

Market Analysis

NEW YORK, KOMPAS.com - Harga emas dunia turun sekitar 3 persen pada akhir perdagangan Rabu (23/4/2025) waktu setempat atau Kamis (24/4/2025) pagi, semakin menjauh dari level psikologis 3.500 dollar AS per ons.
Harga emas merosot karena minat pasar terhadap aset berisiko meningkat setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan tidak berencana memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan mengisyaratkan kemajuan mengenai tarif dengan China.
Mengutip Reuters, harga emas di pasar spot turun 3 persen ke level 3.281,6 dollar AS per ons. Adapun emas sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa di 3.500,05 dollar AS per ons pada awal perdagangan Selasa.
Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange pada perdagangan kemarin ditutup meorost 3,7 persen ke level 3.294,10 dollar AS per ons.
Baca juga: Harga Emas Dunia Turun Usai Sentimen Damai Dagang AS-China Menguat
Sentimen di pasar keuangan membaik dan dollar AS bangkit usai Trump menarik kembali ancaman bakal memecat Jerome Powell setelah sempat berhari-hari mengkritik bank sentral karena tidak memangkas suku bunga.
Di sisi lain, Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengisyaratkan mencairnya ketegangan perdagangan antara AS dan China. Bessent mengatakan, ia yakin tarif yang tinggi antara kedua negara harus turun sebelum negosiasi perdagangan dapat dilanjutkan.
"Pasar mulai bergerak melewati gejolak perang tarif. Terjadi rotasi yang luas dari beberapa aset safe haven kembali mengejar beberapa nama tertentu seperti (saham) Apple, Tesla," kata Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.
Emas memang merupakan aset lindung nilai atau safe haven di saat terjadi gejolak perekonomian. Permintaan yang naik terhadap emas membuat harga logam kuning ini menguat.
Baca juga: Harga Emas Dunia Tembus Rekor Tertinggi, Sentuh 3.430 Dollar AS per Ons
Sejak awal 2025, harga emas sudah naik 26 persen didorong kondisi ketidakpastian politik dan keuangan global, pembelian bank sentral, ketakutan perang tarif, serta permintaan investasi yang kuat.
Namun, seiring meredanya gejolak di pasar keuangan, investor kini mulai mengalihkan dananya kembali ke aset berisiko seperti saham dan obligasi, membuat emas mengalami pelemahan.
Di sisi lain, indeks dollar AS juga meningkat dengan kemarin ditutup menguat hampir 1 persen, setelah selama beberapa hari mengalami penurunan.
Penguatan dollar AS itu membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sehingga mengurangi minat investor terhadap.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.