

Market Analysis

(Vibiznews – Commodity) – Harga minyak mentah acuan dunia di pasar komoditas internasional yang berakhir Kamis dinihari (12/12/2024) melompat cukup tinggi hingga naik 2% lebih.
Harga minyak WTI dan juga jenis Brent naik ke posisi tertinggi dalam 3 pekan lebih didorong oleh persetujuan Uni Eropa atas paket sanksi baru yang menargetkan aliran minyak Rusia, yang meningkatkan kekhawatiran pasokan.
Sanksi putaran ke-15 Uni Eropa terhadap Rusia bertujuan untuk meningkatkan tekanan atas tindakannya di Ukraina.
Namun, kenaikan tersebut diredam karena EIA AS melaporkan peningkatan yang lebih besar dari perkiraan dalam persediaan bensin dan sulingan, yang menandakan permintaan bahan bakar domestik yang lemah.
Menambah ketidakpastian pasar, OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak globalnya untuk tahun 2024 dan 2025 untuk bulan kelima berturut-turut, dengan alasan permintaan yang lemah di Tiongkok dan meningkatnya pasokan non-OPEC+.
Sebelumnya, OPEC+ menunda rencana untuk meningkatkan produksi, yang mencerminkan dinamika pasar yang hati-hati.
Namun pasar tetap optimis tentang rebound dalam permintaan minyak Tiongkok, didorong oleh rencana Beijing untuk menerapkan kebijakan moneter yang cukup longgar pada tahun 2025 untuk meningkatkan pertumbuhan ekonominya.
Harga Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak bulan Desember naik 2,48% menjadi $70,29 per barel.
Demikian untuk harga minyak mentah berjangka acuan jenis Brent naik 1,84% menjadi $73,52 per barel.
Untuk pergerakan harga minyak berikutnya cenderung kuat, minyak WTI diperkirakan akan bergerak menuju kisaran resisten di $74.40 – $80.10. Jika berbalik arah akan menuju kisaran support di $67.25 – $61.50.