English
English
Tiếng Việt
ภาษาไทย
繁體中文
한국어
Bahasa Indonesia
Español
Português
zu-ZA
0

Market Analysis

Begini Prediksi Harga Emas Minggu Ini, Mending Jual atau Beli?
Bloomberg Technoz · 524.7K Views

Ilustrasi emas batangan. (Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga emas dunia naik pada perdagangan pekan lalu. Bagaimana prediksi harga sang logam mulia untuk minggu ini?

Pada Jumat (7/3/2025), harga emas dunia di pasar spot ditutup di US$ 2.911,61/troy ons. Menguat tipis 0,04% dibandingkan hari sebelumnya.

Sepanjang pekan lalu, harga emas membukukan kenaikan 1,91% secara point-to-point. Namun dalam sebulan terakhir, harga malah turun tipis 0,21%.

Meski demikian, emas masih jadi salah satu aset paling berkilau. Sepanjang 2025 (year-to-date), harga terdongkrak 10,94%. Selama setahun ke belakang, harga emas meroket 33,71%.

Lantas bagaimana perkiraan harga emas untuk minggu ini? Apakah bisa naik lagi atau malah terkoreksi?

Secara teknikal dengan perspektif mingguan (weekly time frame), emas masih bertahan di zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 68,79. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Sementara indikator Stochastic RSI ada di 65,16. Menghuni area beli (long) yang bahkan cukup kuat.

Akan tetapi, rasanya investor tetap perlu waspada. Sebab, bukan tidak mungkin harga emas akan mengalami koreksi. Maklum, kenaikannya sudah begitu tinggi sehingga mungkin butuh konsolidasi.

Ada risiko harga emas akan menguji target support US$ 2.890/troy ons yang merupakan Moving Average (MA) 5. Jika tertembus, maka MA-10 di US$ 2.805/troy ons bisa menjadi target selanjutnya.

Adapun potensi kenaikan harga emas sudah kian terbatas. Target resisten terdekat adalah US$ 2.921/troy ons. Penembusan di titik ini berpotensi mengerek harga ke arah US$ 2.932/troy ons.

Sentimen Penggerak Harga Emas

Dalam waktu dekat, ekspektasi akan pergerakan arah kebijakan moneter akan menjadi salah satu sentimen utama yang menggerakkan harga emas. Pelaku pasar akan memantau ketat perkembangan seputar arah kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve.

Dalam pidatonya di acara yang digelar University of Chicago Booth School of Business akhir pekan lalu, Gubernur The Fed Jerome ‘Jay’ Powell memberi kisi-kisi seputar arah kebijakan moneter ke depan. Menurut Powell, bank sentral belum perlu terburu-buru dalam mengubah suku bunga acuan.

“Meski terdapat peningkatan ketidakpastian, ekonomi AS tetap baik. Kami tidak perlu terburu-buru, bank sentral dalam posisi yang memadai untuk menunggu kepastian lebih lanjut,” tegas Powell, sebagaimana diwartakan Bloomberg News.

Begini Respons Powell Soal Wacana Pemecatan Oleh Trump (Bloomberg)

Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS, diakui Powell, memang menambah ketidakpastian. Trump kembali menggelorakan semangat America First dengan membebankan tarif bea masuk tinggi terhadap barang impor yang masuk ke Negeri Adidaya.

“Memang ada perkembangan terkini di sejumlah area, terutama kebijakan perdagangan. Ketidakpastian soal perubahan dan dampaknya akan tetap tinggi,” sambung Powell.

Emas adalah aset yang tidak memberikan imbal hasil (non-yielding asset). Memegang emas menjadi kurang menguntungkan saat suku bunga masih tinggi.

Sebaliknya, memegang emas menjadi lebih menguntungkan saat suku bunga turun. Sebab, penurunan suku bunga akan ikut menurunkan opportunity cost.

Need Help?
Click Here