

Market Analysis

(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas AS yang berakhir Kamis dinihari (6/2/2025) alami penurunan lanjutan yang cukup signifikan setelah laporan EIA terbaru.
Harga minyak WTI dan Brent anjlok ke posisi terendah dalam sebulan lebih setelah EIA laporkan persediaan minyak mentah AS yang lebih besar dari yang diharapkan.
Persediaan tersebut meningkat sebesar 8,664 juta barel minggu lalu, kenaikan terbesar dalam hampir satu tahun, melampaui perkiraan pasar sebesar 2,6 juta barel dan kenaikan 5,025 juta barel yang dilaporkan oleh API. Selain itu persediaan bensin juga meningkat, sementara sulingan menurun.
Ketegangan perdagangan antara AS dan China juga menambah tekanan, karena China membalas dengan tarif pada batu bara, LNG, dan minyak mentah Amerika, meningkatkan kekhawatiran tentang berkurangnya permintaan global.
Namun terdapat sentimen positif dari sanksi AS terhadap Iran yaitu adanya risiko pasokan,dimana Presiden Trump bertujuan untuk memangkas ekspor minyak Iran menjadi nol, yang berpotensi menghilangkan 1,5 juta barel per hari dari pasar.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Maret turun 1,99% menjadi $71,25 per barel.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent turun 1,90% menjadi $74,73 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya cenderung melemah, minyak WTI diperkirakan akan bergerak bertemu kisaran support di $70.55 – $68.80 dan kisaran resisten di $72.90 – $74.10 .