuk pengguna baru. Nikmati juga eksekusi order yang cepat, spread kompetitif, dan dukungan profesional yang siap membantu kapan saja.

 

Mulailah trading sekarang di Dupoin #One-Stop Trading Platform! Download aplikasinya untuk mendapatkan update terbaru seputar dunia trading dan investasi. Dan jangan lupa untuk selalu membagikan konten ini ke sesama trader lainnya. Semoga bermanfaat!

Need Help?
Click Here